MIRIP SINYAL GAWAI

Terbaru26 Dilihat

Pernahkan Anda sulit mendapatkan sinyal HP? Tentu jawabannya ya atau bahkan sering. Kenapa? Coba tanya ke kartunya! Karena tidak semua kartu HP lancar akses sinyalnya. Kerena sinyal tergantung daerahnya juga.

Kadang yang diburu bukan sinyalnya tapi murahnya. Karena dengan harga murah dapat paket data yang lumayan besar. Kenapa ya? Mungkin kantongnya lagi menyesuaikan. Biasa manusia! Emangnya kenapa?

Saya aja kalau membeli barang pingin murah dapat banyak. Itulah naruli wajar manusia. Apa yang enak hari ini langsung diambil tanpa pikir dampak jangka panjangnya.

Hidup ini memang dinamis. Tapi kedinamisan hidup karena mengimbangi perkembangan kebutuhan yang ada. Kadang kedinamisan hidup membuat manusia bisa semangat dan tidak. Tergantung gairah (mood) dan niat mengahadapi kedinamisan.

Inilah yang disebut mirip sinyal gawai. Kadang lancar dan kadang tidak. Tergantung daerah dan kartu gawai. Dan bahkan bisa nol sinyal sama sekali, yang membuat si empunya bingung karena yang diharapkan tidak datang-datang.

Awal Menulis Bu Rita

Bu Rita yang mempunyai nama lengkap Rita Wati,S.Kom Profil Terlahir dengan nama Rita Wati di Tanjung Pinang pada tanggal 24 September 1982 dari orang tua berdarah minang. Memiliki hobi membaca terkhusus buku-buku cerita sejak kecil.

Awal mula ia ingin menjadi penulis sudah terbesit sejak lama ketika Bu Rita menginjakkan kaki di Yogyakarta tahun 2001. Ketika itu teman sekosnya telah menjadi seorang penulis. Melihat beliau aktif menulis sudah terbesit keinginan ingin ikut-ikutan menulis. Akan tetapi ketika itu ia tidak tahu mau mulai dari mana, dan mau menulis apa. Karena kebersamaan Bu Rita dengan temannya cukup sebentar karena temannya memutuskan menikah muda, akhirnya keinginan tersebut dipendam.

Tahun 2005 kembali terbesit  lagi keinginan menulis karena saat Bu Rita kuliah saya sering di ajak menjaga stand bazar buku. Sambil menjaga stand sambil membaca buku sehingga keinginan untuk menulis bangkit kembali.

Saya mulai mencoba untuk menulis cerpen ala saya dan puncaknya ingin menulis novel hingga sudah di tulis sebanyak 80 halaman. Tapi… ada tapinya saat itu ia malu menunjukkan tulisan kepada orang lain.  Masa-masa kuliah temannya sering meminjam komputer. Sangking khawatirnya tulisan Bu Rita dibaca sama mereka akhirnya semua tulisan, ia beri password.

Begitulah ketidakpedeannya saat itu. Karena tidak pernah PD tulisan di baca oleh orang lain akhirnya ia menjudge diri sendiri bahwa ia tidak bakat menulis.

Bu Rita dengan Blognya

Bu Rita berprofesi sebagai guru di SMP Negeri 2 Mendoyo. Kab. Jembaran, Provinsi Bali, operator, writer, kurator dan blogger. Masa kecil hingga remaja Bu Rita habiskan di Tanjung Pinang Kepulauan Riau kemudian melanjutkan studi S1 di Yogyakarta. Pernah bekerja di Serang kemudian menikah dan kini menetap di Bali. Motto hidupnya adalah setelah kesulitan pasti ada kemudahan dan belajar sepanjang hayat.

Bu Rita bergabung di grup belajar menulis online pada gelombang 10. Peserta diwajibkan memiliki blog untuk memposting tulisannya. Bu Rita sebenarnya sudah lama memiliki blog sebelum bergabung dengan grup belajar menulis online bersama Om Jay.

Tahun 2005  blog juga sudah mulai booming, sebagai mahasiswa komputer saat itu Bu Rita juga memiliki keinginan untuk memiliki jejak digital. Akhirnya ia membuat blog masih banyak tapinya tahun itu kalau mau menggunakan internet masih harus ke warnet. Dan terjadilah blog yang ia buat untuk pertama dan terakhirnya karena malas ke warnet.

Saya juga sama dengan Bu Rita, maksudnya sebelum bergabung dengan grup belajar menulis online bersama Om Jay. Saya sudah mempunyai alamat blog. Waktu itu di sekolah saya ada pelatihan pembuatan blog.

Lama Bu Rita tidak pernah memikirkan blog dan menulis, karena sudah merasa tidak berbakat akhirnya 2011 ia kembali lagi membuat blog. Seperti keinginan semula ingin memiliki jejak digital. Bulan pertama ia bisa memposting 6 tulisan, bulan berikutnya semakin berkurang 3 tulisan semakin lama kembali blog ia abaikan.

Apa yang dilakukan Bu Rita terhadap blognya persis sinyal gawai. Saat menjadi mahasiswa tahun 2005 ia membuat blog, terus malas. Tahun 2011 ia membuat blog lagi dan diisi dengan 6 tulisan, dan diabaikan lagi. Waduh kasihan itu blog!

Tahun 2013 Kurikulum Baru di mana Mapel TIK dihapus. Sebagai guru TIK Bu Rita ikut galau sehingga ketika ada lomba English Essay  di UNDIKSHA dengan tema kurikulum 2013 ia ikut menulis essay walaupun kemampuan Bahasa Inggrisnya tidak seperti guru Bahasa Inggris, tapi ia PD aja yang terpenting pada saat itu ia bisa mengungkapkan uneg-unegnya jika Mapel TIK dihilangkan maka akibatnya siswa akan mengalami buta teknologi. Jika pun ada yang mampu menggunakan secara otodidak jumlahnya hanya terbatas.

Dalam lomba tersebut Bu Rita tidak menyangka menjadi finalis, dimana hampir semua peserta dari guru Bahasa Inggris. Itulah awal prestasi Bu Rita dalam menulis.

Akan tetapi lagi dan lagi itulah tulisan terakhir  Bu Rita hingga benar-benar vakum sampai pandemi datang. Ibarat kata Omjay blognya sudah penuh sarang laba-laba, ibarat rumah yang telah ditinggal hingga sekian lama.

Sama dengan blog saya yang dibuat tahun 2012 yang hanya memenuhi tugas pelatihan saja. Dan sampai tahun 2020 tidak pernah saya kunjungi. Om Jay bilang sudah penuh sarang laba-laba. Sudah hampir 8 tahun tidak saya kunjungi dan waktu ikut grup belajar menulis online saya lupa alamat blognya.

Cinta Lama Bersemi Kembali

Kalimat tersebut pas untuk mengungkapkan mood dan niat Bu Rita yang kembali harus bercengkerama dengan blog yang lama ditinggalkan. Bu Rita harus mengaktifkan kembali blog yang lama ditinggalkan.

Hikmah dari pandemi akhirnya tahun 2020 bulan April inilah awal keaktifan Bu Rita ngeblog. Ia mulai mengaktifkan blog untuk mengisi materi tapi hanya bertahan 3 postingan kembali penyakit malas menghantui.

Mulailah ia mengikuti webinar pada tanggal 27 April dan kebetulan acara di buka oleh Prof.Unifah Ketum PGRI pusat, dan menyampaikan jika ada pelatihan menulis pesertanya dari seluruh Indonesia dan menyinggung dari Provinsi Bali masih sedikit.

Saat itu ia mulai tertarik untuk join di group Belajar Menulis yang di pelopori oleh Omjay. Padahal selama gelombang 1-10 ia selalu mendapatkan link untuk join group menulis karena Omjay selalu mengeshare di Group Elearning Guru TIK Bali. Tapi Bu Rita baru bergabung di gelombang 10.

Saat bergabung Bu Rita sudah telat sehari. Ia masih bingung ini group pelatihan nya lewat WA, hanya membaca text , di siang hari pada saat bulan puasa. Sambil jalan melihat teman-teman memposting tulisan di group ia mulai mengerti jika setiap materi peserta harus meresume dan posting di blog masing-masing.

Alhamdulillah berkat belajar meresume di Kelas Belajar Menulis Bersama Omjay, Bu Rita menjadi aktif menulis resume walaupun bukan materi di kelas belajar sehingga hadiah buku,termos, souvenir lainnya mulai saya dapati di acara lain.

Sambil berjalan akhirnya hingga kini Bu Rita telah menerbitkan 2 buku solo, 1  calon buku duet bareng Prof Eko yang Alhamdulillah sudah di nyatakan di terima tanpa revisi oleh penerbit Andi. 5 buku antologi di mana 3 antologi saya menjadi kurator yaitu the meaningfull true stories, Senandung Guru Jilid 1 dan 2.

Kesimpulan

Pengalaman Bu Rita bisa menjadi pembelajaran buat kita. Apa itu? Jika kita sudah berniat untuk menulis, maka jangan sampai ditinggal begitu saja. Terus dan teruslah menulis. Jangan bingung dengan tema apa yang akan ditulis.

Anda akan menenukan suatu keajaiban dari aktivitas menulis yang telah dilakukan. Dan tidak ada penyesalan selagi yang ditulis tidak berbau sara, politik, atau apa saja yang membuat ketidakseimbangan sel syaraf.

Ingin tahu bukti keajiban menulis? Jangan mencoba, tapi langsung laksanakan. Laksanakan niat yang bagus untuk menulis. Berbagilah kepada orang lain tentang apa yang Anda rasakan. Berbagi dalam bentuk sebuah karya tulis. Selamat sukses selalu.

Jangan kayak sinyal gawai. Sinyal yang putus nyambung putus. Kasihan tuh niat yang bagus terus diputus begitu saja.

Tinggalkan Balasan