Urip Iku Urup

Selamat pagi sobat,

Di pagi hari yang cerah ini saya mengangkat topik di rubrik NGETEH MORNING tentang Urip Iku Urup.

Urip Iku Urup merupakan salah satu dari banyak filosofi Jawa yang memiliki makna yang dalam untuk menjalani hidup dan kehidupan di dunia ini. Banyak filosofi Jawa yang sekarang ini tidak lagi dipahami oleh anak anak muda atau kaum milenial keturunan Jawa sehingga muncul ungkapan “Wong Jowo sing ora njawani” yang artinya orang Jawa yang tidak lagi menunjukkan perilaku sebagai orang Jawa yang sesungguhnya dan bukan hal yang mustahil kalau ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa yang diturunkan oleh para leluhurnya hanya akan tersimpan di buku buku sejarah masa lalu. Banyak kaum milenial bisa jadi beranggapan bahwa Filosofi Jawa tersebut dinilai sebagai hal yang kuno dan ketinggalan jaman namun sejatinya Filosofi Jawa yang merupakan warisan leluhur tersebut berlaku terus sepanjang hidup dan merupakan warisan budaya pemikiran orang Jawa dalam menjalani kehidupannya di dunia ini.

Urip Iku Urup dalam bahasa Indonesia berarti “Hidup itu Nyala”. Makna dari Filosofi Jawa tersebut adalah hidup itu hendaknya dapat memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita karena kita hidup di dunia ini bukan untuk berdiri sendiri atau hidup hanya untuk diri sendiri namun sejatinya kita hidup di dunia ini untuk bisa saling menerima dan memberi, saling mengasihi atau saling membantu sesama manusia dengan ikhlas atau tanpa ada rasa pamrih.

Makna tersebut juga terdapat di  dalam semua agama yang menjelaskan bahwas manusia sebagai makhluk sosial harus saling berinteraksi dan saling menolong kepada sesama manusia, bahwa kita hidup di dunia ini hanyalah sebuah kehidupan sementara untuk mendapatkan kehidupan yang kekal dan lebih baik lagi di kehidupan akherat.

Oleh karena itu, manfaat yang kita berikan ibarat api yang menyala namun dalam hal ini api bukanlah berarti bara yang membakar dan memusnahkan apa saja, akan tetapi api yang memiliki makna sebagai cahaya atau sinar yang selalu menyala dan menyinari setiap langkah manusia ke jalan yang baik dan benar.

Itulah yang dimaksud dengan Urup atau Nyala bahwa hidup kita harus punya nilai manfaat yang selalu memberi cahaya atau sinar yang terang agar setiap langkah kita bersama sesama manusia lainnya dapat berjalan ke arah kebenaran yang hakiki.

Janganlah hidup kita selalu membuat resah sesama manusia, mengganggu ketenangan karena hal itu tidak sesuai dengan kodrat kita sebagai makhluk Sosial.

Bisa saja suatu saat kita berbuat sesuatu yang keliru, hal itu adalah kekhilafan semata tetapi kalau kekeliruan itu kita lakukan terus menerus atau berulang ulang maka hal itu berarti kita sudah berperilaku yang tidak baik dan menyalahi kodrat sebagai makhluk sosial.

Namun apabila kehadiran kita mempunyai arti atau bermanfaat untuk orang lain atau orang-orang di sekitar kita maka semakin besar manfaat yang kita bisa berikan pada orang lain maka hidup akan semakin baik.

Sudah seberapa besar kita Urup atau menyalakan diri sendiri supaya sekitar kita menjadi lebih bercahaya ? ..

Mari kita intropeksi diri agar bisa mengisi hidup dengan memberi manfaat bagi sesama dan bila hal ini dapat kita lakukan maka insya Allah kita bakal menjadi manusia yang lebih baik ..

Sumber : http ://grhasia.jogjaprov.go.id (30/11/2013)

Saya tutup tulisan ini dengan sebuah pantun :

Bila Kamu Wisata Ke Bukit Bambean Desa Sia

Janganlah Lupa Membawa Sirup

Buatlah Hidup Seperti Cahaya Bagi Sesama Manusia 

Itulah Makna Urip Iku Urup

Sobat, saatnya saya undur diri dan mari kita nikmati secangkir teh hangat di pagi hari ini ..

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH
Depok, 27 Juli 2021

Tinggalkan Balasan