MENULIS SEMUDAH CEPLOK TELUR 2

MENGAPA HARUS MENULIS?
Imam Asy-Sya’bi pernah berkata, “Apabila engkau mendengar sesuatu, maka tulislah sekali pun di tembok.”
Tulisan sahabat literasi dalam komunitas Belajar Menulis Gelombang 20 dengan judul di atas, menguraikan landasan mengapa kita harus menulis menurut Al-Qur’an dan Hadis Nabi.
Secara lengkapnya akan diuraikan sebagai berikut :
Imam Syafi’i rahimahullah juga pernah bertutur, “Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang. Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja. (Diwan Asy-Syafi’i)
Disini, ilmu di ibaratkan seperti hewan buruan (kijang) apabila tidak di ikat akan terlepas, begitu pula ilmu apabila tidak ditulis maka akan hilang atau tidak ingat dikarenakan daya ingat manusia terbatas.

MENULIS MENURUT HADITS RASULULLAH SAW
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قيِّدُوا العِلمَ بالكِتابِ
Qoyyidul ‘ilma bilkitabi (Jagalah ilmu dengan menulis)
(Shahih Al-Jami’, No.4434. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Yang dimaksud qayyidul ‘ilma adalah kuatkan dan hafalkan serta jaga jangan sampai lepas. Ilmu jika terus didengar, hati akan sulit mengingatnya. Ilmu itu diikat lalu dijaga. Jika hati sering lupa, ilmu itu perlahan-lahan akan hilang. Itulah sebabnya kenapa penting untuk mencatat.
Sebagai umat Islam perlunya kita membiasakan diri untuk belajar menulis, karena sahabat Rasulullah SAW juga menulis Al-Qur’an dan Hadits kemudian dibukukan.
Apakah alasan tersebut masih kurang untuk menjadi alasan kita belajar menulis?

FIRMAN ALLAH DALAM AL-QUR’AN UNTUK MENULIS
Allah pun telah mengajarkan kepada hamba-Nya untuk mencatat karena itu bermaslahat untuk mereka, dan Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū iżā tadāyantum bidainin ilā ajalim musamman faktubụh,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al-Baqarah: 282)
Sumber https://tafsirweb.com/1048-quran-surat-al-baqarah-ayat-282.html
Sumber https://rumaysho.com/13457-beliau-pun-menyimak-dan-mencatat-ikatlah-ilmu-dengan-menulis.html

PERMEN
Dalam PERMEN No. 23 tahun 2015. Ditegaskan Penumbuhan Budi Perekti melalui gerakan literasi
Lalu apa sih yang kita tuliskan?…
Kok semudah ceplok telur?
Mikir?
Berpikir?
Jangan!!!
Jangan berpikir apa yang akan di tuliskan

Ringkasan Tanya Jawab:
📌 Tips merawat hati agar nyaman saat menulis ala bunda Lilis bagus. *1* Selalu menulis diawali dengan doa, berwudhu dahulu, lalu berdoa (Dalam Islam di sebut bersuci), Jadi menulislah dalam keadaan bersuci. Dengan demikian hati akan selalu nyaman ketika menulis. Menulis apa saja… “Kisah nyata, baru-baru ini beliau ikut Diklat Lemhanas RI. Kata Gubernur Lemhanas, sertifikat bagi yang lulus “Sertifikatnya setingkat Dewa”. tetapi ternyata benar. Dalam itu ada kita suruh nulis dalam esai. Mati saya ujarnya…, JUJUR saya tak bisa nulis esai… Saya sholat tahajut, lalu baca Yasin. Membaca surat Yasin saya niatkan “Ya Allah berikan saya ilmu untuk saya bisa menulis esay” Aamiin… Lalu membaca surat Yasin, Setelah membaca surat Yasin, ada ide… kontak teman di sesama komuntas menulis “Minta draf nulis esai doong”, dikirim lalu pelajari, lihat Google, tulis.. tulis… tulis… jadi deh. Lumayan untuk pemula dan saya lulus Diklat Lemhanas
sertifikatnya tingkat dewa dapat PIN juga, Kereen….Tugasnya ada menulis yang berat-berat. Ini salah satu kebanggaan saya lulus Diklat Lemhanas RI. Maasyaa Allah…tabarakallah bunda Lilis…
📌Cara mempredeksi tulisan kita itu akan laku laris manis jauh dari ragu dan pesimis
Mengulang kata-kata Om Jay, “setiap tulisan kita akan menemui takdirnya masing-masing.” Saya tidak bisa memprediksinya, tetapi saya mencoba memberikan gambaran atas kisah dalam buku saya yang sampai tercetak seribu lebih, dan hingga kini masih ulang. “Tulisan itu datangnya dari hati, maka akan sampai ke hati pembacanya”, perbanyak sedekah buku kepada siapa saja, maka rejekimu datang dari sumber yang kau tak sangka-sangka sebelumnya. Itu yang beliau lakukan. Maasyaa Allah semoga saya dapat menirunya…, Aamiin…
📌Beliau pernah mendapatkan ilmu dari Bu Ditta tentang menulis itu menyembuhkan hati, kurang lebihnya begitulah. Menulis itu bisa mengobati luka. Ternyata benar lhoo… “Setelah kita tuliskan PLONG HATI KITA”. Bahkan kisah itu melegenda pada sahabat literasi saya yang pernah saya berikan materinya. Ada dech di blog saya kisah-kisah yang menyayat hati. “SAKITNYA TUH DI SINIIII”. Tapi setelah saya tuliskan tak ada masalah apapun juga, malah menjadi kenangan indah bagi saya…, ujar beliau.
📌pertanyaan ini. Mulai besok Pak Muladi setor tulisan kepada saya. Semampunya… Sebisanya…. *Benar menulis itu semudah ceplok telor*. Dengan cara seperti itu saya banyak membantu teman memiliki buku solo (buku sendiri), bukan buku Antologi. Masalah waktunya terserah penulisnya, mau cepat. GASSS POLLL Pak, mau lambat ya pelan-pelan saja nulisnya. Ini kisahnya unik dan menjadi ilmu serta penulisnya di Undang Mas Menteri bersama muritnya untuk Seminar tingkat Nasional. Kereen lho kisahnya….
Berikut gambar cover buku guru inspiratif tersebut 👇

Dan di sesi pertanyaan beliau selama 3 menit saja kepada peserta malam ini “apa yang menjadi hambatan kami dalam menulis…?” , saya ikut menjawab dan penjawab pertama “terkadang masih suka ada rasa kurang pede dengan tulisan sendiri”, spontan saya dijapri beliau dimintai alamat tinggal untuk mendapatkan hadiah buku tersebut. Waah maasyaa Allah sungguh rezeki yang tak disangka-sangka, saya bahagia sekali. Alhamdulillah, terima kasih bunda Lilis 🙏😘😍. Dan lima hari kemudian bukunya saya terima, beliau kirim lewat J&T.

Akhir pemaparan beliau di akhir kelas “Setiap kita pasti bisa menjadi penulis hebat, setiap kita akan matang berbeda, ikuti prosesnya dan tetap berkomitmen dalam menulis”

Beliau membagikan link guru-guru inspiratif juga diakhir,
http://www.guruinspirasintt.com/2021/09/suprihatin-sahabat-sma-yang-selalu.html
http://www.guruinspirasintt.com/2021/09/tulisan-pak-adil-turnip-dari-sumatera.html

Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin

“Menulis adalah berteriak pada dunia tanpa suara”
_Lilis Sutikno_

 

 

 

Ciamis, 23 Februari 2022

Cila Lia Y Menulis 🤗🤗💜💜

Tinggalkan Balasan