Kolom blog pribadi sekarang mudah dijumpai di formulir menyangkut pekerjaan atau yang bersifat personal. Ini menunjukkan kecenderungan individu saat ini yang juga memiliki blog atau website personal, selain alamat e-mail.
Jumlah blog saat ini memang luar biasa. Di Indonesia jumlahnya telah mencapai sekitar 7-8 juta blog pribadi, belum platform blog keroyokan. Di dunia entah berapa banyak jumlahnya, mungkin lebih dari 600 juta blog. Memang tak semuanya aktif. Tapi banyaknya jumlah blog ini adalah sebuah fenomena.
Apakah blog saat ini masih berjaya atau sudah memasuki masa karam?
Era blogger ditandai dengan merebaknya teknologi web 2.0. Teknologi ini memungkinkan tiap individu untuk membuat tulisan dan menyebarkannya, juga memberikan komentar terhadap isi tulisan tersebut.
Teknologi web 2.0 merebak pada tahun 1999 dengan adanya platform blog seperti Blogger, kemudian masuk WordPress dan Multiply pada tahun 2003 dan 2004. Menyusul lainnya seperti Tumblr dan sebagainya.
Di Indonesia, aktivitas mulai menggeliat pada tahun 2007. Lalu pada tahun 2008 hingga 2010 mulai bermunculan platform blog keroyokan seperti Kompasiana, Blog Detik, Suara Warga, seiring juga tumbuhnya blog-blog yang bersifat personal. Komunitas blogger pun kemudian juga lahir, baik yang bersifat kewilayahan maupun berdasarkan hobi.
Sekitar tahun 2015 hingga tahun 2019 banyak aktivitas yang melibatkan blogger, baik launching produk, lomba-lomba blog, maupun event yang bersufat eksklusif. Blogger mulai dipercaya sebagai perpanjangan tangan institusi, membantu menyebarkan infomasi penting ke masyarakat luas, juga sebagai media promosi produk-produk komersil.
Nah maka dari itu fungsi dan peranan blogger pun berkembang. Dari yang awalnya mereka adalah menjadikan halaman blog ibarat diary, tempat curhat atau menuliskan catatan, kemudian bergeser ada yang menggunakan blog sebagai media penghasilan. Hal ini dikarenakan semakin banyak permintaan blogger sebagai dua komponen di atas, menyebarkan informasi dan media promosi (endorsement).
Adanya peranan kedua ini menjadikan blogger pun tumbuh subur. Banyak yang kemudian tertarik menjadi blogger karena alasan komersil. Namun tak sedikit yang masih idealis, menjadikan ngeblog tetap sebagai bagian dari hobi menulis.
Apapun motivasinya, ngeblog itu adalah bagian dari literasi. Tantangan dan saringan blog saat ini adalah era pandemi saat ini, saat aktivitas di luar miskin dan bujet promosi pun minim. Apakah kalian masih rajin menulis blog saat sepi job seperti saat ini? Atau malah rajin ngeblog?
Dari sekitar 15 tahunan usia blog di Indonesia, apakah saat ini mulai memasuki masa karam ngeblog atau ngeblog masih diminati?