Gregoria Mariska dan Chen Yu Fei adalah dua pebulutangkis yang sama-sama tumbuh dari ajang
Mereka adalah pemegang juara di ajang kejuraan tersebut. Pada edisi tahun 2016 Chen Yu Fei meraih juara dunia di Bilbao Spanyol dan Gregoria Mariska meraih juara setahun kemudian di Yogyakarta.
Mari kita simak kiprah mereka dalam karir bulutangkis dunia usai meraih juara dunia yunior tersebut. Di antara kedua pebulutangkis ini ada perbedaan prestasi yang sangat menyolok.
Catatan berikut ini yang dilansir dari BWFbadminton.com (1/9/22), memberikan gambaran bagaimana kiprah prestasi Gregoria Mariska dan Chen Yu Fei selama perjalanan karir bulutangkis mereka.
- Chen Yu Fei
Gadis asal China ini meraih juara dunia yunior pada tahun 2016 dengan mengalahkan tunggal putri Thailand, Pornpawee Chochuwong dengan skor 21-14 dan 21-17.
Chen Yu Fei memiliki unggulan ke-2 sedangkan Pornpawee Chochuwong adalah unggulan ke-3 dalam kejuaraan .
Pada kejuaraan dunia ini ada nama-nama yang sekarang masih berkarir seperti Kim Ga Eun (Korsel), Han Yue (China), Yeo Jia Min (Singapore), Line Christophersen (Denmark). Mereka saat ini masih melanjutkan karir di ajang bulutangkis dunia.
Pada kejuaraan dunia tahun 2016 ini Gregoria Mariska juga sudah berkiprah. Gadis Indonesia ini menerima unggulan ke-7.
Gregoria harus gugur pada babak perempat final dari pemain China unggulan ke-9, Gao Fangjie dengan skor 18-21 dan 14-21.
Chen Yu Fei lahir di Hangzhou pada tahun 1998 yang lalu. Gadis dengan tinggi badan 171 cm ini sejak juara dunia tahun 2016 tersebut terus berkarir dari turnamen ke turnamen.
Pada tahun 2016 tersebut Chen Yu Fei meraih gelar pertama turnamen senior yaitu di Macao Open 2016. Lalau meraih runner up Swiss Open 2017.
Pada tahun 2018, Chen Yu Fei berturut-turut meriah gelar runner up turnamen German Open, Badminton Asia Championship, Indonesia Open, Victor China Open dan juara Fuzhou China Open.
Tahun 2019, kembali Chen Yu Fei meraih gelar juara di ajang All England, Swiss Open,Australia Open, Thailand Open, China Open, Hongkong Open dan puncaknya juara di ajang .
Pada final
Pada tahun 2020, Chen Yu Fei meraih dua gelar yaitu juara Malaysia Masters dan runner up All England. Ini adalah turnamen sebelum adanya pandemi covid19 yang membuat kegiatan turnamen vakum panjang.
Kegiatan bulutangkis dunia kembali berlangsung pada tahun 2021 dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020. Chen Yu Fei berhasil meraih medali emas pada ajang Olimpiade tersebut.
Pada tahun 2022, Chen Yu Fei hanya meraih juara di turnamen Indonesia Masters di Jakarta. Selebihnya meraih runner up di ajang Germany Open, Korea Maters, Thailand Open, Malaysia Open, Malaysia Masters dan terakhir adalah runner up di ajang
Saat ini Chen Yu Fei memiliki ranking 4 Dunia (BWF) dan berhasil lolos hingga babak semi final Japan Open 2022 berhadapan lawan unggulan pertama, Akane Yamaguchi.
Selama karir bulutangkisnya, Chen Yu Fei sudah bermain sebanyak 373 laga dengan meraih kemenangan sebanyak 285 laga dan sisanya kalah dalam 87 laga.
2. Gregoria Mariska
Gregoria Mariska adalah tunggal putri Indonesia yang memiliki ranking 23 dunia, tertinggi di antara pebulutangkis putri kita dalam urutan berdasarkan Badminton World Federation (BWF).
Sejauh ini Gregoria sudah menjalani karir bulutangkis dengan bermain sebanyak 372 laga dengan meriah kemenangan sebanyak 170 laga dan kalah 97 laga.
Pada tahun 2022 ini Jorji sudah menjalani 19 laga dengan perincian meraih kemenangan dalam 11 laga dan 8 laga mengalami kekalahan.
Jorji demikian panggilan akrabnya baru saja tersisih dari turnamen Japan Open pada babak perempat final. Jorji kalah telak dari Chen Yu Fei dengan dua gim langsung, 17-21 dan 7-21.
Gadis Wonogiri kelahiran 11 Agustus 1999 ini berhasil meraih juara dunia yunior pada tahun 2017 di Yogyakarta.
Pada kejuaraan
Jorji dalam ajang tersebut menjadi unggulan ke-3 sedangkan unggulan pertamanya adalah Pattarasuda Chaiwan dari Thailand. Sedangkan unggulan keduanya adalah Yeo Jia Min dari Singapore.
Sejak juara dunia yunior di Yogyakarta pada tahun 2017 tersebut, Jorji hanya mampu meraih juara turnamen BWF level International Challenge yaitu di ajang
3. Gregoria Mariska Vs Chen Yu Fei
Membandingkan karir keduanya terlihat sangat “jomplang”. Hal tersebut terkait dengan beberapa faktor salah satu yang paling menyolok adalah faktor pembinaan terutama dari sisi stamina.
Selain itu kesempatan bertanding mempengaruhi jam terbang mereka. Chen Yu Fei lebih banyak mengikuti turnamen sejak dirinya meraih juara dunia yunior.
Mungkin juga karena Yu Fei selalu profesional menjaga disiplin sehingga mampu meraih prestasi dalam setiap turnamen. Sedangkan Jorji minim mengikuti turnamen karena minim prestasi sejak dirinya meraih juara dunia tahun 2017.
Sejarah pertemuan mereka masih ada dalam genggaman Chen Yu Fei dengan skor 4-1. Satu-satunya kemenangan Gregoria Mariska atas Chen Yu Fei terjadi di ajang turnamen Indonesia Open 2017.
Saat itu Jorji menang pada babak 32 besar dengan skor rubber games 17-21, 21-19 dan 21-19.
Sedangkan 4 kemenangan Yu Fei atas Jorji adalah di final Badminton Asia Junior Championships 2016 ( Individual Event ), TOTAL BWF World Championships 2018, Badminton Asia Championships 2019. Terbaru Chen Yu Fei menang di perempat final Japan Open 2022 dengan skor 21-17 dan 21-7.
Gregoria Mariska harus melakukan banyak hal. Selain membenahi faktor fisik sehingga memiliki stamina yang kuat dengan ketahanan performa yang tangguh.
Faktor mental bertanding juga hal penting yang harus menjadi perhatian. Jorji harus mampu memecahkan setiap masalah yang terjadi di lapangan.