Sampah, Satu Tindakan Nyata Lebih Berharga dari Sejuta Kata

Humaniora, Terbaru, YPTD226 Dilihat

Tentang sampah, selalu menjadi masalah klasik yang selalu hadir di sekitar kita. Rasanya tidak ada satu haripun pembicaraan bagi para pencinta lingkungan yang sepi dari berita sampah.

Banyak sudah diskusi dan perdebatan dilakukan. Begitu juga banyak sudah regulasi dilahirkan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah sebagai instrumen penanganan sampah.

Namun semuanya hanya menghasilkan kumpulan kertas kerja yang tetap saja tidak banyak manfaatnya bagi masyarakat.Butuh kerja sama antara pemangku kepentingan dan masyarakat untuk mendapatkan solusi cerdas menangani sampah.

Menyimak berdasarkan sebuah sumber data dari situs Citarumharum.jabarprov.go.id (22/4/25), menyebutkan bahwa Kota Bandung tercatat menghasilkan 1.600 ton sampah per hari.

Ini adalah sebuah angka yang harus dicarikan solusinya karena penampungan terakhir kapasitasnya terbatas.

Melihat besarnya angka tersebut, saat ini Pemkot Bandung berupaya untuk mengurangi beban sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

Salah satu caranya dengan menyelesaikan masalah tersebut secara holistik sehingga mengurangi beban TPA, misalnya melalui program Kawasan Bebas Sampah (KBS).

Program KBS yang sudah dicapai menunjukkan bahwa dari total 1.597 RW di Kota Bandung, Kawasan Bebas Sampah (KBS) baru terlaksana sebanyak 414 RW.

Sementara itu sejauh ini Pemkot Bandung menargetkan jumlah sebanyak 750 menjalankan KBS pada akhir 2025. Semua kegiatan program KBS melibatkan dari kegiatan kader-kader PKK setempat sehingga penanganan sampah sudah dimulai dari level keluarga.

Bagaimana dengan kondisi sampah di Kabupaten Bandung dengan jumlah penduduk sebanyak 3,72 juta jiwa ini? Sampah yang dihasilkan mencapai angka sebesar 1.300 ton per hari.

Jumlah sampah yang juga sangat serius untuk bisa ditangani dengan baik. Beberapa waktu lalu ada program penanganan sampah oleh Sektor VII Satgas Citarum Harum yang bekerjasama dengan lembaga non pemerintah.

Mereka melakukan inovasi dalam pengolahan sampah dengan membuat tempat pengolahan sampah standar yang bisa mengolah sampah dalam satu jam sebanyak satu ton sampah.

Alat pengolahan sampah tersebut adalah Motah singkatan dari Mesin Olah Runtah Siliwangi. Alat tersebut merupakan inovasi dari kinerja Tim Satgas Citarum Harum yang diuji cobakan di setiap desa dan kelurahan.

Jika semua target dari program-program tersebut bisa dicapai, maka tidak akan terjadi lagi penumpukkan sampah di sembarang tempat.

Mungkin saat ini bagi para pemerhati lingkungan, hanya perlu satu tindakan nyata. Hal itu jauh lebih berharga daripada rangkaian kalimat dengan sejuta kata, tapi tidak pernah berwujud nyata. 

Kondisi sungai yang penuh dengan sampah seperti digambarkan dalam video di atas, ada kabar menggembirakan karena saat ini sudah tidak lagi penuh sampah.

Sungai tersebut kini terlihat bersih dan rapi. Hal itu berkat peran serta kelompok pecinta lingkungan yang memberikan edukasi dalam aksi nyata kepada masyarakat. Aksi-aksi nyata tersebut harus dilakukan terencana dan kontinyu.

Sebuah aksi yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang aktif sebagai pecinta lingkungan telah menjadikan sungai ini kembali jernih bebas dari sampah yang bertebaran.

Semoga aksi ini bisa diikuti oleh anggota masyarakat lainnya. Salam lestari ramah lingkungan.

Salam Lestari @hensa17.

Tinggalkan Balasan