Budaya Musyawarah Semakin Terkikis, Benarkah ?

NGETEH MORNING di pagi hari ini saya kembali memposting tulisan yang saya buat 8 tahun silam dan sudah saya publis di sebuah media cetak.

Tulisan saya ini ternyata masih sangat relevan dengan situasi dan kondisi sekarang ini. Berikut isi dari tulisan saya :

Dewasa ini nampaknya budaya Musyawarah sedikit demi sedikit mulai terkikis dari kehidupan Bangsa Indonesia. Sering kali kita melihat terjadi pemaksaan kehendak dari sekelompok orang untuk menekan kelompok orang yang lain, kelompok yang mayoritas tidak lagi mau berkompromi dengan kelompok yang minoritas bahkan begitu mudah melakukan tindakan anarkis yang keji. Sering juga kita melihat, kelompok orang yang kalah dalam suatu Organisasi lantas membuat Organisasi tandingan atau Organisasi yang baru karena tidak mau mengakui suatu hasil keputusan yang sudah diputuskan bersama.

Sesungguhnya kalau mereka mau menyadari dan mau berpegang teguh kepada Ideologi Negara kita yaitu Pancasila maka budaya Musyawarah yang kian terkikis itu tidak akan terjadi. Sila keempat di dalam Pancasila yang menyebutkan bahwa Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, sejatinya mengandung nilai nilai luhur dari budaya musyawarah.

Hakekatnya musyawarah harus dapat menjadi pemersatu Bangsa Indonesia. Di dalam musyawarah terkandung nilai kebersamaan, kesetaraan dan kesamaan serta memberikan penghargaan terhadap harkat, martabat dan derajat manusia. Yang terpenting, setiap orang harus menyadari bahwa sebagai sesama anak Bangsa harus saling menghargai, saling menghormati, saling berprasangka baik dan saling percaya sehingga setiap ada perbedaan akan menjadi indah dan rahmat bagi Persatuan Bangsa.

Upaya memperkokoh budaya Musyawarah untuk Persatuan Bangsa maka sejatinya setiap warga negara Indonesia haruslah menyadari bahwa setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

Oleh karena itu sebagai sesama warga negara kita tidak boleh memaksakan kehendak kepada sesama anak Bangsa. Kita harus mengutamakan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan dan hasilnya ditujukan untuk kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok/golongan atau pribadi.

Kita harus memahami bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat merupakan merupakan sikap yang mengedepankan kebersamaan dan kekeluargaan.

Kita harus bisa menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dari hasil musyawarah dan dengan itikad baik disertai rasa tanggung jawab untuk menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

Musyawarah yang kita lakukan haruslah disertai akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur dan yang paling utama bahwa keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung harkat dan martabat manusia, nilai nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan serta memperkokoh persatuan dan kesatuan Bangsa.

Kita harus tetap punya keyakinan bahwa Bangsa Indonesia akan terus bersatu di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia karena kita punya Ideologi Pancasila yang mengedepankan budaya musyawarah dalam mempersatukan kita sebagai Bangsa Indonesia.

*****

Saya kembali tegaskan bahwa kalau kita masih berpegang teguh dengan Pancasila dan benar benar ingin mengamalkannya maka kita akan selalu mengedepankan budaya musyawarah dalam mengatasi setiap masalah.

Pagi hari ini mendung dan udara masih terasa begitu dingin sehingga menikmati secangkir teh hangat tentu akan semakin terasa nyaman ..

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 7 Februari 2021