Cerbung ini khusus persembahan penulis untuk mereka para mahasiswa. Namun juga untuk mereka yang masih berjiwa muda.
EMPAT PULUH LIMA
Ini adalah sesuatu yang tersirat dari hati seorang gadis seperti Aini. Kini aku tentu saja tidak mau lagi menjadi laki-laki bodoh. Sekarang ada keyakinanku dengan perasaan Aini.
Ya dia mencintaiku seperti halnya aku mencintainya. Lalu Erika? Jawabannya seperti yang dikatakan Erika sendiri. Hidup ini masa depan bukan masa lalu.
Maka selanjutnya aku membalas e-mail ini dengan curahan perasaan yang seolah-olah tumpah bagaikan air bah yang meluap karena bendungan yang membatasinya telah bobol. Dalam e-mail itu aku menulis.
Aini! Aku sepulang dari Kampus langsung membuka e-mail dan membaca dengan seksama. Hidup ini adalah masa depan bukan masa lalu.
Diriku sudah ikhlas dari dulu terhadap Erika dan dia berhak melakukan apapun yang dia mau asal dia mendapatkan kebahagiaannya.
Kelahiran bayi cantik itu rupanya kebahagiaan baginya dan juga bagi kita. Jika Erika bahagia maka tentu kita juga bahagia karena kita berdua adalah orang-orang terdekatnya.
Ketika Erika bertanya kepadamu tentang aku sudah punya kekasih. Sebenarnya aku ingin memohon agar kamu mau menolongku untuk menjawabnya.
Mau bukan? Aku yakin kau pasti tahu jawabannya. Jika kau tidak tahu coba tanyakan pada hati terdalammu.
Malam itu Aini rupanya langsung menjawab e-mail ini:
Tadinya memang aku tidak tahu apakah Han sudah punya kekasih? Setelah aku tanyakan kepada hati terdalamku maka aku berani menjawab dia sudah punya kekasih yang sangat mencintainya.
Aku harus mengatakan kepada Erika agar dia juga merasa lega untuk mengarungi hidup ini. Karena sudah saatnya hidup adalah masa depan bukan masa lalu.
Sesungguhnya aku juga ingin bertanya kepadamu. Apakah Aini Mardiyah sudah punya kekasih? Tentu aku memohon padamu untuk dapat menjawabnya. Aku yakin kau pasti tahu jawabannya. Jika tidak, sebaiknya kau juga harus bertanya pada hati terdalammu.
Aku akan sabar menunggu jawabanmu apakah malam ini, besok malam, lusa malam, malam bulan depan bahkan malam tahun depan atau bahkan malam ketika aku sudah lulus dan pulang ke Indonesia.
Ya Tuhan, ada rasa bahagia dalam hati ini ketika membaca apa yang ditulis oleh Aini. Untuk menjawab hal itu kini aku sudah memiliki keyakinan bahwa memang benar Aini mencintaiku.
Aku merasakan cinta itu sudah hadir di hati ini ya itu adalah cinta Aini Mardiyah. Sudah begitu lama aku menunggu saat bahagia seperti ini.
Aku kemudian menulis dalam e-mail berikutnya :
Aini! Tidak perlu malam ketika kau pulang ke Indonesia. Tak usah juga kutanyakan lebih dulu pada hati terdalamku. Karena dari dulu hati terdalamku sudah mengatakan Aini Mardiyah juga sudah punya kekasih yang sangat mencintainya mungkin tanpa dia sadari.
Ketika Aini Mardiyah harus pergi meninggalkannya karena harus menuntut ilmu di Australia, rasa cinta lelaki itu sudah tumbuh semakin dalam. Oleh karenanya hari-harinya selalu dipenuhi dengan kerinduan untuk bertemu dengan Aini Mardiyah.
Kini harus dia sadari bahwa memang hidup ini adalah masa depan bukan masa lalu. Aini Mardiyah adalah masa depannya.
Namun walaupun bagaimana dia masih berharap agar Allah mengizinkan untuk menjadikan Aini Mardiyah sebagai teman hidupnya, teman dalam pengabdiannya kepada Allah.
BACA dari Episode 1 : Han! Aku Cinta Padamu (1).
Ilustrasi Foto by Pixabay.
Teman-teman bagi penggemar novel atau cerbung sila baca novel di bawah ini, klik saja tautannya.
1 komentar