Celoteh Anak Melayu Pesisir Pulau ” Pengadilan Akhirat “

Pengadilan Akhirat

Seketul daging

Tersembunyi dalam ruang hamparan sempit

Dalam rongsong tubuh yang bernyawa

Berubah rubah warna melakoni peran rentak wataknya

Tampakkan aura sesat mata

Baik bersanding buruk

Buruk bersanding baik

Itulah pegadilan dunia yang berani melawan kuasanya tuhan

 

Pengadilan dunia padang bulu tak tampak kebenarannya

Masih bisa sembunyikan muka

Seolah olah tiada salah menerpa

Tutup mulut tak bicara sebenarnya

 

Pengadilan akhirat tak mau tau

Tengkorak bernyawa bertekuk lutut

Semua bicara menjadi petua

Azab diterima karena akibat

Satupun tak ada yang mampu menjadi penolong

 

Semua ditodong untuk bicara

Berbaris menunggu giliran

Satu persatu di absenkan dalam wajah berlapis derita

 

Boleh saja di dunia banyak alasan

Akhirat kelak jadi tangisan

Semua raga memberikan peran

Mengadu atas dosa dosa dikala berteman menjadi pengngikut syaitan

 

Mata…

Mulut…

Tangan…

Kaki…

Bumi

Dan langit aeluruh isisnya

Kedap dalam genggaman kuasanya

Juga ikut bicara

Tanpa basa basi tak mampu beri alasan

Tersisihlah jiwa raga dalam rintihan kesakitan

 

Ragapun menjerit

Tolong………

Sudah terlambat kau mendekap

Hati tak sempat kau berikan obat

Deritalah engkau bersama dosa dosa diselimuti azab

Tengkurap dalam keadaan sesat

 

9 September 2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

2 komentar