Ibu, Dialah Segala-galanya Bagi Kita

(Mengenang Hari Ibu)

KITA tidak mungkin membantah, ibu adalah sosok terbaik dalam hidup kita. Siapapun kita. Tanpa mengabaikan, apalagi merendahkan ayah, ibu adalah sosok yang paling dekat dengan kita. Sejak kita masih bayi, anak-anak hingga kita dewasa. Jangan ditanya ketika kita dalam kandungan ibunda kita. Ibu kita adalah kita. Nyawa dan makan kita adalah nyawa dan makan ibu kita. Menyatu. Dua dalam satu.

Ibu merupakan sosok yang sangat spesial bagi siapapun. Ibu, dialah orang yang tahu betul bagaimana kita, apa yang kita mau dan dialah orang yang sangat peka saat kita bahagia maupun kecewa. Melansir laman yourtango.com, sebagai sosok yang sangat spesial dan istimewa, ibu juga sebagai sahabat terbaik buat anak-anaknya. Tanpa ingin membandingkan ayah dan ibu, tapi ketika bicara tentang ibu, maka dialah segala-galanya bagi kita. Bagi siapa saja.

Rasa sayang dan kasih-sayang ibu tidak ada setitik zarrah pun yang membuat ragu. Jika pun ibu memarahi anak-anaknya, itu pun bagian rasa sayang yang sudah menyatu dengan kasih-sayang itu sendiri. Ibu cerewet kepada kita, misalnya, pun bagian dari kasih-sayangnya kepada anak-anaknya. Sesungguhnya cerewet dan terus memurainya ibu kepada kita adalah sebagai pendorong kita untuk berbuat lebih baik dari pada yang dilihatnya.

Cerewet bukanlah marah. Sementara marahpun adalah tanda dia sayang dan cinta. Kita percaya, ibu marah adalah atas kesalahan atau kekeliruan kita. Tidak perlu kita bertanya mengapa ibu marah sementara kita sudah tahu kesalahan dan kekeliruan kita. Jika begitu, mengapa cerewt ibu harus membuat hati ngilu. Tidak perlu.

Ada beberapa predikat yang kita lekatkan kepada ibu kita yang menjadikan kita tegar dan akan tahan cabaran. Sebutlah ibu sebagai sahabat, ibu sebagai pendengar setia anak-anaknya, ibu sebagai penasihat, ibu sebagai tumpuan gundah dan sedih serta banyak lagi. Sebagai orang yang memberikan segala-galanya dalam posisi sebagai perawat dan penjaga kita, ibu tidak sedikitpun yang dapat kita jadikan sebagai sosok yang harus disalahkan. Tidak ada noktah kesalahan yang pantas kita tempelkan ke ibu. Tetaplah Ibu segala-galanya bagi kita.

Jika ibu adalah sosok istimewa dan segala-galanya bagi kita, tidak berlebihan kita bertanya kepada diri kita tentang ibu kita. Sikap seperti apa yang sudah atau sedang kita lakukan untuk membuat ibu kita berbahagia? Tindak-tanduk dan sikap kita hingga ke sapaan yang kita berikan kepada ibu, sudahkah membuat ibu kita berbahagia?

Kita sadari betul, tidak akan pernah terbalaskan oleh kita apa yang sudah diberikan ibu kepada kita meskipun kita merasa sudah berkorban segala-galanya demi ibu. Darah dan air ketuban yang mengalir mengiringi kelahiran kita, air mata yang juga terkadang mengalir saat memelihara dan mengurus kita pasti tidak akan pernah terbalas hingga kita berpisah oleh kematian. Bahkan membalas air mandi yang mengalir di badan kita saat ibu memandikan kita, pun tidak akan bisa kita balas seperti yang ibu lakukan kepada kita.

Semua yang kita coba dan usahakan untuk memberikan apa saja untuk ibu, tidak akan mampu mengganti itu. Sampai dikatakan, jikapun bumi dan isinya ini mampu kita berikan kepada ibu, juga tidak akan dapat membalas persis seperti apa yang ibu berikan kepada kita. Maka rasa senang, bahagia dan kenyamanan hidup, itulah yang sedikit akan mengurangi rasa bersalah kita kepada ibu. Dan jika ibu sudah tiada, hanya doa tuluslah yang bisa kita kirimkan untuknya. Ya, Allah ampunilah dosa-dosa kedua orang kami dan masukkanlah mereka ke dalam syurga. Itulah doa yang akan terus kita sampaikan.

Bagi kita yang orang tua kita masih ada, teruslah kita memberikan yang terbaik untuk mereka. Dan ibu yang begitu special di hati kita, marilah terus kita lakukan yang terbaik buatnya. Membahagiakannya hingga dia ‘berangkat’ adalah cara terbaik yang wajib dilakukan sebagai bukti bakti kita kepadanya.***

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar