HARI Sabtu (18/03/2023) itu, bertempat di Panggung Rakyat, Rumah Dinas Bupati Karimun telah dilangsungkan acara yang diberi label ‘Kenduri Kampung Sehidang Talam’. Seperti sudah ditulis sebelumnya (Bagian ke-1) bahwa Kenduri Kampung Sehidang Talam dihelat oleh Aliansi Budak Melayu Kabupaten Karimun bersama LAM (Lembaga Adat Melayu) Kabupaten Karimun dengan anggaran langsung dari Pemda Kabupaten Karimun. Beberapa mata acara yang dilaksanakan setelah acara pra acara –Nyanyi Indonesia Raya, Mars Karimun, Solawat Busyro, dll– acara dilanjutkan ke acara pokok, sebagai berikut,
1) Pemasangan Tanjak kepada Beberapa Pejabat Kabupaten Karimun. Beberapa pejabat yang dipanggil ke atas pentas oleh MC adalah, Kepala Direktorat Jenderal Bea Cukai Kantor Wilayah Khusus Kepri, di Karimun. Ada juga Komandan Kodim (Dandim) 0317 Tbk. Pejabat lainnya adalah Danlanal, Kepala Imigrasi Kabupaten Karimun. Kepada mereka dipasangkan tanjank langsung oleh Ketua LAM Kabupaten Karimun, Datuk Wirautama, Dr. Muhammad Firmansyah, SMi.
2) Tepuk Tepung Tawar untuk para pejabat yang baru saja dipasangkan tanjak di atas kepalanya. Acara ini melambangkan doa selamat kepada mereka. Oleh karena itu penepuk tepung tawar terakhir langsung memimpin doa Tepuk Tepung Tawar tersebut.
3) Pidato Sekapur Sirih dari Zurriat Amir Bandar Sri Darussalam, Karimun, yang disampaikan oleh Raja Syirwansyah. Dalam pidato sambutannya dia menjelaskan tentang awal mula Karimun berpemerintahan (amir). Dikatakannya addalah bahwa Karimun adalah bagian wilayah yang ditunjuk langsung oleh Raja yang berkedudukan di Penyengat. Raja Syirwansyah banyak bercerita tentang sejarah kepemerintahan Karimun dari dulu hingga sekarang.
4) Pidato Sekapur Sirih Wira Setia Utama Karimun Darussalam, Dr. H. Muhammad Firmansyah, MSi. Hal utama yang disampaikannya adalah bahwa acara Kenduri Kampung Sehidang Talam ini dibuat untuk memelihara dan melestarikan adat Melayu di Negeri sendiri. Untuk itu dia menyampaikan terima kasih kepada Pemda Karimun yang memfasilitasi terlaksananya acara ini. Ketua LAM itu berharap ke Bupati selaku Datuk Setia Amanah Kabupaten Karimun untuk memberikan tunjuk ajar, agar LAM menjadi terbaik di Kepri ini. Begitu dia mengatakan.
5) Pidato Sambutan dari Datuk Setia Utama Kepri (Gubernur Kepri). Disebabkan belyau tidak bisa hadir dan mewakilkannya kepada Dr. Muhammad Dali, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, maka dialah yang memberikan pidato. Dan Pak Dali langsung membacakan sambutan tertulis H. Anasar Ahmad, SE MM (gubernur) di hadapan hadirin peserta Kenduri Kampung ini. Dia mengawali dengan membaca pantun yang dia kreasi sendiri, #Kalau tidak karena bulan, tidaklah bintang meninggi hari, #Karena kami yang diwakilkan, mohon maaf kami berdiri di sini, katanya mengubah isi pantun itu.
6) Pidato Sekapur Sirih Datuk Setia Utama Bandar Sri Darussalam, Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq, S Sos MSi. Pak Bupati itu menjelaskan bahwa acara ini adalah acara pertama kali di tahun 2023. Bahkan pertama di Karimun ini. Di awal pidatonya dia menyampaikan terima kasih kepada semua yang hadir pada acara Kenduri Kampung Sehidang Talam sebagai acara adat Melayu. Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada Aliansi Budak Melayu yang katanya banyak memberikan gagasan, termasuk dilaksanakannya seminar Sejarah Amir Karimun. Dari seminar itu pula kita tahu dan sepakat sejak kapan awal bermulanya pemerintahan Karimun. Bupati juga menegaskan Kenduri Kampung Sehidang Talam ini akan menjadi kegiatan tahunan. “Sekaligus menambah satu kegiatan yang akan memperkuat pariwisata Kabupaten Karimun.”
Untuk itu dia mengajak semua pihak untuk bersatu dalam wadah yang dapat menyatukan demi Kampung Kita (Karimun) ini, katanya. Katanya, “Membangun itu susah, tapi memelihara jauh lebih sulit lagi. Maka perlu kita bersatu,” ajaknya. Lebih jauh dia mengatakan, “Melayu itu bersandar syarak, syarak bersandar ke kitabullah, artinya Karimun itu adalah masyarakat beragama.” Dia minta perinsip dan dasar agama adalah kunci dalam kita membangun daerah ini.
7) Tausiah Singkat oleh Buya H. Abdul Wahab Sinambela. Buya Wahab banyak mengulas perihal kenduri (doa-doa) yang merupakan bagian dari agama. Karena Melayu itu adalah Islam maka budaya Islam inilah yang mesti dipelihara dan diamalkan. Jauh sekian ratus tahun lalu orang-orang Islam, para ulama sudah melaksanakan kenduri dalam arti berdoa kepada Allah. Jadi, kita meneruskan apa yang sudah dilaksanakan oleh leluhur Islam itu sendiri.***