Mengenalkan Salat Kepada Anak-Anak

KMAB70 Dilihat

MENGENALKAN SALAT KEPADA ANAK-ANAK

Oleh: Nanang M. Safa

 

Setiap orang tua pastilah menginginkan agar anaknya memiliki bangunan agama yang kuat. Saya pun demikian. Pondasi bangunan agama Islam yang paling utama adalah salat. Maka saya pun melakukan ihktiar sesuai yang saya yakini menjadi cara paling efektif untuk mengenalkan dan lebih dari itu membiasakan anak-anak saya untuk salat. Cara yang saya lakukan ini bukanlah cara terbaik dan bisa saja Anda tidak sepakat.

Sudah menjadi kebiasaan saya sejak dulu melakukan salat jamaah di rumah bersama istri dan anak-anak saya. Kebiasaan saya ini jika mengacu kepada anjuran untuk salat berjamaah di masjid tentulah bukan cara yang tepat. Namun semuanya saya serahkan kepada Allah SWT. Jika cara saya mendidik anak-anak saya ini kurang tepat, mudah-mudahan Allah SWT mengampuninya.

Bukan tanpa alasan saya melakukan cara ini. Seringkali anak-anak ketika diajak ke masjid justru akan menjadi penyebab tidak kusyuknya orang-orang yang sedang salat jamaah di masjid. Ada saja yang dilakukan anak-anak. Memang dasarnya anak-anak. Mereka belum mengerti apa itu masjid, apa itu salat, dan apa itu khusyuk. Tahunya mereka senang bisa bertemu dengan teman-temannya, bergurau, lari-lari, dan main petak umpet. Tidak perduli dengan para jamaah yang sedang berusaha untuk khusyuk dalam salatnya.

Anda barangkali juga pernah menyaksikan anak-anak yang sedang lari ke sana ke mari di antara shaf (barisan) para jamaah. Bagaimana perasaan Anda? Paling banyak akan mengatakan “kesal”, lalu perkataan ini memicu perkataan lain yang nada-nadanya hujatan kepada si anak dan orang tua si anak yang dianggap tidak memiliki etika, sopan santun, atau apalah namanya. Inilah yang ingin saya hindari. Lebih baik dosa yang ditimbulkan atas sikap dan perilaku “belum mengerti” anak-anak saya menjadi tanggungan saya sebagai orang tuanya, tidak perlu melibatkan orang lain.

Anda sebagai orang tua tentu sama sekali tidak bermaksud membuat para jamaah jengkel apalagi sampai terganggu salatnya. Maksud Anda mengajak anak-anak Anda ke masjid tiada lain adalah untuk mengenalkan anak-anak Anda pada masjid sekaligus ingin  mengajari anak-anak Anda tentang salat berjamaah. Namun ternyata maksud baik Anda tersebut justru menimbulkan kekesalan pada banyak orang. Maka akhirnya saya ambil keputusan untuk mengenalkan salat kepada anak-anak saya di rumah, hingga tiba waktunya mereka bisa mengerti sikap dan perilaku apa yang seharusnya dilakukannya ketika di masjid. Ya, setidaknya mereka tidak sampai membuat kegaduhan di masjid.

Saya adalah ayah dari 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan. Hampir setiap datang waktu salat saya ajak istri saya untuk salat berjamaah. Anak-anak saya tentu juga saya ajak biarpun masih bayi. Sekali lagi saya ingin mengenalkan kepada mereka tentang salat. Namun seperti yang saya sampaikan di atas, mereka seringkali juga melakukan hal-hal yang membuat kekusukan saya dan juga istri saya terganggu. Itulah pembelajaran. Semuanya butuh proses dan dalam proses butuh kesabaran.

Alhamdulillah, seiring waktu anak-anak saya sekarang sudah mulai mengerti apa artinya salat, apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan ketika salat, sudah hafal juga bacaan-bacaan salat. Dan yang membuat saya bersyukur adalah untuk mengajak mereka salat cukup dengan mengatakan, “Ayo, waktunya salat lo!”, tidak sampai harus memukulnya sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW, “Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan salat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka.” [Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Irwa’u Ghalil, no. 247] (https://almanhaj.or.id/4135-bagaimana-caranya-memukul-anak-yang-meninggalkan-shalat-2.html).

Bahkan ketika saya dan istri saya sedang ada kepentingan di luar rumah dan tidak bisa mengajak mereka salat berjamaah, mereka juga tidak lantas meninggalkan salatnya.  Si kecil yang baru genap 1 tahun pun sesekali ketika menyaksikan kami sedang salat, ikut-ikutan sujud biarpun dengan caranya sendiri.

Anda jangan salah mengerti. Saya juga tidak berani meng-klaim bahwa cara saya mendidik anak-anak saya dalam hal pengenalan dan pembiasaan salat sudah berhasil dengan baik. Sekali lagi mereka sedang berproses. Masih butuh waktu cukup panjang untuk melihat hasil dari proses yang mereka jalani. Sebagai orang tua yang diserahi amanah oleh Allah SWT saya sedang berikhtiar mendidik anak-anak saya dengan cara yang saya yakini akan membawa hasil sesuai harapan saya sebagai orang tuanya. Selebihnya hanya kepada Allah SWT jualah saya sandarkan ikhtiar saya. Mudah-mudahan anak-anak saya dapat menemukan jati dirinya sebagai seorang muslim.  Semoga Allah SWT meridloi.

Barangkali Anda memiliki cara lebih baik daripada cara saya, tidakkah Anda ingin berbagi?

 

#kmab#39