Partai Demokrat Mau Diambil Paksa ? Lawan !

NGETEH MORNING di pagi hari ini saya mengulas statement dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang mengatakan bahwa ada gerakan politik yang akan mengambil paksa kepemimpinan di Partai Demokrat.

Seperti dirilis oleh cnnindonesia.com (01/02/2021) bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menduga ada gerakan politik yang dilakukan pejabat lingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo yang berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

“Ada gerakan politik yang mengarah pada upaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat,” kata AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta pada Senin (01/02/2021).

AHY menambahkan, dia telah mendapatkan informasi dari banyak pihak tentang gerakan itu.

Pernyataan AHY tersebut memang mengagetkan banyak pihak terutama yang tanpa ragu langsung mengarahkan dugaannya itu kepada pejabat di lingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo.

AHY tentu punya alasan yang kuat disertai data yang akurat terlebih AHY tak bisa dilepaskan dari sosok ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang konon merupakan seorang Jenderal yang ahli strategi.

Mengganti AHY tentu juga bakal menggusur SBY yang notabene merupakan pendiri dari Partai Demokrat.

Lebih jauh masih seperti dirilis oleh cnnindonesia.com (01/02/2021) bahwa AHY mengklaim manuver politik ini sudah mendapatkan dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Meski demikian, ia tak mudah percaya dan tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah dalam persoalan tersebut ini.

“Tadi pagi saya telah mengirimkan surat resmi Kepada yang terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan,” kata AHY.

AHY merinci manuver ini diinisiasi oleh lima orang kader dan eks kader Partai Demokrat.

Mereka diantaranya satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tak aktif, satu mantan kader yang diberhentikan sejak 9 tahun lalu akibat korupsi.

“Dan satu mantan kader yang berhenti dari partai tiga tahun lalu. Sedangkan non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang sekali lagi, sedangkan dimintakan konfirmasi dan klarifikasi kepada Presiden Joko Widodo,” kata AHY.

Gelagat yang disampaikan oleh AHY nampaknya tak jauh beda seperti saat terjadi perpecahan di Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura dan Partai Berkarya di era pemerintahan Jokowi.

Kunci pertama adalah menggoyang sebuah Partai memang harus lewat orang dalam atau yang pernah di dalam dan rela “berkhianat” demi uang, jabatan dan kekuasaan.

Kunci kedua adalah Fulus alias Duit. Bermanuver untuk menggoyang sebuah Partai butuh ongkos, butuh peluru untuk bisa menjalankan strategi yang hendak dicapai.

Menggoyang sebuah Partai yang tak sejalan dengan kekuasaan sudah terjadi sejak Orde Lama, Orde Baru, Orde Reformasi apalagi di era Orde Hoax bakal semakin menjadi jadi.

Oleh karena itu, seluruh kader Partai Demokrat terutama yang menjadi pimpinan di Daerah, Cabang hingga Ranting harus tetap kompak dan solid. Jangan mau diiming imingi oleh jabatan dan uang.

Saat seperti ini akan diuji seorang kader Partai yang punya loyalitas, dedikasi dan soliditas yang tinggi sehingga tidak mudah goyah untuk diadu domba dan dipecah belah.

Sementara itu dari pihak yang merasa dituduh oleh AHY dalam hal ini  Kepala KSP Moeldoko sudah memberikan klarifikasinya dan sudah diduga, membantah apa yang dituduhkan.

Kita menunggu perkembangan selanjutnya, apakah gerakan politik untuk menggoyang Partai Demokrat akan berhenti atau bahkan semakin masif ..

“Kapal yang kokoh tidak akan hancur diterjang ombak, nahkoda yang tangguh tidak lahir dari lautan yang tenang” – AHY –

Teh hangat di cangkir pada pagi hari ini bisa jadi masih terasa amat panas bagi kader Partai Demokrat .. So stay cool, tetap solid dan militan .. hanya ada satu kata Lawan !

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 2 Februari 2021

Tinggalkan Balasan

1 komentar