Foto penulis (sumber: dokumen pribadi) dan Ki Hajar Dewantara (sumber: Buku Ki Hajar Dewantara)
Di zaman dahulu
Guru selalu identik dengan akronim
“Digugu dan ditiru”
Digugu karena segala petuah guru,
patut diyakini sepenuh hati oleh murid-muridnya
Ditiru karena segala sepak terjang guru,
adalah model apik
yang pantas dicontoh murid-muridnya
Figur guru terus berjalan di antara zaman
Ketika perubahan terjadi,
ketika kemajuan berlangsung di sana-sini
sebagai hasil “riset dan teknologi”
Ketika tuntutan diberikan,
Apakah seorang guru tetap mampu:
“Menjadi diri sendiri untuk dirinya dan murid-muridnya?”
Seorang murid mungkin ada yang berkata:
“Guruku galak!”
Seorang murid lainnya berpendapat:
“Tugas-tugas dari guruku selalu menumpuk!”
Dan murid yang lain pun bergumam
dan target-target ditetapkan
dalam kedongkolan hatinya:
“Guruku tak pernah mau tahu, ini zaman pandemi,
tapi konsep sekolah tatap muka yang kami jalani!”
Sebuah refleksi bagi setiap guru,
manakala Hari Pendidikan Nasional
kembali diperingati
Sebab di hari ini, Bapak Pendidikan Nasional lahir
Dialah Ki Hajar Dewantara:
yang begitu terkenal dengan “Taman Siswa-nya”
yang terkenal dengan 3 semboyan digdaya-nya
“Ing ngarsa sung tuladha
Ing madya mangun karsa
Tutwuri handayani”
Di tahun kedua pandemi ini,
sebuah pertanyaan kecil boleh kita suarakan di hati
Bagi kita yang memilih profesi mulia
menjadi guru pendidikan anak bangsa:
“Apakah filosofi sederhana yang selalu identik
dengan ungkapan guru adalah pribadi yang pantas
digugu dan ditiru sudah ada dalam diri kita masing-masing?”
Jika sampai detik ini kita masih suka marah-marah di kelas,
apa yang hendak ditiru oleh murid-murid kita?
Jika sampai detik ini kita kadang kala tak sengaja
masih melakukan perundungan terhadap murid kita,
bukanlah justru kita memberikan contoh yang tercela?
Menjadi guru memang seharusnya menjadikan kita
sebagai guru menjadi pribadi yang layak digugu dan ditiru!
Tapi apakah semua itu sudah terwujud
pada diri kita masing-masing?
Hanya kita yang mampu menjawabnya
Hanya kita yang mampu mempertahankan
idealisme guru sebagai pribadi yang patut
digugu dan ditiru hingga akhir masa!
Salam takzim dari kota seribu sungai.
Banjarmasin, 2 Mei 2021
Pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2021:
“Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar”
Sudah pernah tayang di Kompasiana di alamat: