Pendidik Dan Pendidikan Budi Pekerti

NGETEH MORNING di pagi hari ini saya mengangkat topik tentang  Pendidik dan pendidikan Budi Pekerti.

Pendidik yang dimaksud dalam topik ini lebih banyak pada diri seorang Guru karena seorang Guru adalah pendidik anak anak sejak usia Belia (TK dan SD), usia Remaja (SMP dan SMA). Di masa masa inilah pendidikan Budi Pekerti sudah harus ditanamkan pada diri anak anak Indonesia agar ketika dewasa mereka dapat berperilaku dan berbudi pekerti yang baik di dalam bermasyarakat.

Seorang Guru sangat berperan penting dalam mengajarkan sikap dan perilaku Budi Pekerti yang luhur tersebut.

Terkadang ada anak yang lebih patuh dan nurut pada Guru dibanding dengan orang tuanya.

Saya selalu ingat, ada pepatah Jawa yang mengatakan bahwa : “Guru iku digugu lan ditiru” yang artinya bahwa seorang Guru haruslah dituruti dan ditiru. Apa yang dituruti dan apa yang ditiru ? Tidak lain adalah sikap dan perilakunya.

Oleh karena itu seorang Guru haruslah sosok yang memberi teladan untuk anak anak didiknya terutama teladan dalam berbudi pekerti luhur.

Seorang Guru adalah cermin hidup dari anak anak didiknya. Seorang Guru adalah juga figur yang tidak boleh dianggap remeh dalam membentuk watak manusia terutama perilaku santun, jujur dan berbudi pekerti luhur.

Dalam konteks Pandangan hidup Bangsa Indonesia maka Budi Pekerti yang harus ditanamkan kepada anak anak Indonesia adalah perwujudan dari karakter Bangsa Indonesia yang terkristalisasi dalam nilai nilai kelima sila dari Pancasila.

Bagaimana seorang Guru mampu memberikan pengajaran agar anak anak didiknya berperilaku yang religius dan spiritualis, berperilaku saling menghormati dan toleransi, berperilaku yang mengutamakan kebenaran dan kejujuran.

Bagaimana seorang Guru mampu memberikan pengajaran agar anak anak didiknya berperilaku yang humanis dan beradab, berperilaku yang mengedepankan nilai nilai kemanusiaan.

Bagaimana seorang Guru mampu memberikan pengajaran agar anak anak didiknya berperilaku dengan mengedepankan kebersamaan dan gotong royong, berperilaku cinta tanah air dan lingkungan.

Bagaimana seorang Guru mampu memberikan pengajaran agar anak anak didiknya berperilaku yang demokratis, berperilaku yang menjunjung tinggi musyawarah untuk mencapai mufakat.

Bagaimana seorang Guru mampu memberikan pengajaran agar anak anak didiknya berperilaku adil dan berjiwa sosial.

Saya teringat apa yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Majalah Poesara edisi Februari 1954 bahwa :

Pendidikan Budi Pekerti haruslah diajarkan oleh semua Guru dalam berbagai bidang pengajaran tanpa harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Setiap Guru secara spontan memberikan pengajaran Budi Pekerti dalam setiap kesempatan. Dengan demikian, anak anak didik akan merasakan bahwa perilaku Budi Pekerti itu menjadi kebutuhan dalam setiap materi pengajaran bukan sekadar satu mata pelajaran yang hanya dihafal tanpa dipraktekkan dalam perilaku sehari hari.

Selamat melanjutkan aktivitas di hari ini namun sempatkan nikmati kehangatan teh dicangkir anda ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 19 Januari 2021

Tinggalkan Balasan

News Feed