Novel Canduku

Novel Canduku

https://pin.it/5WFu1pZ

Langit terlukis senja yang indah, seindah senyumanmu ketika itu sempat bertemu dan berkenalan awal masuk sekolah. Pada saat itu aku mau mengukur baju seragam. Engkau mengantri di belakangku. Wajahmu bagaikan bidadari surga.
Cantik dan anggun. Sekilas aku mencuri pandang siapa namamu setelah
selesai mengukur baju.

“Bu, permisi! Tadi pulpen saya ketinggalan.” Aku kembali ke tempat pengukuran baju dan menanyakan ke petugas

Aku pura-pura ada yang ketinggalan padahal ternyata hanya ingin tahu siapa namamu. Terbaca olehku di daftar nama yang engkau tanda tangani nama yang anggun dan unik ” Novel Crasssenda , indah namamu. Seperti novel karya Tere Liye. Novel yang bergenre romantis. Yang selalu membuat aku semakin candu membaca kisah-kisah darinya.

Semenjak pertemuan itu hati ini tersita oleh paras wajahmu. Seringkali jiwa ini melayang seperti layangan yang hilir mudik di ketinggian di tiup angin. Aku selalu bermimpi suatu saat kita bertemu. Beberapa bulan kemudian tak sengaja aku bertemu denganmu di ruang guru. Kala itu aku sedang dihukum oleh guru piket gara-gara bangun kesiangan dan aku terlambat setengah jam .

“Darren! Kamu tahu sekarang jam berapa?” Bu Denny dengan muka marah serta merah.
“Jam delapan Bu,” dengan polosnya aku menjawab.

“Kamu pikir ini sekolah bapakmu, seenaknya saja datang ke sekolah,” Bu Denny semakin marah dengan jawabanku.

“Maaf Bu, semalam sampai di rumah sudah jam 12. Ibu tiba-tiba kambuh jantungnya. Dan kami mengantar ke RS. Setelah ditangani dokter keadaan ibu berangsur-angsur pulih. Dan saya di suruh bapak pulang duluan karena hari ini harus sekolah,” aku menjelaskan panjang lebar kepada Bu Denny.

Tetapi Bu Denny masih menghukumku dan menyuruh menulis satu halaman kisah yang telah terjadi sehingga membuat terlambat. Aku menulis kisah itu di selembar kertas. Ketika aku sedang menulis ada yang masuk. Sepertinya tidak asing.
Gadis yang menghiasi mimpi, muncul untuk meminta agenda kelas pada guru piket yang sedang menghukumku. Aku terkesima engkau semakin cantik saja dengan balutan seragam abu-abu. Cantik dan anggun. Seperti bidadari turun dari kayangan. Hati ini berdebar-debar melihatmu dari sudut mata.

“Permisi Bu Denny, saya mau mengambil buku agenda,” terdengar suara merdu dan aku segera melihat siapa yang punya. Ternyata gadis yang selalu singgah di mimpiku. Aku berusaha melirik agenda kelas yang dimintanya. Ternyata kelasnya bersebelahan dengan kelasku. Pucuk dicinta ulam pun tiba.

****

Sepertinya raga ini kembali melayang ke udara. Mimpi bertemu denganmu sekarang tercapai. Aku pasti segera menemuimu. Entah bagaimana pun caranya. Ternyata gadis itu bergabung dengan ekskul basket. Aku senyum-senyum sendiri. Ketika nama di grup WhatsApp ada namamu terdaftar. Novel Crasssenda.

Hari Rabu adalah hari yang aku tunggu sebab itu perjumpaan kita yang kedua. Tahap perkenalan dimulai dengan kakak senior. Semua menulis nama dan kelas serta nomor handphone masing-masing. Dan kakak kelas langsung menggabungkan kita ke grup WhatsApp ekskul basket.

Aku memberanikan diri menyapamu duluan ketika terpisah dari teman-temanmu. Saat itu sedang istirahat sebentar sehabis latihan yang pertama. Aku berusaha terlihat menarik perhatianmu.

“Permisi, hai bolehkah kita berkenalan,” aku memamerkan senyum yang menawan. Kata teman-teman sih bisa langsung menggaet cewek-cewek cantik. Postur tubuh yang ideal dan atletis. Selain itu wajah ibu keturunan Jerman mempertampan wajahku. Sehingga membuat aku percaya diri menghampiri gadis yang bisa menyita perhatian.

Gadis itu menanggapi perkenalanku dengan senyuman yang aduhai sangat manis.

“Boleh, nama saya Novel Crassenda biasa dipanggil Endah.
“Nama yang indah dan unik, perkenalkan namaku Darren Mulawarman. Biasa dipanggil Darren. Semenjak saat itu kita sering bertemu apalagi sekarang mudah berkomunikasi lewat handphone. Serasa candu suaramu, senyumanmu yang membuat aku ingin pagi hari segera hadir. Dirimu berhasil merubah sifat pemalas yang selama ini melekat. Hari-hari penuh warna. Tak terasa cinta kita berjalan sudah tiga tahun. Berjanji sehidup semati kelak kita berjodoh setelah melanjutkan tujuan masing-masing.

Aku melanjutkan perguruan tinggi di negara asal ibu. Jerman. Sedangkan engkau pergi ke kota pelajar Yogyakarta. Sementara waktu kita memutuskan untuk berpisah. Memberikan kebebasan masing-masing. Menguji apakah cinta yang kita miliki hanya cinta monyet.

Aku tetap seperti dulu
Tak pernah bisa melupakan engkau.
Bayanganmu selalu ada di sisiku
Sungguh berapa kali mencoba melirik gadis lain tetap saja senyumanmu yang manis menghampiri. Seolah-olah engkau tidak setuju. Engkau telah mengikat erat hatiku. Padahal kita sudah sangat jauh dan tidak bisa berhubungan sama sekali.

Novel Crassenda engkau tetap canduku. Hati ini hanya tercipta untukmu. Perpisahan ini tak dapat membunuh cinta yang sekian lama tumbuh di lubuk hati yang terdalam.
Aku berdoa dan berharap kelak kita pasti berjodoh dan merajut cinta yang telah lama terputus.

Erina Purba

Bekasi, 03082021

Telah ditulis di blog Warkasa dan grup Facebook RTC

 

Menulis ke-2

Tinggalkan Balasan

2 komentar