SEINDAH TAKDIR CINTA BAGIAN KE-12 KAGUM

COVER NOVEL JUMINAH

 

BAGIAN KE-12

KAGUM

Waktu seperti begitu cepat berjalan, suara azan memanggil para santri untuk ke majlis melaksanakan sembahyang asar, lalu setelahnya disambung dengan membaca Asma’u Suwar (daftar surah-surah  Al-Qur’an yang tertulis di halaman bagian terakhir dalam Al Qur’an). Selesai salat, kemudian mengkaji kitab kembali dengan kelas masing masing, juga pengajar atau ustaz-ustazahnya.

Kali ini, kelas 1 salafi belajar mengkaji kitab tafsir bersama Ustazah Wati. Example:فعل /fa’ala termasuk fiil madi, يفعل /yaf’ulu (fiil mudore), فعل /fa’lan (masdar), فهو فاعل /fahua fa’ilun (isim fa’il), وذاك مفعول/wadhaka maf’ulun (isim maf’ul), افعل/uf’ul (fiil amar), لا تفعل/la taf’ul (fi’il nahi), مفعل/maf’alun(isim zaman/isim makan)’ مفعل/mif’alun (isim alat).

Another example” contoh lain: ada juga kata kerja yang membutuhkan objek, biasanya kata kerja yang diawali “me”, polanya: fiil (predikat)+ fa’il (subjek)+ maf’ul bih (objek/korban). Contoh: fiil nya:   فتحfataha:membuka.. fa’il nya: موسىmusa (nama orang). maf’ul bih nya: بابا:baban:pintu.. فتح موسى باباmusa membuka pintu.

Hanya itu saja yang aku tuliskan contohnya. Karena, memang itu yang sangat selalu nempel di memory otakku. Heee…  Aku suka ketika pertama kalinya mendengarkan para santri beramai ramai menggema tasrifan. Indah dan membuat semangat. Setelah jam belajar tasrif  selesai, kembali kami di pandu bel untuk lanjut aktivitas.

Ada waktu hanya 2 jam kurang lebih untuk mandi dan makan sore. Selanjutnya sudah pasti ketika azan magrib  berkumandang, maka seluruh santriwan/santriwati harus bergegas ke majlis terkecuali yang berhalangan. Magrib  selesai, lanjut membaca Al-Qur’an  dengan pengajar masing-masing.

Alhamdulilah kalau membaca Al-Qur’an  aku sudah sering diajarkan terutama oleh ayah, juga aku pernah belajar kepada guru mengaji juga. Jadi, aku sudah tidak bengong lagi ketika Ustazah  menanyakan ini, apa hukumnya? Idhar itu apa artinya? Hurufnya ada berapa? Berikut pertanyaan lainnyaa. Alhamdulilah aku sudah tahu. Tapi mungkin hanya dasarnya saja.

Di pesantren ini, lebih diperjelas lagi secara detail. Bahkan nadhomnya pun beragam nada.  Rasa ingin tahuku dalam menggali sebuah ilmu menjadi besar. Jika mungkin dari sebagian pembaca bertanya, apa hukumnya belajar membaca Al-Qur’an dengan ilmu tajwid? Aku akan sedikit menjawab sesuai yang aku tahu.

“Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari ilmu tajwid itu adalah fardu kifayah. Tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca Al-Qur’an adalah fardu ain. Sebagai seorang muslim, kita pasti pernah mendengar suatu amalan yang dihukumi fardu ain dan fardu kifayah. Apa sebenarnya makna dari kedua hukum tersebut?

Pada dasarnya fardhu berasal dari bahasa arab yang memiliki makna sesuatu yang harus dikerjakan. Fardhu dibagi menjadi dua yaitu fardu ain dan fardu kifayah. Fardu ain merupakan kewajiban dari setiap orang muslim apabila ia telah memenuhi syarat yang telah ditentukan secara syari’at. Di antaranya baligh dan berakal. Sedangkan fardhu kifayah merupakan suatu amalan wajib yang dibebankan kepada umat islam tapi bisa diwakilkan. Maksudnya, jika amalan atau ibadah itu sudah ada yang mengerjakan meski hanya satu orang, maka gugurlah kewajiban orang lain untuk melakukan amalan tersebut. Itu berarti sangat pentingnya mempelajari ilmu tajwid,agar bisa membaca Al-Qur’an dengan benar.

Selesai dari belajar membaca Al-Qur’an  atau bahasa santri biasa menyebutnya (halaqoh). kami membaca do’a bersama sama.

اللهم الرحمنا بالقران  واجعله لنا اماما ونورا وهدا ورحمة. اللهم ذاكرنا منهما نسينا و علمنا منهما جهلنا. وارزقنا تلا وته. انا ءالىل واطراف النهار. واجعله لنا حجة ىا رب العالمىن.

“Allahummarhamna bil qur’an, waj alhulana imamawwanuro wahudawwarohmah. Allahumma dzakirna minhuma nasina wa allimna minhuma jahilna warzukna tila watahu. Ana allaili wa atrof annahar. Waj’alhulana hujjatan ya robbal alamin. Artinya: ya allah,rahmatilah kami dengan al qur’an. Jadikanlah qur’an bagi kami sebagai panutan, cahaya, petunjuk dan rahmat. Ya allah ingatkanlah kami akan ayat -ayat Al-Qur’an yang kami lupa. Ajarilah kami dari padanya yang kami belum tahu, karuniakanlah pada kami untuk bisa membaca Al-Qur’an di tengah malam dan siang hari. Jadikanlah Al-Qur’an bagi kami sebagai pedoman, wahai tuhan semesta alam.

Kami menutup Al-Qur’an masing masing dan menyimpannya kembali di lemari. Lalu bergegas menuju asrama dan segera berganti pakaian seragam karena malam ini akan diadakan acara muhadoroh akbar sekaligus pembukaan ekstra kurikuler. Mendengar namanya saja, aku masih sangat asing. Tapi ada rasa penasaran juga. Baru saja ada 10 menit selepas dari majlis’ langssung bel berbunyi kembali. Semua santri langsung sibuk merapihkan penampilannya masing-masing.

Bagi kami kalangan santri mungkin bisa dikatakan  “manusia bel” hehhehe…  Setelah tiba di ruangan,  sesuatu yang membuatku bertanya tanya karena kedaan seperti berbeda. Ada beberapa orang yang berpakaian beda dari yang lain. Terlihat sangat rapi dan mengapa  juga Ustaz Ustazah  berkumpul juga?  Ada 2 santri  maju, lalu mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebagai MC.

“Luar biasa duet MC. Kompak dan serasi.”

Aku kagum melihatnya. Lalu tiba pada saat nama yang disebutkan “Syifa Fadilah” guru soroganku ternyata” ucapku dalam hati.

“Waktu dan tempat kami persilakan,” ucap mc bersamaan.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.” Alhamdulillahi rabbil alamin wabihi nasta’in wa ala umuri dunya waddin. Assholatu wassalamu ala asrofil ambiya’i wal mursalin. Wa ala alihi wasohbihi ajma’in. Pertama tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur, dan seterusnya. Muqoddimah yang singkat, namun isinya yang bisa dibilang singkat, tapi jelas. Karena sampai detik ini tidak pernah saya lupakan, karena ini adalah isi pidato yang pertama kali saya dengar.

“Sahabat, menuntut ilmu itu merupakan kewajiban setiap muslim. Untuk menjadi hamba Allah yang bertaqwa, kita membutuhkan ilmu sebagai sarananya. Sebagaimana  Rasulullah saw. Menjelaskan bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap orang tanpa membedakan jenis kelamin, status sosial, maupun keadaan ekonominya. Kaya, miskin, laki-laki, perempuan, pemimpin, rakyat biasa, semua wajib menuntut ilmu.

طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة (رواه ابن ماجح)

Menuntut ilmu itu wajib atas setiap setiap muslim laki-laki dan perempuan (HR. Ibnu Majah nomor 224).

 

من خرج فى طلب العلم فهو فى سىل الله حتى ىرجع

Man khoroja fi tolabul ilmi fahua fu sabilillahi hatta yarji’a

Artinya: barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu. Maka ia ada di jalan Allah hingga ia kembali.

Sahabat semua, selain kita diwajibkan untuk menuntut ilmu, kita juga harus mau mengamalkannya dan berhati-hatilah dengan niat. Karena, “Rasulullah SAW mengingatkan:

Semua manusia itu akan celaka, kecuali yang berilmu. Orang yang berilmu juga akan celaka kecuali yang beramal. Orang yang beramal juga akan celaka, kecuali yang ikhlas. (al hadits). Karena itu, kedudukan niat sangat menentukan apakah amal itu akan punya makna atau malah sia-sia. Kebetulan niat lillahi ta’ala harus benar-benar dipupuk.

Sekian dan terimakasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.”

Pidato singkat Kak Syifa ini membuat aku seperti baru terbangun dari tidur. Jujur, baru pertama kali aku mendengarkan pidato ini, aku sudah kagum dan jatuh cinta pada isi pidato ini. Singkat tapi membuat aku menjadi ingin lebih tahu, ingin mencoba. Bahkan kontan aku punya tekad, dan yakin suatu saat aku  bisa berdiri di depan orang banyak dan bisa berpidato seperti Kak  Syifa ini.

BERSAMBUNG ***

Tinggalkan Balasan