oleh

Menulis Itu Mudah

MENULIS ITU MUDAH

KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA (KBMN) PGRI

Resume ke 8, Gelombang 28

Hari/tanggal  : Jumat, 27 Januari 2023
Judul               : Menulis itu Mudah
Narasumber   : Prof. Dr. Ngainun Naim
Moderator      : Lely Suryani, S.Pd,

Apakah Percaya jika menulis itu mudah? Topik malam ini, hari Jum’at tanggal 27 Januari 2023 yang dibawakan oleh Prof. Dr. Ngainun Naim dengan moderator Ibu Lely Suryani, S.Pd. Sungguh malam yang pernuh berkah mendapat ilmu dari seorang narasumber hebat yang bergelut di dunia tulis menulis atau literasi juga merupakan guru kami yang senantiasa memberikan semangat untuk banyak membaca dan menulis.

Untuk mengenal lebih dekat dengan narasumber silakan baca CV berikut:

Prof. Dr. Ngainun Naim  lahir di Tulungagung, 19 Juli 1957.  Beliau seorang Guru Besar Bidang Ilmu Metodologi Studi Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Karya-karya beliau lumayan banyak, seperti menulis artikel, jurnal baik lingkup nasional maupun internasional, buku solo dan antologi.

Di awal pelajarannya, beliau mengatakan bahwa tidak akan menjelaskan bahwa menulis itu sulit atau mudah, namun beliau mengajak agar kita dapat menulis. Salah satu caranya yaitu mulai menulis. Menulis sesuatu yang sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan kita yang tentunya ketika menulis kita merasa nyaman dan sangat mudah mengeluarkan ide-ide kita.

Jika belum terbiasa, maka bisa dimulai dari menulis hal-hal yang diketahui dan dialami sehari-hari. Dengan menulis kebiasaan sehari-hari menjadikan kita mudah dalam menulis dan ide akan mengalir begitu saja. Untuk dapat menulis dengan mudah maka kita harus menikmati prosesnya, yaitu menulis mulai dari yang ringan-ringan yang berkaitan dengan keseharian kita hingga hal-hal yang lebih kompleks. Selain menikmati proses menulis, hal terpenting lainnya yaitu harus fokus. Fokus dengan apa yang sedang ditulis karena terkadang ketika menulis akan ada distraksi lain dari dalam diri maupun sekeliling kita sehingga tulisan tidak dapat selesai.

Menulis akan menjadi mudah apabila kita mulai menuliskan hal-hal sederhana yang kita alami. Pengalaman hidup sehari-hari adalah sumber ide untuk menulis. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan pengalaman yang benar-benar kita alami. Kita hanya memilih bagian yang mana dari pengalaman kita yang akan kita ceritakan kepada orang lain melalui tulisan. Jika dijalankan, maka menulis akan lebih mudah.

Tips berikutnya,  jangan menulis sambil dibaca lalu diedit. Itu menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas.  Editing boleh setelah tulisan itu selesai dan kita endapkan.

Menulis boleh sambil NGEMIL, tapi jangan banyak-banyak ya karena tubuh kita nanti menjadi tambun atau gendut.

Berkaca dari pengalaman narasumber, menulis nyaris setiap hari di berbagai jenis tulisan. Beliau memiliki target 3-5 paragraf untukmenulis di blog atau Kompasiana, 1 (satu) paragraf untuk artikel jurnal. Di pagi hari Prof. Ngainun menulis artikel jurnal 1 paragraf. Sampai di kantor beliau menulis untuk blog, 1-2 paragraf.

Berikut beberapa contoh penulisan jurnal yang beliau buat :

https://www.spirit-literasi.id/2022/08/menulis-penelitian-dan-artikel-jurnal.htmlhttps://scholar.google.co.id/citations?user=SbPI0fkAAAAJ&hl=id&oi=ao.,

Prof Ngainun mewajibkan dirinya untuk terus menulis. Orang lain itu tidak beliau paksa untuk menulis namun jika beliau menjadi teladan, maka orang lain akan terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini beliau memiliki banyak sekali “murid” yang menulis setiap hari.  Beliau menyampaikan jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari. Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan. Banyak membaca, banyak berlatih dan terus menulis. Itulah cara yang beliau praktikkan. Tidak ada hal yang instan, demikian juga dengan menulis.

Semua tulisan beliau usahakan untuk beliau edit sebaik mungkin. Blog pertamanya, yaitu blogspot (blog gratis). Jadi tata letak dan sebagainya sederhana. Blog kedua, spirit literasi itu berbayar. Jadi lebih bagus dari sisi isi dan tata letak. Kalau Kompasiana, beliau tidak begitu tahu. Beliau hanya langsung ungggah tulisannya.

Di dalam diskusi beliau mengatakan bahwa lawan terbesar penulis adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan. Hal itu juga dialaminya. Seiring perjalanan waktu, beliau tidak lagi memperdulikan kesulitan yang dialami karena yang terpenting adalah menulis. Kualitas menulis akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang dihasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Hingga sekarang beliau masih terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis? Demikian penuturannya.

Beliau menyarankan, biasakanlah  membuat TEMPLATE atau semacam acuan (kerangka) sederhana saat mulai membiasakan menulis. Artinya hal ini dilakukan secara bertahap (bahasa Jawa, nyicil).  Misalnya, ketika beliau akan menulis tentang “Empat hal yang mudah ditulis.” Paragraf satu, buat panduan. Paragraf 2, menulis yang dialami (pengalaman). Paragraf 3, menulis tentang perjalanan dan seterusnya. Jadi setiap paragraf sudah ada kata kuncinya agar tidak lari ke mana-mana.

Untuk menulis awalnya dipaksa dan melawan ketakutan. Jika tidak dipaksa, tetap tidak akan bisa. Bangun komitmen menulis setiap hari. Jika mampu komitmen selama tiga bulan, nanti bisa menjadi tradisi. Menulis itu ada tahapan setelah menuangkan ide dalam kalimat, yaitu EDITING. Di sini tugas kita merapikan yang tidak runtut. Menyambungkan yang tidak nyambung. Jadi kalau saat menulis masih kacau tidak apa-apa. Nanti kita perbaiki saat editing.

Ketika kita sudah bisa membaca, menulis dan pernah sekolah, hal itu merupakan modal awal dan cukup untuk bisa menulis hingga menerbitkan buku. Jika kita ingin menulis, abaikan semua jenis ketakutan, seperti takut jelek, takut kurang bagus, takut dibaca ahlinya. Kita cuek saja karena tugas penulis itu haya menulis saja. Tanamkan dalam hati ketika kita menulis, setelah selesai tugas selanjutnya adalah menulis lagi.

Diakhir pertemuan beliau memberikan semangat dan penguatan agar kita semua mau menulis. Sungguh pelajaran yang sangat berharga teruntuk saya khususnya dan sahabat-sahabat literasi di KBMN PGRI ke-28.

Semoga resume ini dapat mengingatkan saya untuk tetap menulis karena menulis itu mudah.

Salam literasi, semoga bermanfaat.

 

Jonggol, 27 Januari 2023

Nani Kusmiyati

 

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan