Sepenggal Kisah Mahasiswa Baru (2k21)

“Prioritas utama pemerintah adalah untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi COVID-19,” jelas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam taklimat media Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, di Jakarta, Jumat (07/08). Dengan ini  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).

Hal ini membuat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kampus ditiadakan terlebih dahulu untuk mengurangi kontak dan mengurangi kerumunan massa (Social and Physical Distancing) pada masa pandemi Covid-19. Semua kegiatan belajar mengajar dikampus dan kegiatan lain yang sejenis diupayakan untuk tetap berjalan dengan melakukan berbagai penyesuaian, salah satunya dengan mengganti metode belajar yang awalnya tatap muka semua diubah dilakukan secara online.

Disini, aku akan menceritakan suka duka ketika menjadi mahasiswi baru yang melakukan kuliah secara online. Aisya, itulah namaku. Aku adalah salah satu anggota dari keluarga besar Akademi  Keperawatan Polri Jakarta Timur. Senang sekali mempunyai banyak teman yang memprioritaskan rasa kekeluargaan, kakak tingkat yang selalu memberi arahan dan bimbingan, serta dosen pembimbing yang memberikan semua ilmu dan materi dengan menghidupkan suasana kegiatan kuliah online agar menyenangkan dan tidak membosankan.

Kegiatan belajar mengajar secara online berjalan dengan lancar meskipun sedikit ada kendala pada jaringan. Tapi, itu tidak membuatku patah semangat. Terkait dengan materi topic yang akan aku bahas kali ini mengenai salah satu mata kuliah yaitu kewarganegaraan dan pancasila yang dibimbing oleh Pak Thamrin.

Bapak Thamrin Dahlan sebagai dosen pembimbing mata kuliah ini. Beliau adalah seorang penulis dan pendiri sekaligus ketua dari Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). 31 karya tulisnya telah diterbitkan, ‘Prabowo Presidenku’ adalah salah satu karya buku terlaris yang paling diminati oleh masyarakat.

Sesuai dengan mata ajarnya, beliau sangat baik dan ramah. Beliau tidak hanya mengajarkan pada materi itu saja, tapi lingkupnya sangat luas. Takk hanya itu saja beliau mengajarkan  pendidikan karakter dengan menerapkan sistem pola berpikir kritis.

Singkat cerita, pada beberapa pertemuan terakhir ini pak Thamrin menugaskan kita untuk membuat cerita cita-cita. aku dan teman-temanku sangat antusias dalam tugas ini. Beliau juga ingin ada perwakilan beberapa dari siswanya untuk menampilkan hasil tugasnya.

Waktu untuk menampilkan hasil pekerjaan sudah tiba.  Satu persatu mulai membacakan kisahnya. Suasana yang semula riang dan ceria berubah menjadi tegang. Tangis haru mendominan saat kisah dibacakan. Sedih, kecewa, gelisah, bimbang, dan penyesalan bercampur menjadi satu didalam kisah cerita kami. Cerita yang dibacakan mampu membuat pendengar merasakan alur dan suasana yang dialami pembaca. Karena mereka juga merasakan bahkan pernah mengalaminya.

Paparan diatas adalah gambaran sepenggal cerita cita-cita dari aku dan teman temanku. Banyak rintangan, banyak pula ujiannya. Usaha, tekad, dan doa akan membawa kita menuju masa depan.  Dan inilah akhirnya, kita dipertemukan di Akademi Keperawatan Polri dengan tujuan yang sama. Yaitu menjadi seorang perawat yang mempunyai attitude baik dan bertanggung jawab.

Apakah kalian tahu? Hasil dari tugas yang diberikan oleh Bapak Thamrin mengenai cita-cita. ada sebuah poster yang berisi tentang lomba membaca cerpen dengan tema bebas. Ya benar aku dan teman-temanku turut berpartisipasi dalam lomba tersebut.

Seluruh teman-temanku berbondong-bondong untuk menampilakan yang terbaik dalam lomba baca cerpen tersebut. Bapak Thamrin selaku dosen pembimbing, beliau mengapresiasi semangat dari mahasiswanya. Beliau juga turut berpartisipasi dalam lomba tersebut. Dan ya, kita semua menunggu dari hasil akhir siapa pemenangnya.

Kalah ataupun menang itu sebenarnya sama saja, yang terpenting kita sudah menampilkan yang terbaik. Kita tetap harus semangat dan berusaha keras lagi. Ingatlah bahwa usaha tidak akan menghianati hasil.

Oh iya, aku akan menyampaikan sebuah harapan pada tulisan ini. Aku berharap semoga pandemi cepat mereda. Aku ingin sekali merasakan suasana kehidupan dikampus. Bukan hanya aku saja bukan yang mengharapkan ini? Aku yakin semua mahasiswa baru ditengah pandemic ini ingin merasakan hiruk pikuk kehidupan dikampus.

Selain itu, aku juga berharap bisa bertemu dan mengenal orang-orang baru secara langsung, mendapat teman baru, merasakan sensasi berada di wilayah kampus mengenakan seragam atau baju kasual, dan masih banyak lainnya. Tetapi, tidak semua harapan dapat terealisasikann.

Dibulan terakhir tahun 2021 ini, aku akan berdoa agar pandemi segera berakhir. Berharap ditahun baru 2022 harapan yang aku inginkan terwujud. Bertemu dengan teman-teman, bercanda ria, dan menikmati kehidupan dikampus. Semoga harapan kita sebagai mahasiswa  ditahun 2022 dapat terealisasikan.

Tinggalkan Balasan