Pengalaman Pembelajaran Jarak Jauh

Terbaru37 Dilihat

.

.

Assalamu’alaikum Wr.Wb, halo semua

 

Saya Nindyansyah Argadini mahasiswa Akper Polri. Kali ini saya ingin membagikan pengalaman pembelajaran jarak jauh yang saya alami pada masa pandemi Covid-19.

Saat pandemi pertama datang ke Indonesia saya masih duduk dibangku kelas 11 SMA semester genap, saat itu kehidupan sekolah saya pun berubah. Pada awal korona virus masuk ke Indonesia saat itu sedang terjadi liburan akhir semester ganjil di sekolah saya, saya yang merupakan siswa seperti yang lainnya merasa sangat senang mengetahui bahwa libur akhir semester ganjil di perpanjang.

Awalnya hari berjalan seperti biasa kami para siswa mendapatkan tambahan hari libur, tidak harus datang ke sekolah dan tidak ada juga pembelajaran, kira-kira selama 3 minggu saya tidak ada kegiatan hanya di rumah menghabiskan waktu dengan keluarga.

Hingga akhirnya sekolah mengumumkan bahwa pembelajaran secara daring yang dinamakan PJJ (Pembelajar Jarak Jauh) akan dilakukan. Awalnya saya baik-baik saja saya pikir lebih bagus seperti ini karena tidak harus buang uang untuk ongkos ke sekolah dan tidak harus bangun pagi, karena jadwal PJJ tidak sama dengan jadwal sekolah offline biasa yang dimulai lebih siang dari biasanya. Untuk informasi saya paling sekali susah bangun pagi :v

Awal PJJ dilaksanakan saya sangat kebingungan karena harus mendownload banyak aplikasi untuk pembelajaran seperti Googleclassroom, quiziz, zoom meeting, google meet dan masih bayak yang lainnya. Karena di rumah saya tidak ada wifi jadi uang jajan yang saya terima setiap hari habis untuk di pakai membeli kuota internet. Awalnya saya pikir saya dapat menabung lebih banyak uang karena tidak ke sekolah tapi uang saya malah habis untuk di belikan kuota internet.

Satu bulan melakaukan PJJ saya masih sedikit memliki rasa senang karena masih mendapat banyak waktu luang untuk berjalan-jalan dan bermain bersama teman-teman, sampai akhirnya diumumkan bahwa akan diadakannya lockdown di sejumlah wilayah yang terpapar covid-19, yang dimana Jakarta termasuk daerah yang terpapar. Hilanglah rasa senang saya akan PJJ yang dilakukan.

Setiap hari aktivitas yang saya lakukan hanya di rumah saja dilarang pergi kemana-mana. Saya mengikuti pertemuan virtual untuk PJJ, mengerjakan tugas tulis, tugas ketik, dan tugas video. Jam pembelajaran berkurang akan tetapi tugas menumpuk itulah hal yang paling mengesalkan dari PJJ. Selain itu selama PJJ saya banyak tidak mengerti hal-hal yang diajarkan oleh guru sehingga nilai saya mengalami penurunan.

 

Lanjut ke masa kuliah

Ketika mendaftar kuliah saya pikir akan masuk pembelajaran tatap muka akan tetapi sampai sekarang hanya ketika praktek saja saya ke kampus. Di kuliah pun sama saya banyak tidak mengerti hal-hal yang diajarkan oleh dosen. Dan hal mengesalkan lainnya pun terjadi karena laptop dan hanphone saya mengalami kebocoran baterai, baterai laptop dan handphone saya jadi lebih mudah habis yang saya cari penyebabnya ternyata terlalu sering digunakan untuk melalukan virtual meeting.

Akan tetapi dari semua kekurangan akibat PJJ yang dilakakukan saya juga mengalami hal yang baik contohnya seperti saya jadi lebih mengerti teknologi yang awalnya saya tidak bisa menggunakan aplikasi editor jadi saya bisa memakainya, saya juga suka melihat banyak materi-materi pembelajaran di internet saya jadi tahu bahwa ilmu tidak hanya bisa didapat dari sekolah tapi bisa dari banyak sumber lainnya, dan juga selama di rumah saya sering membantu pekerjaan rumah orangtua yang awalnya saya hanya sedikit membantu, jadi saya bisa lebih banyak membantu pekerjaan rumah dan meringankan sedikit pekerjaan rumah.

Nah itulah pengalaman pembelajaran Jarak Jauh yang saya alami. Semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat untuk para pembaca semua. Terimakasih

 

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

.

.

Tinggalkan Balasan