Hari Ini, Empat Puluh Enam Tahun Silam

Filosofi, Humaniora, KMAB, YPTD158 Dilihat

Sebuah Pengalaman

Hari ini, empat puluh enam tahun yang lalu, sang bayi itu lahir. Ia hadir di tengah kegembiraan banyak orang merayakan hari ulang tahun seorang tokoh besar sepanjang zaman. Seperti halnya Sang Tokoh, kehadirannya juga membawa kegembiraan bagi kedua orang tuanya. Putra pertama yang menerima harapan dari kedua orang tuanya sebagai simbol perdamaian. Harapan itu persis tergambar pada Sang Tokoh.

Mendalami Pengalaman

Momen kelahiran selalu membawa kegembiraan bagi kedua orang tua. Kelahiran tak jarang juga menjadi sebuah titik tolak terjadinya suatu perubahan dalam diri pribadi orang tua.

Dalam suatu pengalaman orang lain, kelahiran anak membuatnya betah di rumah. Ia begitu rajin dan bersemangat untuk menghabiskan hari-harinya bersama sang anak dengan menimang, menemani bermain, memberi makan dan lain-lain.

Pada pengalaman lain, kehadiran anak dalam keluarga pun dapat menghentikan sebuah kebiasaan kurang baik yang dialami sebelumnya. Sebuah hal yang positif. Pada saat yang sama, mungkin juga ada pengalaman yang menunjukkan sebaliknya.

Tantangan

Bayi itu lahir dalam keadaan yang tidak berkekurangan, tidak juga berkelebihan. Semua tampak biasa saja. Tidak sedikitpun ada kesan bahwa sang bayi adalah beban. Kehadirannya dianggap membawa anugerah ditengah tantangan orang tua mengemban tanggung jawab membesarkannya.

Di lain pihak, tidak sedikit orang menganggap bahwa kelahiran merupakan sebuah beban. Kelahiran sering diperlakukan sebagai pelampiasan hasrat semata dan mengabaikan tanggung jawab yang ditimbulkannya. Tak jarang, kelahiran juga menjadi kambing hitam atas munculnya persoalan.

Di satu sisi, orang berusaha membatasi diri dan menjaga jarak dengan upaya-upaya kelahiran. Di sisi yang lain, ada orang yang terkesan “bermain-main” dengan tanggung jawab sebuah kelahiran. Hal ini patut disayangkan karena sikap ini tidak sejalan dengan tugas manusia dalam kisah penciptaan.

Rahmat yang Dianugerahkan

Betapa bayi itu memberi makna bagi orang tua. Makna itu diungkapkan dengan pemberian nama yang merupakan cerminan harapan dan doa sang orang tua kepada anaknya. Doa-doa pun dipanjatkan bagi masa depan sang bayi. Kelak, sang bayi akan menjadi harapan seperti isi doa orang tuanya. Itulah harapan 46 tahun yang lalu. Kini, angka itu telah berbicara kepada dunia mengenai peristiwa silam. Doa dan harapan itu.

Insight

Titik tolak sebuah kelahiran hendaknya membawa sebuah perubahan baru dalam kehidupan sang orang tua. Kelahiran adalah sebuah anugerah sebagai simbol keberlanjutan sebuah kehidupan dan sering diartikan sebagai sebuah regenerasi.

Kelahiran juga simbol tanggung jawab yang ditumpangkan di pundak orang tua hingga kemandiriannya. Hal itu sejalan dengan tugas penciptaan yang diberikan Sang Pencipta kepada manusia untuk memenuhi bumi dan merawat kehidupan itu. ***(kps)

Tinggalkan Balasan