Nama : Ellen Marchelia Putri
Nim: 21014
Tingkat : 1.A
Mata Kuliah : Kewarganegaraan
SUKA DUKA BELAJAR DARING DI MASA PANDEMI COVID-19
Sekolah dan universitas saat ini akan kembali ke pembelajaran online pada tahun ajaran 2021/2022. Rumor beredar bahwa akan ada tatap muka terbatas tahun ini. Namun, pembelajaran tetap dilakukan secara online karena pandemi belum berakhir. Dan lebih parahnya angka covid-19 semakin melambung tinggi atau lebih banyak yang tertular oleh virus covid-19 ini.
Sedih bukan? Tentu saja, saya pribadi juga merasakan hal yang sama. Tapi mau bagaimana lagi, kondisi saat ini belum memungkinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Menjaga kesehatan dan keselamatan di masa Pandemi merupakan hal terpenting yang harus dilakukan untuk saat ini.
Banyak juga yang mengatakan bahwa pembelajaran online kurang efektif. Baik dosen dan mahasiswa menghadapi tantangan mereka sendiri ketika terlibat dalam pembelajaran online. Pembelajaran online juga menghadirkan tantangan unik bagi para dosen atau guru.
Dosen atau guru harus kreatif menerapkan metode pengajaran yang cocok untuk digunakan selama pandemi covid-19 ini. Menurut saya pribadi, pembelajaran online di masa pandemi ini memberikan dampak positif dan negatif baik bagi dosen maupun mahasiswa.
Dampak Positif
Dampak Positif Pertama, dosen dan mahasiswa mendapatkan ide dan pengetahuan baru tentang cara menggunakan aplikasi yang digunakan untuk pembelajaran online. Sejujurnya, saya tidak tahu apa itu Zoom dan Google Meet pada awalnya. Bahkan saat itu saya tidak mengerti cara menggunakannya.
Sedikit cerita, pertama kali saya menggunakan Zoom, saya tidak bisa mendengar dosen atau teman-teman saya karena suara tersebut tidak keluar. Pada saat itu, saya sangat bingung sehingga saya masih tidak tahu materi apa yang di jelaskan oleh dosen sampai akhir kelas.
Sejak saat itu, saya mencoba mempelajari aplikasi Zoom dan pada pertemuan berikutnya, Alhamdulillah saya sudah mulai memahaminya dan saya baru tau bahwa aplikasi Zoom dan Google Meet digunakan untuk rapat online dan dapat menampung lebih dari 100 peserta, jadi jangan khawatir jika kalian memiliki terlalu banyak peserta atau anggota.
Kedua, aplikasi Zoom dan Google meet membuat saya semakin lebih dekat dengan keluarga saya. Kegiatan sekolah di rumah mendekatkan mahasiswa dan orang tua. Orang tua tahu apa yang dilakukan anak-anak mereka di sekolah. Orang tua juga dapat mendampingi anaknya dalam proses pembelajaran online.
Dampak Negatif
Dampak negatif pertama adalah siswa yang tidak memiliki smartphone atau laptop mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran online. Hal ini dikarenakan semua serba online seperti, penjelasan materi, tugas-tugas, diskusi dengan teman, dan ulangan.
Selain itu, siswa yang bertempat tinggal di daerah yang sulit dalam menjangkau sinyal juga tidak bisa mengikuti pembelajaran secara lancar. Akibatnya, mahasiswa kurang bisa menangkap materi pembelajaran dengan baik. Sinyal yang tidak lancar juga menyebabkan siswa kesulitan dalam pengumpulan tugas, seperti saat ulangan yang memang harus selesai saat itu juga.
Kedua, kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan ada beberapa dosen hanya memberikan tugas dan materi tanpa penjelasan. Akibatnya, mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas, yang berujung pada nilai kelulusan. Kurangnya interaksi juga membuat siswa kurang aktif dan dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan.
Ketiga, banyaknya pemberian tugas yang terlalu banyak menyebabkan siswa kurang bisa mengatur waktu mereka untuk belajar. Sehingga setiap harinya mereka akan disibukkan dengan tugas-tugas yang menumpuk.
Berdoalah semoga agar kita dapat mengambil pelajaran dari krisis COVID-19 yang melanda negara kita. Sebagai generasi penerus dari bangsa, kita harus tetap memprioritaskan pendidikan. Menurut saya pandemi saat ini bukanlah halangan bagi kita untuk tetap berkarya dan berprestasi.