GURU MENULIS
Dari ratusan cover buku yang saya desain adalah pesanan guru-guru, dan itu dengan berbagai ragam tulisan. Mulai dari yang berisi motivasi menulis, antologi puisi, antologi kisah inspiratif, juga ada karya novel. Saya bisa membayangkan betapa di tengah kesibukan mengajar mereka masih meluangkan waktu untuk menulis.
Gerakan mengembangkan literasi dikalangan guru ini adalah sesuatu yang positif, di tengah rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Indonesia berada diperingkat 62 dari 70 negara dalam hal literasi, jelas ini sesuatu yang membuat kita miris.
Ada satu pertanyaan dalam benak saya, apakah seluruh guru Indonesia menjadikan menulis sebagai sebuah budaya? Atau hanya segelintir guru yang aktif menulis? Saya belum tahu jawabannya. Apakah ini hanya dilingkungan guru? Apakah para dosen juga aktif menulis? Apakah para mahasiswa juga ikut berpartisipasi dalam mengembangkan literasi Indonesia? Wallahu alam.
Dunia Akademik harusnya juga bersinggungan dengan kegiatan menulis, dengan menulis maka akan aktif juga untuk membaca. Menulis tanpa membaca seperti makan tapi kurang gizi, apa yang dituliskan pun kekurangan referensi, sehingga cakupan wawasan tentang apa yang dituliskan akan terasa kurang bagi pembaca.
Saya teringat zaman saya masih di sekolah dasar, sebelum pulang kerumah selalu mampir ke kios buku yang ada di dekat sekolahan, hanya sekadar untuk membaca komik-komik HC Andersen, juga komik karya komikus Indonesia.
Begitu mudahnya untuk sekadar mendapatkan tempat membaca. Di rumah kadang-kadang nimbrung bacaan komik yang dibaca ayah saya, sehingga aktivitas membaca itu menjadi suatu kebiasaan.
Sekarang pun seharusnya akses untuk membaca itu lebih mudah, karena banyak sekali sumber bacaan bermanfaat yang bisa didapatkan secara digital. Persoalannya kalau tidak punya minat membaca hal-hal yang bermanfaat, tetap saja hal yang mudah itu tidak dimanfaatkan.
Dengan smartphone ditangan kita lebih senang menikmati fake news ketimbamg informasi yang mencerahkan. Padahal informasi tersebut bisa jadi inspirasi untuk dituliskan. Biasanya orang-orang yang aktif membaca, maka akan kaya informasi, dengan pengayaan informasi maka akan mudah untuk menulis.
Sekali lagi, saya sangat mengapresiasi gerakan litersi yang dilakukan oleh para guru, karena gerakan itu akan menularkan hal yang positif bagi murid-muridnya. Dengan demikian apa yang dilakukan para guru, akan diteladani oleh para muridnya, terlebih lagi jika mereka tahu manfaatnya menulis.
Ajinatha