TIPS MEMILIKI ANAK PEREMPUAN
Oleh: Nanang M. Safa
Banyak teman yang bertanya tentang resep, trik, tehnik atau apalah namanya sehingga kami berhasil memiliki anak perempuan. Jawaban kebanyakan orang tentu “memang sudah takdirnya memiliki anak perempuan”. Sayapun spontan juga akan menjawab demikian. Namun ketika ingat beberapa dawuh (perkataan) dari para ustaz yang tentu bukan sembarang perkataan tanpa dasar, akhirnya saya beranikan menulis postingan ini.
Sebagai sebuah keluarga yang telah dikarunia 3 orang putra, tentu sangat manusiawi jika kami sangat mendambakan kehadiran anak perempuan. Kehadiran anak perempaun tentu akan menjadi pelengkap keceriaan dan canda tawa di keluarga kami. Sementara ada mitos yang berkembang di masyarakat bahwa ketika anak-anak kita sebelumnya berjenis kelamin sama, maka kemungkinan besar anak kita selanjutnya akan berjenis kelamin sama. Misalnya saya yang sudah memiliki 3 orang putra maka sangat kecil kemungkinannya bagi saya untuk bisa memiliki anak perempuan. Namun bagi saya mitos tersebut hanyalah sebuah intermezzo semata.
Urusan anak berkaitan erat dengan amanah. Jika memang anak-anak kita kebetulan laki-laki semua, berarti kita dipercaya oleh Allah diserahi amanah untuk bisa merawat dan mendidik anak laki-laki. Bukankah cara merawat dan mendidik anak laki-laki itu sudah pasti berbeda dengan merawat dan mendidik anak perempuan? Demikian pula sebaliknya. Namun demikian bukan berarti kita tidak boleh memiliki keinginan dan permohonan untuk bisa memiliki anak dengan jenis kelamin berbeda.
Saya menyambut gembira kehamilan isteri saya yang keempat dengan harapan janin yang dikandungnya berjenis kelamin perempuan. Maka untuk mewujudkan harapan itu, kami juga tidak hanya pasrah pada ketentuan yang menurut sebagian besar orang disebut “takdir”. Namun bagi saya, takdir itu baru bisa dikatakan takdir ketika sudah terjadi. Dan ketika belum terjadi maka takdir itu baru disebut “kemungkinan”, yang antara “iya” dan “tidak” kemungkinannya fifty-fifty.
Anak adalah amanah. Maka tentang apa jenis kelamin anak kita, tentu tidak lantas semuanya kita serahkan pada takdir. Bukankah Allah juga telah mewajibkan manusia untuk berikhtiar? Maka tentu ikhtiar juga cukup berperan terhadap jenis kelamin anak-anak kita. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teori-teori ilmiah yang dipaparkan para ahli, upaya lahir batin dari kedua orang tua si calon bayi, tentu juga ikut berperan dalam menentukan kelahiran si bayi.
Ikhtiar, do’a, dan tawakkal.
Ya, inilah tips kami untuk mendapatkan anak perempuan. Ikhtiar adalah hal pertama yang kami lakukan. Ketika Anda browsing di internet, Anda akan menemukan banyak sekali postingan tentang upaya yang bisa dilakukan untuk memiliki bayi dengan jenis kelamin tertentu. Tentu saja ada yang disertai dengan penjelasan ilmiah, namun ada juga yang hanya sekedar cerita atau bahkan mitos yang tentu tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Beberapa postingan yang saya baca yang menurut saya bisa dijadikan rujukan menyebutkan tentang teori “asam basa”. Teori ini berkaitan erat dengan masa subur, posisi berhubungan intim, orgasme, serta faktor makanan. Dalam postingan ini saya tidak akan membahas tentang hal-hal tersebut. Anda bisa browsing dan mendapatkan banyak penjelasan dari link-link yang ada di internet.
Ikhtiar berikutnya tentu berdo’a. Sebagai orang beragama, kami sangat yakin bahwa porsi paling besar untuk mendapatkan bayi perempuan adalah kehendak Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Maka tentu kami harus banyak melakukan ikhtiar untuk mendekatkan diri kepada Allah, curhat tentang keinginan kami, berzikir, dan senantiasa bermohon kepada-Nya. Bukankah Allah juga sudah memaklumatkan agar sebagai hamba-Nya, kita hendaknya memperbanyak berdo’a kepada-Nya ketika membutuhkan sesuatu? Sayapun yakin sepenuhnya bahwa do’a adalah solusi paling ampuh untuk segala keinginan yang mengendap. Do’a adalah bentuk optimisme kita akan terwujudnya keinginan yang selama ini baru menjadi impian saja. Allah juga telah memaklumatkan demikian dalam sebuah firman-Nya yang artinya “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu” (Q.S. Al Ghafir ayat 60). Dalam firman-Nya yang lain Allah juga menegaskan “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku” (Q.S. Al Baqarah ayat 186).
Maka jikapun teori “asam basa” hanya menempati porsi 10% dari kemungkinan untuk mendapatkan bayi perempuan, bisa jadi do’a akan menggenapinya menjadi 50%. Bukankah ini berarti harapan untuk memperoleh bayi perempuan itu sudah lebih besar lagi?
Selanjutnya kami tinggal berserah diri atas kehendak Allah yang dalam bahasa agamanya disebut dengan “tawakal”. Tawakal inilah yang akan menyempurnakan ikhtiar dan do’a kami untuk memperoleh bayi perempuan menjadi genap 100%.
Pada postingan sebelumnya saya juga sempat berkecil hati ketika informasi terakhir (yang disampaikan dokter kandungan yang memeriksa kehamilan isteri saya) menyatakan bahwa bayi yang dikandung isteri saya berjenis kelamin laki-laki. Berbeda dengan yang disampaikan bidan yang menyatakan perempuan. Ketika itulah puncak dari kepasrahan diri kami kepada Sang Khaliq. Bisa melahirkan dengan lancar dan selamat adalah harapan kami ketika itu. Bukan lagi tentang jenis kelamin si kecil.
Namun ternyata Allah SWT benar-benar memberikan hasil atas ikhtiar kami, Allah benar-benar menjawab doa-doa kami, dan Allah telah menerima kepasrahan diri kami dengan hadirnya putri mungil kami.
Alhamdulillah …. Terima kasih Yaa Allah, Yaa Rahmaan, Yaa Rahiim, Yaa Mujibas Saailiin ….
#kmab#14