Gregoria Mariska tunggal putri Indonesia (Foto BWFbadminton.com).
Membicarakan bulutangkis nomor tunggal putri Indonesia, tidak akan pernah habis-habisnya. Mulai dari prestasi puncak Susi Susanty yang meraih medal emas pertama Indonesia di ajang Olimpiade hingga prestasi mandek hingga saat ini bagi para generasi penerusnya.
BACA JUGA ARTIKEL PILIHAN : Menunggu Fitriani “Comeback” di Indonesia Masters.
Adalah turnamen Indonesia Masters 2021 yang digelar di Bali 16-21 November 2021, Indonesia menurunkan 4 tunggal putri yaitu Gregoria Mariska, Fitriani, Ruselli Hartawan dan Yulia Yosephin.
Semuanya harus gugur di babak pertama atas lawan-lawan mereka. Ruselli kalah dari unggulan pertama Akane Yamaguchi, 12-21 dan 14 21. Fitriani yang diharapkan bangkit ternyata tunduk pada pemain Spanyol yang rankingnya ada di bawahnya, Clara Azurmendi, 18-21 dan 14-21.
Yulia Yosephin yang sudah lama tidak muncul sejak terdegradasi dari Pelatnas Cipayung juga sangat mudah menyerah dari tunggal belia asal Thailand, Pittayaporn Chaiwan, 9-21 dan 19-21.
Gregorian Mariska yang merupakan tunggal putri paling tinggi ranking Dunianya diantara pemain putri Indonesia lainnya, juga harus menyerah pada pemain senior Jepang, Sayaka Takahashi. Jorji kalah rubber games yang ketat, 18-21, 21-14 dan 20-22.
Pertandingan sangat berimbang dimana Jorji bisa memaksakan rubber games ketika pada gim kedua berhasil menang 21-14 dengan permainan yang dominan. Kendati demikian hasil akhir adalah kekalahan yang sangat tipis ketika gim ketiga berakhir dengan 20-22.
Antara Jorji dan Sayaka Takahashi
Membandingkan dua pemain ini tentu saja sangat menarik dikupas. Jorji dan Sayaka sebelum laga ini belum pernah bertemu sehingga di ajang Indonesia Masters 2021 ini adalah pertemuan pertama mereka.
Jorji, gadis bertinggi 166 cm yang lahir tahun 1999 ini memiliki ranking 24 Badminton World Federation (BWF). Jorji sudah berkarir sebanyak 245 laga. Sebanyak 158 laga dimenangkan dan 87 laga mengalami kekalahan. Sebenarnya itu adalah catatan yang cukup bagus dalam karirnya di tuggal putri dunia.
Sementara itu Sayaka Takahashi, pebulutangkis kidal asal Jepang ini adalah pemain yang cukup senior berusai 29 tahun. Memiliki ranking 14 BWF, tertinggi ke-3 dari pemain Jepang setelah Nozomi Okuhara (3 BWF) dan Akane Yamaguchi (4 BWF).
Sayaka memiliki jam terbang lebih tinggi dibandingkan Gregoria Mariska. Selama karirnya, dia sudah bertanding sebanyak 361 laga dengan 246 laga menang dan 115 laga kalah.
Melihat dari segi usia hal itu bisa dimengerti. Namun yang ingin ditegaskan dalam hal ini adalah jam terbang tersebut sangat berpengaruh pada mental di lapangan.
Sayaka Takahashi berhasil lolos ke final turnamen French Open 2021 setelah menyingkirkan pemain-pemain ternama seperti Saina Nehwal, Aya Ohori dan di semifinal menyingkirkan unggulan Ratchanok Intanon dari Thailand.
Namun di final Sayaka harus terhenti dari pemain Jepang lainnya, Akane Yamaguchi yang meraih gelar French Open 2021.
Sebenarnya tahun 2021 ini, Jorji lebih banyak catatan bertandingnya yaitu 18 laga dengan rincina 10 laga menang dan 8 laga kalah. Sementara itu Sayaka memiliki 14 laga dengan 11 laga menang dan hanya 3 laga kalah.
Menyimak laga kedua pemain malam itu yang berlangsung di International Convention Center, Nusa Dua Bali, dapat dilihat permainan mereka sebenarnya berimbang.
Pada gim pertama Sayaka unggul dulu 3-0 namun berhasil disamakan menjadi 3-3. Setelah itu poin saling susul sampai akhirnya Sayaka meraih interval pertama dengan skor tipis 11-10.
Selanjutnya Pemain Jepang ini melejit meraih angka hingga 16-11 sebelum disamakan kembali oleh Jorji pada kedudukan 16-16.
Pada kedudukan ini pengalaman jam terbang mulai terlihat, Sayaka berhasil mengunci gim ini dengan skor 21-18 dimana Jorji hanya sempat menambah 2 poin.
Pada gim kedua Jorji mulai panas dengan permainannya. Tanpa banyak membuat kesalahan, Jorji langsung memimpin dengan 6-0, 8-2, hingga interval 11-4.
Jorji tidak terbendung meraih poin dengan skor 14-4, 14-8. Meraih gim poin pada kedudukan 20-12 sebelum menutup kemenangan 21-12 untuk memaksakan rubber games.
Pada gim ketiga pertarungan semakin ketat. Poin demi poin saling susul menyusul antara kedua pemain berbeda usia ini. Jorji sebenarnya unggul stamina karena masih muda bahkan unggul pada kedudukan 20-19. Hanya tinggal satu poin untuk kemenangannya.
Namun ternyata pengalaman jam terbang di lapangan ada pada diri Sayaka yang pintar mengatur ritme. Pebulutangkis Jepang yang kidal ini berhasil menyamakan kedudukan menjadi 20-20 dan langsung menutup gim ini dengan 22-20 hanya dalam satu tangan.
Ini kekalahan pertama Jorji menghadapi Sayaka Takahashi dalam rekor pertemuan perdana mereka. Hasil ini juga menjadi catatan rekor buruk Jorji menghadapi pemain putri Jepang. Kekalahan terbanyak dialami Jorji dari Akane Yamaguchi dengan skor 1-8.
Prospek Jorji sebagai Tunggal Putri
Pada tahun ini Jorji sudah mengalami kekalahan sebanyak 8 laga. Terakhir Jorji kalah dari pemain Singapore Yeo Jia Min di turnamen Hylo Jerman Open 2021.
Melihat prospek ke depan bagi pemain muda ini, Jorji masih memiliki harapan meningkatkan kemampuan dan performanya. Terutama masalah stamina dan kebugaran fisik yang harus terus ditempa dengan berlatih secara disiplin.
Begitu pula dengan kemampuan taktik di lapangan. Kendati saat ini dirinya sudah makin pandai mengatur pola bermain dengan efektif namun masih dibutuhkan power dalam variasi pukulan lob dan smashnya.
Tentang mental dan spirit bertanding, Jorji sudah mulai mendapatkan feeling nya. Hanya saja kadang dirinya masih terlalu merasakan beban ketika laga ynag diembannya adalah laga yang sangat krusial.
Jorji harus mulai bermain dengan filosofi enjoy menikmati setiap poin yang dijalaninya. Bermainlah dengan gembira. Banyaklah tersenyum di lapangan untuk setiap momen agar tidak mengalami tekanan keteganganselama pertandingan.
Ayo Gregoria Mariska mulailah bangkit dengan rasa percaya diri yang kuat. Tidak ada kata menyerah dan tataplah masa depan dengan optimis.
Bravo Merah Putih @hensa.