Epic?, Masyarakat Indonesia Termalas Jalan Kaki di Dunia

Terbaru77 Dilihat

Beberapa hari yang lalu, sebuah lembaga survei mengungkapkan fakta bahwa Indonesia adalah negara yang warganya paling malas berjalan kaki. Indonesia menempati urutan pertama, disusul Arab Saudi, Malaysia, dan Filipina. Menurut survei Stanford University, Amerika Serikat, masyarakat Indonesia rata-rata hanya berjalan kaki sebanyak 3.513 langkah setiap hari.

Sementara itu, negara yang warganya paling rajin berjalan kaki adalah Hongkong, dengan 6.880 langkah setiap hari. Urutan berikutnya adalah China (6.189 langkah), Ukraina (6.107 langkah), dan Jepang (6.010 langkah). Jalan kaki sebenarnya aktifitas yang paling ringan, murah, dan praktis, namun ternyata sulit untuk direalisasikan. Selain mudah dilakukan, jalan kaki juga sangat berkaitan dengan kesehatan tubuh.

Dari berbagai literatur, berikut ini adalah manfaat jalan kaki:

  1. Mencegah diabetes

Berjalan kaki sekitar 6 km per jam dapat mengurangi berkembangnya penyakit diabetes. Jika melakukan olahraga rutin dengan menggerakkan badan (brisk walking), maka gula darah dapat terkontrol.

  1. Menambah kekuatan otot

Jika seseorang berjalan kaki sebanyak 10.000 langkah setiap hari, dapat menguatkan otot. Berbagai upaya dilakukan untuk menguatkan otot, misalnya senam, lari, dan sebagainya. Maka untuk aktivitas jalan kaki, resiko untuk cedera sangat kecil, sehingga menjadi pilihan terbaik bagi yang ingin menghindari resiko.

  1. Mencegah penyakit jantung

Dengan jalan kaki, dapat menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol dalam tubuh. Selain itu juga dapat memperlancar sirkulasi darah, sehingga tubuh terasa lebih ringan dan nyaman.

  1. Memperbaiki pencernaan

Berjalan kaki selama 30 menit per hari bisa mengurangi risiko kanker usus. Saat berjalan kaki, badan kita ikut bergerak melancarkan gerak peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih lancar. Jika buang air besar lancar, maka resiko kanker usus lebih kecil.

  1. Menenangkan pikiran

Bagi yang sedang galau, maka perbanyaklah jalan kaki. Sebab, jalan kaki dapat menenangkan pikiran, karena dapat memperbaiki suasana hati. Terlebih jika kita berjalan kaki bersama pasangan halal, maka banyak hal yang dapat dikomunikasikan secara santai, tanpa kuatir didengar oleh orang lain.

Sebenarnya, masih banyak lagi manfaat jalan kaki, namun jika kita hanya fokus pada hal tersebut, saya khawatir anda akan berpikir bahwa saya berubah profesi. Kembali ke awal tulisan ini, kok bisa ya masyarakat Indonesia meraih peringkat “Termalas jalan kaki?”.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi masyarakat kita hingga sampai pada fakta malas jalan kaki. Mari kita perhatikan jika ada kegiatan pelatihan yang dilaksanakan di gedung-gedung dengan fasilitas lift. Pada jam istirahat atau ketika kegiatan berakhir, peserta bersiap-siap menuju kamar masing-masing, maka terjadilah antrean di depan lift. Mereka rela berdesakan demi naik lift, padahal ada tangga yang dapat digunakan. Ini hanya contoh kecil bahwa masyarakat kita enggan untuk berjalan kaki.

Disamping itu, masyarakat kita terbiasa dengan segala hal yang praktis. Seolah terbebas dari masa-masa penuh beban, hingga terjadi euphoria dengan kemajuan teknologi yang memudahkan segala pekerjaan. Jika kita bercermin pada suku Baduy, yang mampu berjalan kaki sejauh 160 KM Rangkasbitung-Petir-Serang, demi merayakan tradisi “Upacara Seba”. Maka, berlakukah pepatah alah bisa karena biasa.

Berjalan kaki sejauh ratusan KM dapat dilakoni suku Baduy karena mereka terbiasa berjalan kaki, bahkan mampu berjalan dalam kegelapan, dinihari tanpa penerangan. Barangkali, itulah penyebabnya maka suku Baduy memiliki tubuh yang kekar, sehat, dan kuat. Anda mau sehat? jalan kaki yuk.

Salam literasi dari bumi Kualuh, basimpul kuat babontuk elok.

 

Tinggalkan Balasan