Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM
“Saya kok sulit sekali menulis, ya?” begitu bunyi sebuah pertanyaan yang kerap saya dengar terlontar dari orang-orang yang berbeda, pun pada kesempatan yang tak saling bertemu satu sama lain. Pertanyaan ini tentu bagi mereka-mereka yang mengalaminya akan menjadi suatu kondisi yang “mengganggu”, bahkan bisa menjadi sangat-sangat mengganggu!
Masalahnya tentu tidak bisa dikatakan sepele lagi manakala pertanyaan ini dikaitkan dengan sebuah karya tulis ilmiah yang terdiri dari beberapa puluh halaman sekaligus. Sebagian dari mereka mungkin sudah berusaha mengatasi kegalauan yang dialaminya dengan jalan membaca banyak buku panduan tentang menulis. Namun ternyata usaha tersebut belum membuahkan hasil yang diharap-harapkan selama ini.
Kemampuan Membaca Cepat
Sebagian penulis tentu sudah memahami kenyataan bahwa kemampuan dirinya dalam hal membaca cepat akan sangat mendukung aktivitas menulis yang mereka hidupi. Membaca cepat terkadang masih salah dipahami sebagai aktivitas membaca sepintas saja tanpa perlu memahami esensi sebuah artikel atau buku.
Jika kita membaca cepat dengan pemahaman demikian, sudah dapat dipastikan bahwa hasil yang kita peroleh pun tidak akan terlampau memadai untuk mendukung tulisan-tulisan yang akan kita buat setelahnya.
Banyak tips yang ditawarkan kepada mereka-mereka yang ingin mempunyai kemampuan membaca cepat yang baik. Dan dari berbagai macam tips tersebut, seseorang perlu melakukan latihan secara terus-menerus dan membiasakan diri agar kemampuan membaca cepat ini dapat segera dikuasai.
Masalah akan muncul jika kita tidak pernah serius untuk berlatih membaca cepat. Apalagi jika kita melakukannya secara iseng-iseng saja, namun mempunyai mimpi besar dan ekspektasi terlalu tinggi tentangnya.
Untuk dapat mempraktikkan “membaca cepat” dengan baik, kita harus mempunyai tujuan yang jelas berkaitan dengan aktivitas membaca yang kita lakukan. Jika tujuan ini masih samar-samar, maka akan sangat mempengaruhi praktik membaca cepat yang kita lakukan.
Setelah tujuan kita tentukan, maka kita bisa memulai aktivitas membaca cepat kita. Tangkaplah setiap kalimat pokok dari setiap paragraf yang kita baca. Biasanya kalimat pokok terletak di awal paragraf atau di bagian akhir paragraf. Ketika kita baru mulai berlatih untuk membaca cepat, maka akan terasa sulit dengan banyak tantangan di dalamnya. Tak jarang di masa-masa latihan awal ini sebagian orang memilih untuk mundur, lalu menghentikan niatnya. Hingga akhirnya kemampuan membaca cepat ini pun tak akan pernah kita kuasai selamanya.
Hal penting lainnya yang bisa kita lakukan adalah membiasakan diri untuk membuat catatan sederhana atau ringkasan dari bahan-bahan bacaan yang sudah kita baca habis. Kemampuan membuat catatan ini pun perlu diasah, karena memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi. Jika konsentrasi kita terpecah atau terputus di tengah jalan, maka hasil catatan yang kita buat tidak maksimal; bahkan tidak menutup kemungkinan catatan yang kita susun tidak lengkap.
Baca Kembali Catatan Sebelum Menulis
Dari hasil membaca beberapa catatan yang berhasil kita kumpulkan dari “membaca cepat” beberapa artikel atau buku dalam waktu yang relatif singkat atau secara maraton; maka kita sudah mempunyai sumber bahan tulisan yang cukup.
Catatan-catatan tersebut dapat dikembangkan dan dihubungkan satu sama lain; sehingga kemudian akan dihasilkan sebuah atau beberapa buah tulisan sekaligus. Bahkan jika catatan yang kita hasilkan cukup banyak; maka tidak mustahil nantinya akan terkumpul menjadi sebuah buku.
Kualitas catatan yang berhasil kita torehkan akan sangat bergantung kepada kualitas membaca cepat yang kita jalani sebelumnya. Untuk itu pembiasaan diri agar dapat membaca cepat dengan baik perlu kita lakukan secara tekun berkelanjutan.
Ketekunan dan keberlanjutan ini perlu kita garis bawahi jika kita memang berniat sejak awal untuk menjadi seorang penulis yang dapat secara terus-menerus berkarya. Sebab menjamin keberlangsungan aktivitas menulis ini bisa terbilang tak semudah membalikkan telapak tangan, pun tak sesederhana teori-teori yang disampaikan oleh banyak orang.
Marilah kita berlatih untuk membaca cepat, agar kita dapat segera menulis dengan cepat!
Banjarmasin, 25 Februari 2021
Selamat Malam Pak Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MMA. Artikel menarik. ASpakah sudah tergabung di WAG YPTD, Seandainya belum Hubungi saya di 08159932527 untuk bergabung di WAG Terbitkan Buku Gratis. .
Salam literasi
YPTD
Siap Bapak Thamrin Dahlan, saya belum bergabung dengan WAG YPTD, jadi mohon diijinkan untuk bergabung. Saya sebenarnya mengikuti Lomba Blog PGRI Bulan Februari 2021 melalui informasi yang disampaikan oleh Om Jay melalui Grup Menulis dan Grup Sahabat Om Jay. Sejak tanggal 1 Februari 2021 saya sudah mengikuti kontes ini, beberapa tulisan memang agak terlambat saya posting karena kesibukan pekerjaan dan tugas mengasuh bayi yang masih kecil. Namun saya bertekad untuk menyelesaikan target 28 tulisan selama bulan Februari ini. Terima kasih Bapak Thamrin Dahlan atas perhatian, bantuan, dan kerjasamanya yang baik. Salam hormat dari Kota Seribu Sungai untuk Bapak sekeluarga.