Novel : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (21)

KMAB, Novel39 Dilihat

Ilustrasi cover novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Foto by Ajinatha). 

Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren ini ditulis khusus dalam rangka mengikuti program KMAB yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022. 

BACA JUGA : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (1) 

Episode 21. 

Mikayla Angela adalah gadis yang memiliki kecantikan khas. Wajah oval dengan sepasang mata indah yang sorotnya tajam.

Hidung bangir dan bibir ranum itu ramah dengan tersenyum sehingga membuat aku terpana.

Aku begitu lama terpesona di hadapan Mikayala ketika kami berjumpa pada sebuah Café di Jalan Riau itu.

“Mas Hen! Kok melamun?”

“Eh iya ya.” Kataku gugup. Melihat aku gugup Kayla hanya tertawa kecil.

“Oh iya tadi malam ada Om Leo dan Tante datang ke rumah. Banyak ngobrol dengan Beliau. Aku juga cerita tentang Mas Hendar.” Ujar Kayla.

Om Leonardo adalah adik kandung dari Ibunya Mikayla. Om Leo adalah seorang militer yang pernah bertugas sebagai Atase Militer Indonesia di Lebanon.

Sekarang beliau sudah kembali ke Indonesia. Om Leo ini yang menjadi penengah sejak Mikayla memutuskan hubungan dengan keluarganya di Medan.

“Bagaimana perkembangan kasus Bos Enzo di Bareskrim?”

“Bagiku sudah tidak lagi dihubungi Kepolisian mungkin keterangan sudah cukup. Tapi aku masih ada rasa khawatir dengan ancaman mantan penghubungku di Kampus.” Kata Mikayla mulai serius.

Aku jadi teringat omongan Arga yang menurutnya harus berhati-hati dengan orang yang selama ini menjadi penghubung Mikayla di Kampus.

“Dia namanya Omen, anak mahasiswa Kimia juga. Dua hari yang lalu dia mengancamku jika berani membuka rahasianya.” Jelas Kayla.

“Kamu harus berfikir tenang Kayla. Walaupun ancaman itu juga tetap harus diwaspadai.”

“Iya Mas. Tetapi ada yang membuat aku lebih khawatir. Omen sekarang sudah tahu kalau Mas Hendar dekat denganku. Aku takut terjadi apa-apa denganmu.”Kata Mikayla memandangku dengan wajah penuh dengan kecemasan.

Sorot matanya demikian sendu seperti mau menangis. Ya Tuhan gadis rupawan ini begitu mempesona kendati mimik wajahnya sedang dalam rasa khawatir.

“Kayla jangan khawatir. Insha Allah, aku bisa menjaga diri.” Kataku tegas sambil aku memegang kedua tangannya. Mikayla masih memandangku dengan perasaan cemas itu.

Sungguh aku merasakan cintanya. Dari pandangan matanya memancarkan cinta itu. Aku tidak tahu apakah dia juga merasakan cintaku yang belum berani aku utarakan? Entahlah.

Sejak pertemuan terakhir di Café Jalan Riau itu, aku sudah seminggu ini tidak bertemu Mikayla. Setiap panggilan melalui ponselnya selalu saja tidak aktif.

Sehari-dua hari aku masih menganggap bahwa Mikayla sedang sibuk menyusun skripsinya. Namun setelah seminggu ini aku merasakan kecemasan luar biasa.

Mikayla seperti hilang tiada berita sama sekali darinya. Tiffany, sahabat dekatnya  yang sempat aku hubungi mengatakan hal yang sama. Kemana kamu Mikayla?

BERSAMBUNG Episode 22.

@hensa.

Tinggalkan Balasan

1 komentar