(Dok: reksodyahutami.com)

Tulisan ini dimaksudkan untuk memberi informasi kepada orang tua tentang pentingnya pendidikan seks pada anak sejak usia dini. Informasi ini kiranya dapat menjadi bekal bagi orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, termasuk dalam memberikan pendidikan seks.

Selanjutnya timbul pertanyaan, kapan sebaiknya orangtua mulai memberikan pendidikan seks untuk anak-anaknya? Jawabannya adalah sedini mungkin. Ada yang berpendapat sejak balita, penulis sendiri berpendapat sejak masa kanak-kanak. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diketahui oleh para orang tua.

A. Pentingnya Pemahaman Seks

Seks adalah jenis kelamin yang membedakan antara pria dan wanita secara biologis dan seksualitas yang menyangkut dimensi biologis, psikologis, sosial dan kultural.

Dimensi Biologis: secara biologis, setiap anak akan berkembang menjadi remaja karena adanya hormon tertentu yang memengaruhi pembentukan hormon berikutnya.

Dimensi Psikologis: perubahan hormon didalam tubuh anak berpengaruh terhadap perubahan psikologis yang ditunjukkan melalui perubahan sikap dan tingkah laku. Perilaku tersebut diantaranya mulai tertarik dengan lawan jenis.

Dimensi Sosial Dan Kultural: berpengaruh terhadap cara pandang. Pada tahap ini, norma agama dan etika harus memberi masukan positif.

B.  Pertumbuhan.

Pertumbuhan merupakan proses yang berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang mengacu pada jumlah, besar serta luas yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah proses perubahan dari segi fisik yang berlangsung normal dalam perjalanan waktu tertentu.

Dalam setiap pertumbuhan bagian-bagian tubuh memiliki tempo kecepatan yang berbeda-beda. Misalnya pertumbuhan alat kelamin pria, pada masa anak-anak alat kelamin tumbuh lambat namun setelah pubertas mengalami percepatan. Sebaliknya pertumbuhan susunan saraf pusat mengalami percepatan saat masa anak-anak namun setelah masa pubertas relatif lambat bahkan terhenti.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain faktor psikologis. Hal ini antara lain disebabkan oleh karena bayi ditinggalkan ibu, ayah atau kedua orang tuanya. Sebab lain ialah anak dititipkan pada suatu lembaga seperti rumah sakit, rumah yatim piatu sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perawatan jasmaniah dan cinta kasih sayang orang tua. Anak-anak tersebut mengalami kehampaan psikis.

C.  Perkembanngan.

Perkembangan merupakan perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan tingkah laku dan perubahan ini juga tersedia sejak permulaan adanya manusia. Jadi perkembangan mengarah ke suatu tujuan khusus sejalan dengan perkembangan evolusi yang mengarah kepada kesempurnaaan manusia. Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja atau masa kanak-kanak.

Fase Praremaja oleh profesional dalam ilmu perilaku dikenal sebagai periode transisi antara masa kanak-kanak dan adolesens. Menurut Hall seorang sarjana psikologi Amerika Serikat, masa muda (youth or preadolescence) adalah masa perkembangan manusia yang terjadi pada umur 8-12 tahun.

Fase Praremaja ini ditandai dengan kebutuhan menjalin hubungan dengan teman sejenis, kebutuhan akan sahabat yang dapat dipercaya, bekerja sama dalam melaksanakan tugas, memecahkan masalah kehidupan, dan kebutuhan dalam membangun hubungan dengan teman sebaya yang memiliki persamaan, kerja sama, tindakan timbal balik, sehingga tidak kesepian. Tugas perkembangan terpenting dalam fase praremaja yaitu, belajar melakukan hubungan dengan teman sebaya dengan cara berkompetisi, berkompromi dan kerjasama.

D. Perubahan Fisik Sekunder.

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh.

1. Perubahan Pada Perempuan

Perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan yaitu: pertumbuhan tulang-tulang, badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang, tumbuh payudara. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi kriting, menstruasi atau haid, tumbuh bulu-bulu ketiak.

2. Perubahan Pada Laki-Laki

Perubahan yang terjadi  antara lain: pertumbuhan tulang-tulang, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani), bulu kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, akhir perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu dada. Kadar testosteron yang meningkat ditandai dengan peningkatan ukuran penis, testis, dan prostat.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental.

Seiring sejalan dengan perubahan fisik yang secara mencolok terjadi pada diri remaja, perubahan mental juga terjadi secara drastis pada remaja. Dalam sudut pandang psikologis hal ini sering disebut sebagai tugas-tugas perkembangan remaja. Perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Keberhasilan seorang remaja dalam menuntaskan tugas perkembangannya dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan faktor utama yang berperan sebagai pemberi pengaruh terhadap seseorang dalam membentuk mental dan potensi diri, yang nantinya akan menjadi jembatan antara individu dengan lingkungan masyarakat disekitarnya. Ketidak harmonisan hubungan keluarga akan berdampak kepada psikologis si anak, sehingga anak akan lari dari lingkungan rumah menuju lingkungan pergaulan yang berbahaya. Disamping masalah keharmonisan rumah tangga, juga ada satu faktor yang banyak sekali orang luput dari masalah ini, yakni tontonan yang mendidik.

2. Lingkungan masyarakat

Masyarakat merupakan faktor terpenting dimana seseorang tumbuh dan dibesarkan dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Jika seorang individu tumbuh dan berkembang dilingkungan yang kurang baik maka individu tersebut akan mewarisi hal yang sama dari lingkungan mereka dibesarkan begitupula sebaliknya.

3. Lingkungan Teman Sebaya

Remaja lebih banyak berada diluar rumah dengan teman sebaya. Jadi dapat dimengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku teman sebaya lebih besar pengaruhnya daripada keluarga. Misalnya, jika remaja mengenakan model pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk dapat diterima oleh kelompok menjadi lebih besar. Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol.

4. Emosi

Emosi merupakan salah satu potensi yang dimiliki individu dalam bentuk rasa dan perasaan. Potensi tersebut cenderung memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan. Terutama pada remaja yang mulai mengalami perubahan yang sangat besar baik fisik maupun psikis. Emosi adalah suatu perasaan yang bergejolak pada diri individu yang diakibatkan oleh keadaan psikis, kognitif dan suasana lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku.

 

Referensi:

  1. Sukadiyanto. 2019. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP Kelas VII. Bogor: Quadra.
  2. Sukadiyanto. 2019. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP Kelas VIII. Bogor: Quadra.

Tinggalkan Balasan