Cerbung ini khusus persembahan penulis untuk mereka para mahasiswa. Namun juga untuk mereka yang masih berjiwa muda.
TIGA PULUH LIMA
Malam itu Rumah Aini di Jalan Bangka nampak lebih hangat karena banyak tamu yang hadir memenuhi undangan acara tasyakuran keluarga atas keberhasilan Aini Mardiyah menyelesaikan studinya.
Ketika aku datang, aku melihat di dalam ruangan itu sudah penuh dengan tamu undangan. Selain kerabat dekat keluarga juga tampak teman-teman Aini satu angkatan.
Acara syukuran diawali dengan sambutan tunggal Bapak Bachtiar Chaniago. Beliau adalah Ayah Aini seorang Dosen dan Guru Besar Fisika di UI. Pantaslah jika Aini adalah gadis yang cerdas karena berada dalam lingkungan orang-orang pintar.
Dengan didampingi istrinya, Pak Bachtiar memberikan sambutan dan petuah mengawali acara malam itu. Aini adalah anak bungsu dari tiga bersaudara.
Dua orang kakaknya semua laki-laki. Mereka adalah Alumni pertambangan ITB dan kedokteran UI. Kedua kakaknya sudah berkeluarga.
Selama sambutan tunggal Pak Bachtiar itu, aku tidak memperhatikan yang diucapkan beliau. Perhatianku hanya fokus kepada gadis cantik dengan wajah oval bermata tajam dan indah, berhidung mancung, berbibir ramah dan sangat menawan jika tersenyum.
Gadis yang saat ini ada persis di depanku ini penuh khusyu mendengarkan setiap kata dan kalimat dari Sang Ayah.
Aku merasakan kedamaian setiap memandang wajah Aini. Tak bosan-bosan aku memandangnya yang saat itu sedang tertunduk penuh hidmat mendengarkan wejangan Ayahnya.
Ya Tuhan, begitu sempurna Kau ciptakan dia. Maha Besar Engkau ya Allah. Apakah Kau izinkan andaikan dia jadi istriku? Aku merasakan kedamaian jika berada di dekatnya ya rasanya seperti dulu ketika Erika masih bersamaku.
Ilustrasi Foto by Pixabay.
Teman-teman bagi penggemar novel atau cerbung sila baca novel di bawah ini, klik saja tautannya.
BACA JUGA Kisah Cinta Jomlo Pesantren.
1 komentar