Doa Nabi Daud yang Harus Diamalkan

Humaniora, YPTD72 Dilihat

#kMAC 7
#Jumat Mubarok
#KMAC 39

Oleh: Sri Sugiastuti

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu untuk selalu cinta kepada-Mu, mencintai orang yang selalu mencintai-Mu, dan amal yang dapat menyampaikanku untuk mencintai-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta kepada-Mu melebihi cintaku terhadap diriku sendiri, keluarga, dan udara yang dingin).
 (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Ada 3 permohonan Nabi Daud yang wajib kita contoh. Mengapa?

Bila direnungkan, dijalani, dan tak bosan memohon kepada-Nya, insyaallah hati, pikiran dan perbuatan akan seiring sejalan. Kita akan bahagia dunia akhirat bersama yang kita cintai.

Dalam hati pun bertanya dan berupaya. Bagaimana supaya selalu jatuh cinta pada Allah. Rindu terus kepada-Nya. Pikiran dan hatinya selalu ingin membuat senang Allah. Setia lahir batin. Selalu dekat dgn Allah. Orang Jawa bilang harus “kulino” mengingat-Nya dengan berzikir.

Pak Ustadz meyakinkan bahwa jatuh cinta kepada Allah tidak akan bertepuk sebelah tangan. Ingat lah kalau bahasa hati tidak akan berdusta. Renungkan juga bila Allah itu mudah mengampuni. Jutru kadang Manusia yang sulit mengampuni. Yakini juga bila hidup jauh dari Allah hati tak akan tenang. Mencari kebahagiaan di dunia dan akhirat harus penuh semangat. Ingat lah bahwa kebahagiaan itu tidak bisa dibeli.

Kita bisa cermati dari Firman Allah ;
“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).(QS.Maryam:96)
Ini bisa sebagai bagian dari pemicu agar selalu mengerjakan kebajikan.

Bila seseorang berhasil mencintai Allah SWT, maka dia akan merasakan kelezatan ibadah yang sangat luar biasa, karena ibadah yang dia kerjakan bukan hanya sekadar melepas kewajiban, akan tetapi dia beribadah karena kerinduan untuk melaksanakan ibadah tersebut.

Bagaimana agar bisa Istikamah selalu mencintai Allah? Beberapa amalan ini sebaiknya kita kerjakan.

Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan tentang mahabbatullah ‘cinta kepada Allah’, beliau menyebutkan bahwa mahabbatullah adalah hakikat daripada keikhlasan.
Maka, ketika seseorang telah ikhlas kepada Allah.SWT, maka dia tidak lagi peduli dengan orang lain, terlepas dari keinginan duniawinya, karena yang dia fokuskan hanyalah bagaimana agar dia bisa beribadah dengan ibadah yang dicintai oleh Allah SWT dan agar bagaimana dia dicintai oleh Allah SWT.

Ada tiga amalan ibadah hati yang bisa kita amalkan.ibadah khauf, raja’, dan mahabah kepada Allah SWT.
Ada tiga ibadah hati yang disebut oleh para ulama sebagai rukun ibadah hati. Tiga ibadah hati tersebut adalah Al-Khauf ‘rasa takut kepada Allah’, Ar-Raja ‘berharap kepada Allah’, dan Al-Mahabbah ‘rasa cinta kepada Allah’. Ketiga ibadah hati ini merupakan ibadah yang agung.

1.Ibadah hati Khauf
Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan dia Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas . Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90).
Intinya, Allah SWT memuji orang-orang yang menggabungkan antara takut dan berharap dalam ibadahnya. 

2. Ibadah hati Raja
Tentunya, kita pun bisa melakukan demikian. Misalnya, ketika kita salat dan berdoa, maka kita khawatir salat dan doa kita tidak diterima oleh Allah SWT, namun di sisi lain kita juga berharap agar salat dan doa kita diterima. Demikian pula ketika berhaji, kita bisa berharap sebesar-besarnya kepada Allah SWT agar haji kita diterima, namun di sisi lain juga ada kekhawatiran bahwa jangan sampai ibadah haji kita tidak mabrur. Ini adalah di antara bentuk ibadah, yaitu apabila seseorang bisa menggabungkan dalam ibadahnya rasa khauf dan raja’.

3.Ibadah hati Mahabah
Kita bisa memasukkan di dalam hati kita mahabah, rasa cinta kepada Allah SWT tatkala beribadah kepada-Nya. Jika kita telah menghadirkan rasa cinta kepada Allah SWT, maka akan ada kelezatan yang akan kita rasakan tatkala kita beribadah kepada-kepada beda melaksanakan salat berjamaah karena rasa takut dan harap dengan orang yang pergi ke masjid dengan rasa cinta. Orang yang pergi ke masjid untuk salat berjamaah karena rasa takut dan harap itu bagus, hanya seakan-akan masih ada beban pada dirinya dalam melaksanakan salat tersebut. Berbeda dengan orang yang salat di masjid karena cinta, mereka tidak memiliki beban untuk ke masjid, yang ada hanyalah kerinduan untuk sujud, kerinduan untuk bermunajat kepada Rabbul ‘alamin. Artinya, orang yang memiliki rasa cinta kepada Allah, yang dia rasakan untuk menampilkannya berbeda dengan orang yang tidak memiliki rasa mahabah tersebut.

Sesungguhnya, banyak sekali yang Allah SWT sebutkan di dalam Al-Qur’an tentang sifat cinta-Nya kepada hamba-hamba-Nya. 

Di antaranya seperti firman Allah
“ Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar .” (QS. Ali-‘Imran: 146)

Ingatlah Frman Allah
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Renungkan firman Allah
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)

Firman Allah yang berikut;

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 4)

Orang yang bertakwa kepada Allah SWT, baik ketika sendirian maupun di hadapan banyak orang, maka dia tentu akan dicintai oleh Allah SWT
Demikian pula banyak disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabda-sabdanya bahwa Allah SWT mencintai hamba-hamba-Nya. Banyak sekali hadis-hadis yang menyebutkan bahwasanya apabila seseorang melakukan suatu amalan, maka dia akan dicintai oleh Allah SWT.

# catatanreligi
#amalandoanabidaud
#ibadahhati
#ikhtiar menggapai rida Allah

Surakarta Hadiningrat 17 Februari 2023.

Tinggalkan Balasan

1 komentar