Perjalanan Ghaib Setelah Datang Kematian

Ramadhan20 Dilihat

Perjalanan kita di belantara kehidupan ini akan berakhir pada kematian. Momen yang pasti akan terjadi bagi siapapun mahluk yang hidup. Kematian adalah pintu masuk menuju kehidupan yang kekal.

Saat Ramadan ini adalah momen yang baik untuk merenungkan tentang kematian. Seorang hamba yang cerdas adalah hamba yang selalu ingat pada kematian. Bukankah kita semua pasti akan mengalaminya?

Ya benar tidak ada kepastian dalam hidup ini selain dari kematian yang pasti akan hadir di depan kita. Kapanpun, di manapun dan kepada siapapun, Malaikat Izrail pasti akan menyapa kita.

Berbicara tentang  kematian maka kita akan berhadapan dengan Alam Kubur. Rasulullah SAW berpesan seperti riwayat sebuah Haditsnya bahwa kita harus berlindung kepada Allah dari adzab kubur.

Rasulullah SAW memiliki alasan sangat kuat dengan pesan Beliau kepada umatnya. Karena Alam Kubur atau Alam Barzah adalah pintu masuk menuju Alam akhirat yang kekal.

Di Alam Barzah ini semua perbuatan manusia harus mereka pertanggung jawabkan di hadapan Allah. Betapa pentingnya kita berlindung kepada Allah dari adzab kubur. Bahkan hingga tiga kali Beliau menyampaikan pesan tersebut kepada kita.

Dalam sebuah Hadits, Rasulullah SAW menyampaikan nasihat dan penjelasan di hadapan para sahabatnya. Hadits ini shahih dengan Riwayat Abu Dawud, Al Hakim, Ath-Thayalisi dan Ahmad.

Beliau menjelaskan tentang langkah-langkah seorang hamba sejak datangnya kematian hingga dia masuk ke dalam liang lahat.

Ketika semua keluarga dan teman-temannya pergi meninggalkannya sendiri di kuburan tersebut, maka tinggalah dia menyendiri.

Apa yang kemudian terjadi kepadanya?

Rasulullah SAW menjelaskan kepada para sahabat bahwa manusia dalam keadaan seperti itu terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok orang-orang beriman dan orang-orang kafir.

Nasib dua kelompok ini sangat berbeda ketika mereka masuk ke Alam Barzah. Orang-orang beriman akan mendapatkan kebahagiaan sedangkan orang-orang kafir merasakan penderitaan.

Bagi orang-orang beriman pada momen tersebut, maka turun kepada mereka Malaikat Ar-Rahman dari langit. Mereka turun dengan wajah ramah dan pakaian yang bagus.

Wajah malaikat ini putih bersih cerah seakan bagaikan matahari baru terbit. Ada di tangannya kafan-kafan dari surga yang dengannya ruh itu dikafani.

Malaikat itu juga membawa parfum-parfum dari surga yang dengannya akan memberikan aroma wangi bagi ruh-ruh yang beruntung tersebut.

Kemudian datanglah malaikat maut menyapa ruh-ruh itu sambil berkata, wahai jiwa yang bagus keluarlah meuju Rahmat dan Keridhoan Allah.

Maka ruh-ruh bahagia itu keluarlah dari jasad sebagaimana aliran air yang jernih dan bersih bak mengalir dari mulut ke kantong air. Maka saat itu semua malaikat yang ada di antara langit dan bumi menyambut ruh-ruh bahagia tersebut.

Berbeda dengan ruh orang-orang beriman, ruh orang-orang kafir harus menghadapi para malaikat yang menurut padangan mereka menampakkan wajah-wajah seram.

Saat itu ruh-ruh mereka sangat terkejut sehingga bercerai berai dalam tubuh mereka karena berupaya melarikan diri untuk bersembunyi.

Ketika itulah malaikat maut mencabut nyawa hamba yang malang ini dengan kasar. Izrail mencabut ruh yang buruk itu bagaikan mencabut besi pemanggang daging  yang bercabang-cabang, maka terputuslah urat-urat dan syaraf yang meyakitkan.

Semua malaikat di bumi dan langit melaknatnya. Pintu langitpun tertutup untuk ruh yang buruk ini. Kemudian ruh yang buruk itu dilemparkan dan dicampakkan dari langit karena dia tidak berham menerima kemuliaan dari Allah.

Sungguh sangat tragis nasib para ruh-ruh yang buruk. Mereka yang tidak taat kepada setiap perintah Allah dan tidak taat kepada setiap larangan Allah.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk kepada hamba-hambaNya yang selalu taat dan berserah diri kepadaNya. Aamiin.

Salam bahagia @hensa.

Bandung 28 Maret 2023.

Tinggalkan Balasan