Ilustrasi Buku (Sumber Foto MaskaRad via Kompas.com)
Literasi dalam bahasa Latin disebut sebagai literatus, yang berarti orang yang belajar. Pembelajaran ini diawali dengan kegiatan membaca.
BACA JUGA :Penerbitan Buku di YPTD, Wujud Perjuangan Dunia Literasi Negeri Ini
Secara garis besar, literasi sendiri ialah istilah yang umumnya merujuk pada kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis dan berbicara. Dengan kata lain, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan seseorang dalam berbahasa.
Kata Literasi ini semakin banyak dikenal orang bukan hanya saja dikalangan para Pendidik namun juga di ruang para penulis.
Kata literasi sudah jauh lebih populer dibandingkan kata kemahirwacanaan, melek aksara, dan keberaksaraan. Bukan hanya sekedar kata, tapi literasi juga sudah menjadi sebuah gerakan bagi para pegiat pendidikan, baik informal maupun nonformal.
Para pegiat literasi di sekitar kita adalah mereka para penulis yang kegiatannya langsung berada dalam kaitan aktivitas baca dan tulis. Karya-karya para penulis ini sangat berharga bagi menajuan dunia literasi.
Selain para penulis juga ada juga yang hanya melakukan kegiatan membaca. Mereka adalah para pembaca yang rajin menelaah sebuah karya. Awalnya yang gemar membaca ini hanya sekedar membaca untuk hiburan atau memperkaya wawasan suatu ilmu.
Namun ternyata pada akhirnya banyak diantara mereka selain gemar membaca juga mulai memiliki minat untuk menulis. Karya-karya tulis yang lahir merupakan buah pikiran mereka dari kegiatan membaca.
Literasi bisa dipahami secara sederhana yaitu suatu kegiatan membaca dan menulis. Muara keberhasilannya juga diwujudkan dalam kemampuan berbicara yang mengandung kualias tatanan tinggi.
Awal kegiatan literasi adalah membaca seperti yang pernah kita alami pada saat pertama kali masuk kelas satu Sekolah Dasar. Kemudian belajar menulis dengan benar sesuai kaidah tatabahasa.
Membaca yang diharapakna menjadi budaya bangsa kita namun sangat disayangkan hal itu masih belum bisa terwujud.
UNESCO pernah merilis hasil temuannya pada tahun 2012 lalu bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat kecil sekali. Dari 1000 penduduk hanya ada 1 orang yang gemar membaca.
Sungguh ini fakta yang sangat memprihatinkan. Tentu saja kita berharap semoga tahun 2021 ini sudah banyak berubah. Karena masyarakat yang memiliki kemampuan pemahaman literasi akan mampu berfikir kritis dan logis.
Membaca adalah awal penting dari kegiatan literasi. Bagaimana mungkin seseorang mampu jadi penulis sementara dirinya tidak pernah melakukan kegiatan membaca.
Seorang Penulis dipastikan gemar membaca. Dari setiap bacaannya itu maka lahirlah ide-ide cemerlang untuk dijadikan sebuah karya tulisan.
Ingat, Tuhan sendiri dalam FirmanNya yang pertama kali turun ke Dunia yaitu sebuah perintah ditujukan kepada NabiNya : “Bacalah!”
Berawal dari membaca adalah kegiatan literasi dimulai. Memahami, menerapkan dalam percakapan yang tertata dalam Bahasa Ramah.
Setelah pemahaman dalam membaca itulah akan muncul keinginan untuk menulis. Kaidah-kaidah dan tata Bahasa yang sudah terlatih menjadi rujukan penting dalam karya kepenulisan tersebut.
Muara di ujung jalan itu memberikan tempat bagi Dunia literasi yang pada akhirnya mampu membentuk masyarakat yang kritis. Juga membantu mempersiapkan setiap individu untuk hidup dalam masyarakat yang berpengetahuan.
Dunia literasi saat ini masih terus butuh untuk diperjuangkan. Bukan begitu Kawan?
Salam literasi @hensa
Sindangpalay 20 Agustus 2021
Terima kasih
Terimakasih kembali Pak Wijaya