Mengalahkan Minder: Selamat Ulang Tahun, YPTD

 

 

Selamat ulang tahun, YPTD! Hanya itu kalimat yang bisa saya tuliskan. Membaca puluhan tulisan dari para penggiat literasi dan para penulis kawakan, kadang memunculkan keraguan untuk ikut menulis di blog keroyokan milik YPTD ini. Ada rasa khawatir dan ragu, karena secara kuantitatif sangat sedikit tulisan yang saya publikasikan melalui website ini. Bahkan hingga hari “H” saat YPTD merayakan satu tahun hari jadinya saya belum juga menulis. Andai tidak saya baca tulisan singkat “suhu literasi”, Suhu Much. Khoiri berjudul Menerbitkan Tulisan Melawan Minder, mungkin tulisan ini tidak saya terbitkan juga di sini.

Minderkah, saya? Barangkali. Sebab setiap kali ingin menerbitkan tulisan di sini ada rasa rendah diri. Pertama, jarang menulis. Kedua, belum pernah menerbitkan buku di sini. Ketiga, gagal menulis dalam sebulan pada lomba blog awal tahun ini, menebalkan keraguan dan berujung tidak jadi menulis di sini.

Setelah saya membaca uraian singkat Mr. Emcho, panggilan Bapak Much. Khoiri, tumbuh keberanian untuk menulis kembali di sini. Pertanyaan, mengapa Anda minder? Tidak berani saya jawab, karena jawaban yang bakal keluar dari mulut saya terbantahkan semua.

Pertanyaan pertama, apakah Anda merasa tulisan Anda tidak bagus? Dalam hati saya pun menjawab, ya. Lalu apa yang beliau katakan?

“Jangan meremehkan diri sendiri. Bangunlah self-esteem dan kepercayaan diri yang positif. Optimisme menambah imunitas dari kritik, sama dengan imunitas dari penyakit. Bangkitkan keberanian untuk mencoba menerbitkannya. Toh, tulisan itu pesan komunikasi Anda kepada pembaca. Dengan berani menerbitkan tulisan, Anda menuntaskan tugas menulis sebagai proses komunikasi. Jangan terlalu khawatir dengan bagaimana respons pembaca terhadap tulisan Anda. Sama dengan bicara, bagaimana kita akan tahu reaksi lawan bicara jika kita diam saja? Lepaskan saja perasaan Anda dari kekhawatiran, seperti orang membeber barang dagangan di lapak pasar. Menulis itu menjual. Dan itu perlu keberanian.”

Dua paragraf tulisan beliau yang saya rangkum itu membantah jawaban saya. Meskipun over confidence itu tidak baik, tetapi menghargai dan tidak meremehkan diri sendiri wajib dibangun. Orang tidak akan pernah salah jika tidak berbuat apa-apa. Namun, tidak berbuat apa-apa pun bukan satu hal yang dibenarkan. Bukankah hidup itu bergerak?

Pertanyaan kedua, apakah Anda nilai pembaca Anda jauh lebih bagus sehingga mereka akan memberikan penilaian tertentu terhadap tulisan Anda? Kembali saya menjawab, ya. Saya pun terhenyak dengan penjelasannya.

“Tulisan, sebagaimana dagangan, akan berujung pada dua kutub: kutub positif dengan apresiasi dan pujian, dan kutub negatif dengan kritik tajam dan masukan. Jika Anda merasa pembaca Anda jauh lebih bagus dari pada Anda, bersyukurlah; sebab Anda menemukan pembaca yang akan memberi kritik dan saran. Itu sebuah anugerah yang wajib Anda syukuri.”

Baik, Mr. Emcho. Saya kira memang seharusnya pembaca tulisan saya orang yang lebih bagus dari pada saya. Seperti para penulis yang juga pembaca web ini adalah orang-orang hebat. Benar kata Anda bahwa resepon positif dan negatif dua hal yang biasa terjadi dalam kehidupan. Istilah Anda, tidak perlu defensif dan “membuta-tuli” jika mendapat kritik dan saran.

Pertanyaan ketiga, apakah Anda minder tanpa ada alasan yang masuk akal? Untuk ini, sambil senyum kecut saya pun harus menjawab, tidak. Saya tidak ingin Anda bawa saya ke psikolog untuk dikorek kondisi kejiawaan saya. Apalgi sekedar minder untuk menulis dan menerbitkan di blog atau buku antologi saya merasa bahwa kejiawaan saya masih baik-baik saja.

Selamat ulang tahun, YPTD! Hanya itu yang dapat saya tuliskan. Dalam hati saya mendoakan semoga YPTD panjang umur. Agar orang-orang minder seperti saya yang belum berani menulis segera menerbitkan tulisannya di sini dan menjadikannya bacaan bagi kita semua.

Terima kasih Mr. Emcho, terima kasih YPTD. Saya yakin, pembaca saya adalah orang-rang hebat yang jauh lebih bagus dari pada saya. Oleh karena itu, saya terbuka terhadap kritik dan saran dari Anda semua. Semoga keberanian menulis ini terus terpupuk.

 

Susanto
Guru & Blogger Musi Rawas, Sumsel

Tinggalkan Balasan

2 komentar

  1. Keren isinya ternyata Pak D bisa minder juga kalau prinsip saya belajar dari tulisan saya muat artikel yg saya suka dan pembelajarannya Menunggu Masukan atau kritikan dari teman yg mau baca
    Tetap semangat Pak D dan jangan minder Ok