Selamat pagi sobat,

Di pagi hari yang cerah ini saya mengangkat topik di rubrik NGETEH MORNING tentang Buku 212.

Kemarin pagi (Jum’at, 30/04/2021) saya mendapat kiriman file via WA dari bapak Haji Thamrin Dahlan. File tersebut merupakan kata pengantar penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD), barcode ISBN dan nomor urut terbit YPTD.

File tersebut melengkapi buku saya ke-18 yang sudah mendapatkan ISBN dari Perpustakaan Nasional. 

Buku yang berjudul “Ngeteh Morning Bareng Nurwendo” merupakan Seri 2 yang memuat 56 artikel yang sudah terpublikasi di Website YPTD : terbitkanbukugratis.id. 

Untuk bisa segera naik cetak dan terbit maka siang harinya saya melakukan finalisasi dari buku tersebut.

Yang menarik perhatian saya adalah ketika saya membuka file kata pengantar penerbit dan membacanya, buku saya ke-18 merupakan buku terbitan YPTD dengan nomor urut 212.

Jadilah saya menyebut buku saya ini sebagai Buku 212. 

Angka 212 mengingatkan saya pada sinetron silat di tahun 90-an yang menjadi favorit tontonan saya ketika itu, yakni Wiro Sableng dengan senjata saktinya Kapak Maut Naga Geni 212.

Konon menurut ceritanya, Wiro Sableng merupakan murid dari pendekar misterius bernama Sinto Gendheng dan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 adalah pemberian dari gurunya itu.

Menurut pembuat cerita Wiro Sableng, makna angka 212 memiliki filosofi yang dalam.

Angka 2 pertama memiliki arti bahwa dalam dunia selalu ada dua pihak yang berpasang-pasangan. Laki-laki berpasangan dengan perempuan, siang berpasangan dengan malam dan baik berpasangan dengan buruk.

Dua hal yang selalu berpasangan di dunia itu merupakan kehendak Tuhan yang Maha Esa. KeEsaan Tuhan digambarkan dengan angka 1.

Kemudian angka 2 kedua adalah melengkapi agar jumlahnya menjadi 5 (2+1+2) yang melambangkan Ideologi Pancasila yang menjadi ciri dari Bangsa Indonesia.

Selain itu angka 5 juga melambangkan Rukun Islam yang jumlahnya ada lima.

Oleh karena itu, saya berkeinginan agar makna filosofi yang dalam dari angka 212 yaitu dua hal yang selalu berpasangan, Tuhan Yang Maha Esa, Pancasila dan Islam dapat memotivasi dan menginspirasi saya dalam berkegiatan menulis.

Kaitan dengan buku saya ke-18 dan saya menyebutnya sebagai Buku 212 ini bagi saya juga memiliki makna yakni angka 21 melambangkan tahun 2021 dan angka 2 melambangkan bahwa buku ini merupakan Seri 2 dari buku berjudul “Ngeteh Morning Bareng Nurwendo”.

Makna tersebut menjadi penyemangat saya untuk menerbitkan buku dengan judul yang sama untuk Seri Seri berikutnya dengan konsekuensi terus menulis di website YPTD : terbitkanbukugratis.id via Rubrik NGETEH MORNING.

Insya Allah ..

Saya tutup tulisan ini dengan sebuah pantun :

Cari Tajil Di Pasar Beluntas

Dapetnya Cuma Kue Putu

Jadikan Menulis Sebagai Rutinitas

Kumpul Tulisan Jadilah Buku Bermutu

Sobat, saatnya saya undur diri dan mari kita nikmati secangkir teh hangat di pagi hari ini ..

Selamat hari Buruh ..

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 1 Mei 2021

Tinggalkan Balasan

4 komentar