- Guru yang sederhana dan jujur
Guru akan berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan peserta didik di ruang kelas. Maka kegiatan belajar akan berjalan lancer apabila sudah terjalin hubungan sosial yang harmonis antara kedua belah pihak. Guru adalah seseorang yang mengajar didepan kelas. Gerak-gerik guru menjadi pusat perhatian peserta didik. Apabila perilaku guru menampakkan kekayaan dan kesombongan maka peserta didik akan enggan untuk lebih akrab dengan gurunya. Namun apabila kederhanaan yang ditampilkan maka akan membuat peserta didik menjadi lebih dekat. Guru yang sederhana adalah guru yang ditunggu kehadirannya dijaman sekarang ini, dimana kekayaan kadang menjadi parameternya. Kesederhanaan hendaknya senantiasa ditunjukkan oleh para guru. Dahulu kala para guru sejati hidup dalam kesederhanaan. Kemewahan harta dunia atau materi lainnya sering dihilangkan dalam kehidupan mereka. Kemewahan dan kemegahan duniawi, bagi guru sejati adalah penghalang bagi datangnya ilmu sejati sekaligus kesempurnaan. Maka para guru sekarang juga harus membudayakan kesederhanaan itu dalam penampilan dan sendi kehidupan lainnya. Kesederhanaan itu tidak identik dengan kemiskinan seseorang yang berpenampilan sederhana bukan berarti yang bersangkutan tidak memiliki harta benda. Maka ketika guru berpenampilan sederhana itu bukan berarti guru yang bersangkutan miskin. Secara singkat sederhana itu artinya mampu mengaktualisasi secara efektif dan efisien tidak nampak kemewahan dalam penampilannya sehingga akan mendekatkan dengan para peserta didiknya. Kesederhanaan guru dapat dilihat dari indikator yang pertama yaitu bersahaja. Kedua tidak bermewah-mewahan baik penampilan maupun model hidupnya. Ketiga tidak berlebihan dalam mempergunakan apa saja . Keempat tepat guna artinya memanfaatkan segala sesuatu secara tepat dan memiliki kegunaan atau kontribusi positif.
Seorang guru harus memberikan menjadi teladan dan memberikan nasehat kepada peserta didik bahwa peserta didik harus menjadi orang yang jujur. Hiduplah dengan jujur. Misalnya seorang guru sudah berpesan agar peserta didiknya jujur dalam menempuh ujian sekolah. Jangan demi nilai yang tinggi harus menghalalkan segala cara untuk mencontek. Dengan nasehat dari guru tersebut maka peserta didik akan mengikuti bila dia mengetahui bahwa gurunya adalah seorang guru yang jujur.
Dalam situasi lain seorang guru diuji dengan kejujurannya saat ditanya tentang suatu ilmu oleh para peserta didik yang tidak dia ketahui jawabannya. Karena gengsi dicap tidak tahu, ada guru yang terpaksa berbohong. Dia tetap memberikan jawaban atas pertanyaan peserta didik tanpa didasari ilmu. Hal ini tidak bisa dibenarkan. Jawaban guru bisa menimbulkan kekeliruan pemahaman kepada para peserta didik. Suatu saat para peserta didik mengetahui kesalahan guru tersebut. Maka guru tersebut akan dicap guru yang berbohong kepada peserta didik. Akhirnya tidak mempercayai lagi ilmu yang disampaikan oleh guru mereka.
Semua karakter yang dimiliki guru seperti yang sudah dibahas sebelumnya seakan tak akan berguna apabila guru tersebut tidak jujur. Maka guru yang jujur merupakan guru yang didambakan oleh peserta didik. Seorang guru yang jujur akan selalu menjadi teladan peserta didiknya. Sifat jujur adalah sifat yang seharusnya melekat dan selalu ada pada seorang pengajar. Jika sifat itu hilang maka dia akan kehilangan kepercayaan peserta didik akan ilmunya dan pengetahuan-pengetahuan yang disampaikan kepada mereka. Karena peserta didik pada umumnya akan menerima setiap apa yang dikatakan oleh gurunya. Maka jika peserta didik menemukan kedustaan pada gurunya disebagian perkara, hal ini otomatis akan membias kepadanya, menjadikan jatuh dihadapan peserta didiknya.
Seorang guru juga harus memberikan arahan kepada peserta didiknya bahwa sikap jujur akan menghantarkan pelakunya menuju kebaikan dan nantinya membawa ke surga-Nya. Kejujuran seorang pengajar akan menanamkan rasa percaya peserta didik kepadanya dan kepada perkataannya serta menghormatinya. Seorang guru akan memberikan materi pelajaran dimana peserta didik akan mengikuti dengan seksama karena mengetahui gurunya adalah seorang yang jujur. Kejujuran seorang pengajar akan terlihat pada konsekuensi-konsekuensi tanggung jawab yang dipikul diatas pundaknya, yang mana mentransfer pengetahuan lengkap beserta hakikat dan pengetahuan yang dikandungnya kepada para generasi penerus.
Jika seseorang guru tidak mempunyai karakter jujur pada dirinya maka dia akan mentransfer ilmu penengetahuan dengan serba kurang dan tidak lengkap. Halikat dan pengetahuan yang tidak sesuai dengan bentuk yang seharusnya dia transfer. Apabila peserta didik terbiasa menerima sikap tidak baik dari sang guru, barangkali guru sudah merasa menganggapnya bagus maka dia termasuk orang yang menzalimi orang lain. Hal ini perbuatan yang berbahaya bagi peserta didik dan masyarakat sekitarnya.
Guru yang berkata “aku tidak tahu” bukanlah sebuah aib. Jika guru memang tidak mengetahui ilmu dan jujur mengakui hal ini tak menunjukan kekurangan ilmunya tapi justru menunjukkan kesempurnaan ilmunya. Guru seperti ini bisa mencegah kesesatan ilmu karena ucapannya tak berdasarkan pemahaman ilmu yang dimilikinya. Ilmu yang kita miliki hanyalah sebatas tepian lautan dan takpernah sampai lautannya. Semakin kita banyak mencari ilmu maka semakin kita ini mengetahui kekurangan kita. Maka tak ada seorangpun yang bisa menguasai seluruh ilm kecuai atas izin-Nya. Semoga dengan kejujuran kita sebagai guru yang berterus terang mengatakan aku tidak tahu karena memang tidak tahu kepada peserta didik akan membuat kita menjadi guru yang dirindukan oleh peserta didik kita.
Lomba Blog Bulan Februari
Menulis Blog Jadi Buku
Tulisan hari ke 25
Penulis Agung Pramono