Pamer di Medsos, Boleh Tidak Ya?

Terbaru74 Dilihat

KMAB_2

Beberapa hari ini, Sang Penulis Idola (SPI) memosting tentang salah satu perilaku netizen, pamer di media sosial. Awalnya, SPI menyampaikannya dengan bahasa (yang menurut saya) netral, tidak memojokkan, hanya memberi rambu-rambu, sampai batas mana yang disebut dengan pamer. Namun, apa yang terjadi?, Sebagian netizen mengamuk, bahkan membully dengan kalimat yang kurang pantas.

Kenapa ada netizen yang sampai mengamuk?. Setelah ditelisik, ternyata netizen tersebut tidak terima disebut pamer. Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari pembenaran bahwa apa yang dilakukan tidak merugikan orang lain, apalagi SPI. Sebagian lagi menganggap SPI terlalu nyinyir, bahkan sampai lontarkan senjata pamungkas, “Iri, bilang bos!”.

Yuk kita simak arti kata pamer. Pamer adalah menunjukkan sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau keunggulan untuk menyombongkan diri, (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sehingga, dapat kita yakini, bahwa pamer adalah perilaku yang kurang baik, karena dapat menimbulkan reaksi negatif bagi yang sebagian orang.

Jika misalnya kita memosting di akun medsos bahwa Indeks Prestasi (IP) cuma empat, cuma Cumlaude, serta cuma-cuma lainnya. Kemungkinan besar netizen akan menganggap kita sombong, pamer, dan merendahkan yang lainnya, sebab IP 4 itu sudah maksimal. Saya tidak ingin menggurui pembaca (netizen) perihal ciri-ciri pamer, tanya saja nurani, pantaskah kita posting sesuatu itu?.

Salah satu karunia terbesar dalam menjalani kehidupan adalah sahabat yang bersedia mengingatkan kelalaian serta kelemahan kita. Buat saya, tak layak disebut sahabat jika dia tidak mau memberitahu kekurangan saya. Sahabat sejati adalah seseorang yang berani berucap bahwa saya tidak cocok mengenakan pakaian berwarna mencolok (ini pengalaman pribadi). Tentu, sudut pandang dia berbeda dengan saya, ketika ingin mencoba tampil mengenakan warna yang lebih ngejreng yang ternyata malah norak dimatanya.

Bagaimana saya menyikapinya?, rasa syukur yang mendalam karena masih ada yang bicara jujur apa adanya. Demikian halnya ketika SPI tadi berulang kali memosting tentang perilaku pamer di medsos (SPI memiliki follower tujuh juta orang). Tentu SPI ingin memberi edukasi kepada masyarakat, bahwa perlu pengekangan diri untuk menghindari perilaku pamer. Saya yakin, tujuan SPI murni ingin menjembatani komunikasi antar generasi, agar perilaku buruk tersebut tidak menjadi budaya baru bagi bangsa kita.

Salah satu kalimat SPI yang paling menohok adalah bahwa orang yang suka pamer itu sebenarnya tidak bahagia, maka dia haus pujian, ingin disanjung. Yakinlah, bahwa dengan semakin banyak melakukan perilaku pamer, hati semakin nelangsa ketika sedikit yang komen. Dan jangan dulu berbangga diri ketika banyak yang komen, malah di engkol pula (istilah Medan, yang artinya kita disanjung setinggi langit, padahal kenyataannya masih berpijak di bumi).

Kemarin, ada sahabat yang memberi komentar pada repost saya di medsos. Beliau bertanya, apakah posting berulang-ulang tentang produk yang dijual merupakan perilaku pamer?. Saya jawab tidak, itu bagian dari promosi, sebab beliau telah memproduksi batako varian baru, dengan berbagai warna. Terkadang, ada saja netizen yang julid (pinjam istilah nih), posting barang yang baru diproduksi disebut pamer, wajar saja toh, karena beliau jualan. Untuk hal seperti ini, abaikan saja, tidak usah berkecil hati.

Anda masih ingin pamer?, berhentilah. Masih banyak kegiatan lain yang dapat kita lakukan yang lebih bermanfaat bagi semesta. Manfaatkan kesempatan dan ilmu yang kita miliki untuk mengedukasi bangsa, sebab ilmu jika dibagi-bagi akan bertambah.

Sebagai tambahan, jika sudah mampu membunuh virus pamer dalam diri kita, maka hindari juga postingan yang justru bermakna berbeda. Misalnya nih, memosting gambar jeruk dan salak pemberian orang lain, dengan caption “terimakasih untuk oleh-olehnya, maaf tidak sebut nama, sebab ada hati yang harus dijaga”.

Salam literasi dari bumi Kualuh, basimpul kuat, babontuk elok.

Karena Menulis Aku Bahagia_2 YPTD

 

Tinggalkan Balasan