“Sebaik-baik sahabat adalah yang menunjukkan kepada kebaikan.” (pepatah Arab)
Hari ini saya sangat bersyukur. Di pagi hari, saya berdiskusi dengan Ibu Hj. Dian Rahmawati, S.Pd., M.M. Beliau adalah teman saya di Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 3. Kami bertemu karena sama-sama menjadi pengajar praktik di Kabupaten Subang.
Selama menjalani tugas sebagai PP, saya memang belum pernah secara khusus satu kelas kecil dengan beliau. Tapi, satu dua kali melihat beliau dalam kelas besar (Lokakarya 7 dan 9) atau pada kegiatan penyegaran PP di Yogyakarta, atau di luar PGP, membuat saya kagum pada beliau.
Dari cara bicara saja, sudah tampak beliau memiliki wawasan yang luas. Sudah banyak makan asam garam kehidupan. Memiliki jam terbang yang tinggi dalam dunia pendidikan. Maka pantas bila beliau kini menjadi kepala sekolah di SMAN 2 Cibarusah, Bekasi.
Di sekolahnya yang baru pun, beliau membuat inovasi-inovasi baru yang sangat membangun. Semangatnya luar biasa. Bahkan menular pada kami yang masih anak kemarin sore.
“Titip jaga integritas, ya …”
Saat diskusi, beliau menitip pesan kepada saya. Beliau sampai mengulang beberapa kali agar saya menjaga integritas. Wah, mendengar “integritas” saja, saya sudah merinding. Satu kata yang pada praktiknya butuh kekuatan yang besar. Bukan sekedar karena faktor eksternal, melainkan karena harus melawan diri sendiri agar tetap menjadi pribadi yang memiliki integritas.
Dari laman Pusat Edukasi Antikorupsi KPK (aclc.kpk.go.id), sebetulnya banyak arti integritas dari berbagai pakar. Kita sebagai individu bahkan boleh memiliki definisi integritas masing-masing. Namun, jika melihat kamus kompetensi perilaku KPK, integritas didefinisikan sebagai bertindak secara konsisten antara apa yang dikatakan dengan tingkah lakunya sesuai nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pribadi).
Lengkapnya bisa disimak pada infografis berikut:
Saya sungguh senang bisa mendapatkan nasihat dari Bu Dian. Senang ketika beliau mau berbagi pengalamannya. Guru terbaik. Ini adalah bekal yang sangat berarti bagi saya terutama dalam meniti karir sebagai pendidik.
Saya harus mampu melawan ego. Kembali mempertanyakan apa tujuan saya ketika akan mengikuti atau memilih terlibat dalam suatu program. Harus kuat melawan godaan yang bersifat duniawi.
“Kelimuan tinggi, pengalaman banyak, jam terbang kadang membiuskan kita menjadi ‘ingin semuanya’. Nitip, jaga integritas minimal yang bisa kita lakukan untuk diri kita. Memang berat jika sudah berhadapan dengan sistem. Tapi, ketika kita ikhtiar minimal untuk diri sendiri, menahan untuk bisa sejalan dengan norma, insya Allah kita akan terlatih (menjadi pribadi yang integral-red).” – Dian
Ya Allah, terima kasih telah mempertemukan hamba dengan beliau.
Bu Hj., semoga sehat selalu dan penuh berkah. Terima kasih atas nasihat berharga serta sharing pengalamannya. Barakallah … barakallah … barakallah.