Pagi itu, lantunan ayat demi ayat saling sahut menyahut antar siswa dan juga antar kelas. Para siswa dengan semangat nderes bacaan Al-Qur’an, baik yang telah disetorkan kepada gurunya, ataupun yang akan disetorkan ke gurunya. Di antara mereka juga ada juga siswa yang mengerutkan dahinya sambil matanya terpejam seraya mengingat-ingat ayat yang telah dihafalnya barusan. Ada juga yang khusyu’ merendahkan pandangannya sambil setor di hadapan gurunya. Ada yang setor hafalan bil ghoib, dan juga setor bacaan bin nadzor. Seraya tangannya menggenggam karena gemes serta berharap agar bacaannya bagus dan bisa lanjut pada ayat-ayat di bawahnya.
Betapa bahagianya para orang tua yang memiliki putra-putri pinter membaca Al-Qur’an, bisa hafal Al-Qur’an, juga pinter keilmuan keagamaan yang akan menjadi pegangan hidupnya kelak, sesuai visi pendidikan Rasulullah Saw yaitu terciptanya kedamaian dan keselamatan di dunia dan akhirat. Itulah barangkali yang diharapkan dari para orang tua yang kemudian memasukkan putra-putrinya di sekolah berbasis agama. Tentu mereka berharap anaknya kelak akan menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki akhlak yang mulia.
Pemandangan yang sama seperti di atas juga hadir di kelas-kelas sebelahnya. Di sebuah ruangan yang ketika diisi 20 siswa sudah berdesak-desakan ini, ada dua guru yang fokus duduk di bangkunya seraya menyimak lantunan ayat-ayat yang dibacakan oleh anak didiknya. Sesekali, guru membetulkan bacaan siswa yang ada di hadapannya, baik dari segi tajwid ataupun makhorijul hurufnya. Sesekali pula, guru memandang siswa yang lain agar tetap fokus pada tugasnya, yakni membaca dan menghafal Al-Qur’an. Meskipun ruang kelas ini hanya ukuran 18 meter persegi, namun hal itu tidak menyurutkan semangat para pejuang pendidikan serta anak-anak pejuang mahkota untuk belajar mengaji di SD Plus Tahfizhul Quran (PTQ) Annida.
Sambil menengadahkan tangan ke atas, di hari Jumat yang mulia ini, kita sama-sama berharap dan berdo’a semoga dari kelas minimalis ini bisa melahirkan putra-putri generasi penerus bangsa yang hafidz-hafidzah, memiliki budi pekerti luhur, memiliki jiwa semangat yang tinggi, dan menjadi orang yang memiliki integritas baik.
Alhamdulillah, semakin tahun, kepercayaan masyarakat meningkat. Hal ini bisa dilihat dari grafik penerimaan siswa baru yang menunjukkan peningkatan. Dampaknya, di tengah lokasi yang minimalis, para pejuang mahkota ini kurang memiliki area gerak yang cukup. Oleh karenanya, dari pihak pengelola pendidikan saat ini mengupayakan pengembangan dengan cara pembebasan lahan.
Ibarat gayung bersambut, alhamdulillah, ada orang yang menawarkan lahan dimana lokasinya tidak jauh dari sekolah ini. Dengan lokasi strategis yakni 200 meter dari sekolah lama dan juga 200 dari jalan raya, serta harga yang tidak cukup mahal yakni 400rb/meter, serta luasnya lahan yang cukup yakni 4.137 meter persegi, kami rasa lahan tersebut cocok untuk pengembangan. Dan tentu, dalam hal ini, kami tidak bisa berjalan sendiri untuk pembebasan tanah. Kami sangat membutuhkan kontribusi dan sumbangsih dari para dermawan semua yang peduli akan pendidikan. Kontribusi dan sumbangsih yang diberikan bisa berupa doa, pemikiran, dan tentu dana infaq jariyah guna pembebasan lahan ini.
Bagi yang ingin membantu program pembebasan tanah ini bisa menyalurkan donasi melalui rekening Bank BRI dengan nomor :
3787-01-037928-53-3
atas nama Yayasan Annida Salatiga
Atau juga bisa klik di