Lima jam lagi,
di ufuk timur
di arah suara musik mengalun
Cahaya itu sudah siap menyambut,
sinarnya sudah sedia menggelayut
di pelupuk matamu nan sendu.
Lima jam lagi,
saat langit biru mulai bersolek
saat angin subuh terengkuh
Semburat jingga telah menggugah
garis-garisnya rela menempuh
jalan penuh harapan yang pasti terengkuh.
Lima jam lagi,
berkaca rindu melukis kejora
berkaca wajah pada polesan rautmu
Lambaian tangan selaksa arah
hadir merunut hidup
mimpi-mimpi yang harus kembali berdegup.
Lima jam lagi,
kumenantikanmu di sini
kumenantikanmu merapal mantra yang sama
Ayunan gemulai semangat merekah
kembali menyusun kisah diri
wujudkan makna tentramkan nurani
Lima jam lagi,
saatnya kuberseru sendiri
bagimu yang menantikanku di sini:
“Selamat, matahari terbit!”
Banjarmasin, 26 Mei 2020
Sudah pernah tayang di Kompasiana di alamat:
https://www.kompasiana.com/agus-puguh-santosa/5ecc012b097f3634601c5143/puisi-selamat-matahari-terbit