Literasi Tiada Henti, Menulis Setiap Hari

BAGI penyuka literasi tidak heran jika hari-harinya bersama literasi. Literasi dalam arti menunjukkan kemampuan dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis jelas itu adalah keseharian dari penyuka literasi. Membaca, menulis, membaca lagi, menulis lagi dan begitulah seterusnya dalam usaha mengolah dan memahmi informasi yang ada di dalam tulisan atau bacaan.

Jika penyuka literasi ini adalah penggiat literasi juga, maka dapat dipastikan keterusannya dengan literasi tidak diragukan lagi. Bagi penggiat literasi hampir seluruh waktu di luar kewajiban dalam peran akan dipersembahkan untuk literasi. Sekali waktu dia menulis, sekali waktu dia membaca. Dan membaca serta menulis itu tidak akan pernah lepas dari keseharian.

Ketika bangun pagi atau subuh hari, literasi akan menjadi sarapan pagi selepas tugas-tugas inti. Bagi muslim mungkin solat dulu plus membaca ayat-ayat suci barang sejenak. Setelah itu dapat dipastikan akan memulai aktifitas literasi. Sambil membaca dan mencari informasi dari bacaan, para literat ini akan melanjutkan menulis. Waktu-waktu singkat menjelang berangkat ke tempat kerja pokok (mungkin sebagai petani, nelayan, guru, pegawai kantoran, dll) penyuka dan penggiat literasi akan beraktifitas di ranah literasi.

Ada banyak jenis tulisan yang mungkin akan dikerjakan. Tergantung kesukaan, tentunya. Seorang literat yang menceburi sajak atau puisi maka dia akan terus mengarang puisi. Penyair ini tidak akan berhenti sebelum sajak atau puisinya selesai. Biasanya juga tidak cukup menulis. Boleh jadi sekalian dibaca. Mencoba mendeklamasikan sendiri walaupun tidak ada orang yang menjadi saksi. Begitulah penyair atau pengarang puisi.

Begitu juga seorang cerpenis, misalnya akan selalu mendahulukan menulis cerpen berbanding jenis karya lainnya. Selain membaca cerpen-cerpen yang sudah ada, karya sendiri atau karya orang lain, maka menulis cerpen baru akan dilakukan. Demikianlah seorang yang menyukai dan menjadi praktisi literasi. Jika hobi membuat karya prosa maka dia akan membuat prosa. Begitulah seterusnya. Dan ini akan dilaksanakan di waktu pagi atau subuh menjelang pagi.

Lalu di waktu siang atau di petang hari, penyuka dan penggiat leiterasi juga akan melakukan aktifitas yang sama seperti di pagi hari. Semuanya tergantung kesempatan waktu yang ada. Dan begitu jua di petang hari atau di malam hari menjelang ke peraduan. Seorang literat tidak akan berhenti dari aktifitas literasi. Dan tepatlah jargon ‘Literasi Tiada Henti, Menulis Setiap Hari.’ Kita percaya bahwa jika kita ingin menjadi penyuka atau praktisi literasi maka kita akan buktikan setiap hari akan bergumul dengan literasi. Apakah kita menjadi bagian di antaranya? Tepuklah dada, tanyalah selera. Hanya kita masing-masing yang bisa menjawabnya.***

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar