Puisi 14: Menggunting Malam Mengurai Benang Rindu
Kunikmati bisik lembut angin malam, menyapa ramah di sudut hati
Menahan rindu terpasung pada palung, begitu menyiksa tiada henti
Kehadiranmu malam ini, melebur semua duka tersimpan begitu rapi
Luas membentang asa penuh harap, akan cintamu yang abadi
Pendar gita meremang syahdu, menghias indah kerlip cinta kita
Menerangi gelap sudut hati, yang tertutup kabut sejuta tanya
Telah sirna berganti bahagia rindu terpaut antara diriku dan dirimu
Berdua kita menguliti malam senyap dalam balutan cumbu rayu
Rangkaian bunga persembahanku di hari istimewamu waktu itu
Masih tertata rapi, tetap segar harum mewangi di hatiku
Meski sekian purnama kau pergi tanpa kata meninggalkan diriku
Namun kerinduan di hati terpupuk subur, tak akan pernah layu
Keindahan bibir merahmu, terus menari-nari menggoda jiwa
Meluruhkan seluruh tanya, tenggelam dalam netra tanpa kata
Hadirmu adalah lentera bagiku, mengusir gelap yang menjelaga
Denting gawai malam kita, merdu terdengar bagai nada cinta kita
Desir angin malam, bagai bisik manjamu begitu menerjang
Mengajak berlari melepas jejak rindu tertahan tak menghilang
Indah garis lengkung bibir merahmu mengusir ragu membayang
Bersama kita melumat malam dalam kehangatan membentang
Cahaya gita tersenyum lembut, menyetubuhi gulita
Meleburkan seluruh duka dalam gelak canda mesra
Menggunting malam mengurai benang rindu tanpa batas
Membiarkan luapan rindu terus mengalir begitu deras
@senimelipatluka, 21 Juni 2024