Corona masih belum memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir kala Tahun Baru Imlek 2572 menjelang. Festival Cap Go Meh yang biasa dirayakan dengan meriah di Bagansiapiapi, tahun ini terpaksa ditiadakan.
Perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh
Cap Go Meh merupakan malam bulan purnama pertama dalam kalender lunar. Konon, pada awalnya perayaan Cap Go Meh digelar sebagai penghormatan kepada Dewa Thai Yi yang dianggap sebagai Dewa tertinggi di langit oleh Dinasti Han (206 SM – 221 M).
Perayaan itu dilakukan secara tertutup hanya untuk kalangan istana. Setelah pemerintahan Dinasti Han berakhir, perayaan ini menjadi lebih terbuka untuk umum.
Di Bagansiapiapi, Tahun Baru Imlek (sincia) ada tradisi pulang kampung bagi orang Tionghoa yang merantau ke luar daerah. Sincia di Bagansiapiapi dirayakan dengan sangat meriah, terutama pada malam pergantian tahun.
Kemeriahan juga terjadi pada hari ke-9 Imlek (Cue Kao) yang merupakan perayaan hari kelahiran Dewa Langit (Thi Kong). Puncaknya terjadi pada hari ke-15 (Cap Go Meh) yang merupakan hari terakhir perayaan Tahun Baru Imlek.
Lampion warna-warni dengan aneka bentuk dipasang di teras-teras rumah, menyemarakkan suasana malam dengan cahayanya. Menyaksikan cahaya bulan di langit dan cahaya lampion di bumi, menimbulkan sensasi tersendiri di dalam hati. Cahaya hadir mengusir kegelapan. Cahaya adalah simbol pengharapan.
Cap Go Meh di Bagansiapiapi kini
Saat ini, Cap Go Meh di Bagansiapiapi bukan hanya dimeriahkan oleh etnis Tionghoa saja. Berbagai ormas ikut ambil bagian dalam perayaan ini.
Pawai lampion dalam Festival Cap Go Meh biasa diawali dari kelenteng Ing Hok Kiong. Tahun lalu, sekitar 20 kelenteng, Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), drumband, paguyuban, ormas hingga warga mengikuti pawai lampion ini.
Peserta dengan penuh semangat berkeliling kota Bagansiapiapi mulai dari Jalan Kelenteng, Jalan Aman, Jalan Sumatera, Jalah Pahlawan, Jalan Merdeka, Jalan Perniagaan, Jalan Perdagangan, Jalan Sentosa dan berakhir di depan Kelenteng Ing Hok Kiong.
Festival Cap Go Meh tidak hanya menampilkan warisan budaya Tionghoa seperti “Parade Tatung” dan “Barongsai” melainkan juga warisan budaya etnis lainnya seperti reog Ponorogo dan tarian Melayu.
Siska Dewi untuk Inspirasiana
Bagus dan mmebbuka wawasan