Rasa penasaranku terhadap gula itik alias gulai bebek berawal dari acara kuliner di televisi. Waktu itu Pak Bondan ketika beliau masih hidup melakukan adu masakan bebek di kawasan Jakarta. Dan pemenangnya adalah gulai itik yang dijual di kawasan kuliner Kapau di daerah Kramat, Senen.
Maknyus kata Pak Bondan waktu itu. Ingatan tentang masakan bebek itu terekat di benak. Duh kapan-kapan harus mencobanya nih.
Hingga akhirnya tiba jualah kesempatan untuk menunaikan angan menyantap gulai itik. Di tempatnya langsung, di Umi Upik.
Itiak lado mudo, nama resmi si gulai itik tersebut. Gulai itik ini adalah masakan khas Ngarai, Bukittinggi.
Itiak lado mudo adalah bebek yang disajikan dengan bumbu yang didominasi cabe ijo. Selain cabe ijo, juga ada jejak rasa dan aroma dari kunyit, bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas, dedaunan aroma, serta rempah-rempah lainnya.
Harga seporsi gulai itik plus nasi adalah Rp 47 ribu. Agak mahal tapi tak apa-apalah.
Itu adalah pengalamanku menyantap itiak lado mudo kali pertama dan aku menyukainya. Bumbunya meresap dan daging bebeknya empuk.
Cita rasanya lengkap dari bumbu rempah-rempah yang kaya rasa dan aroma. Ada rasa gurih dan pedas, aroma asap, dengan sensasi tekstur kenyal dari kulit si bebek.
Wuiih nikmatnya disantap dengan nasi hangat. Gulai itik bikin nagih karena kelezatannya.