BE POSITIVE

Terbaru121 Dilihat

BE POSITIVE
Setiap individu dalam hidupnya tentu pernah mengalami suatu peristiwa entah suka atau duka yang membekas dalam dirinya. Itu kodrati yang memang tidak bisa dihindari dan akan tetap terjadi. Namun yang penting bagaimana menyikapi hal itu jika terjadi. Kata kuncinya adalah ”sikap” karena secara sederhana sikap diartikan sebagai cara seseorang mengomunikasikan suasana hati (mood)nya kepada orang lain atau berperilaku. Dengan kata lain dapat juga dikatakan sebagai cara melihat sesuatu secara mental.

Elwood N.Chapman, termasyhur karena karyanya di bidang pengembangan sikap lewat bukunya yang berjudul ” Your attitude is showing” telah menyampaikan pemikirannya tentang sikap ini di hadapan banyak orang dan organisasi. Ketertarikannya yang menggugah hatinya untuk menggeluti hal tentang sikap ini sudah dimulainya sejak ia mahasiswa di ”Claremont Graduate School” sampai menjadi profesor di ”Chaffey College”. Selama itu ia mengamati sikap ini dan antara lain menemukan bahwa orang yang normal, berhasil dan sehat secara mental, terlepas dari usia dan profesinya, tidak dengan sendirinya memiliki sikap positif. Mereka berupaya memelihara dan meningkatkan sikap positif mereka secara terus menerus.

Menyimak hal ini tentu ada pertanyaan apakah sikap itu, seberapa penting sikap dan mengapa ada orang yang bersikap negatif, bagaimana cara memiliki sikap positif dan sebagainya. Menarik untuk ditelusuri dalam merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan pengalaman Chapman yang juga mengacu pada hasil-hasil riset ilmiah. Lebih jauh Chapman mengemukakan sejatinya sikap itu suatu hal yang sangat pribadi dan sensitif. Tak seorangpun dapat memaksakan perubahan sikap pribadi yang dimiliki seseorang.

Sikap dikenal ada yang positif dan ada yang disebut negative. Sudah dikemukakan terdahulu bahwa sikap itu dimaknai secara sederhana sebagai cara seseorang mengomunikasikan suasana batin (mood) kepada orang lain. Ketika seseorang merasa optimis dan meyakini sesuatu yang diharapkan akan berhasil dikatakan memancarkan sikap positif. Ketika hal ini dipancarkan kepada orang lain mereka akan menanggapinya dengan baik. Demikian juga sebaliknya jika seseorang itu memancarkan sikap pesimistik dan menduga hal-hal yang buruk akan terjadi itu sikap yang negatif.
Memusatkan perhatian atau fokus pada hal-hal yang positif ataupun negatif dapat diibaratkan menggunakan lensa binokuler. Seseorang dapat menggunakan kabar baik dan merasa lebih nyaman. Tetapi sebaliknya juga dapat membesar-besarkan berita buruk yang membuat diri merana. Ketika berfokus atau memusatkan perhatian pada hal-hal yang baik gunakanlah sisi pembesarnya dam ketika melihat hal yang buruk gunakan sisi yang lain untuk membuat elemen-elemen negative terlihat lebih kecil. Ketika seseorang mampu merubah citra untuk hanya menyoroti hal-hal yang positif berarti ia sudah berada pada jalur yang benar.

Sikap itu tidak bersifat statis, selalu dinamis penuh sensitivitas. Memang faktor-faktor negative bisa saja menyelinap dalam pikiran dan perasaan setiap saat ketika kewaspadaan menurun dan menjadi lemah. Ketika terjadi dan fokus pada hal-hal negatif ini artinya membuang-buang “waktu mental” yang berharga hanya untuk hal-hal yang mengundang nestapa bukan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang berharga. Namun perlu diingat juga optimistis yang berlebihan tidaklah baik. Karenanya sikap positif itu harus dilakukan dengan tulus bukan hanya sekedar akting untuk suatu pencitraan.
Tidak heran jika situasi baik-baik saja sikap positif akan menjadi semakin kuat dan mudah dipelihara. Tetapi sikap positif ini sering diuji oleh keadaan atau situasi yang tidak berkenan seperti apa yang diharapkan atau didambakan. Selalu saja ada hal atau orang yang menghadang langkah untuk menguji kemampuan menanggulangi situasi yang dihadapi. Tentu saja dalam situasi seperti ini pemenangnya adalah mereka yang mampu membalikkan keadaan (recovery) untuk pulih kembali dalam tempo yang sesingkat-singkatnya sehingga tidak kehilangan peluang yang bermanfaat. Sikap positif akan menempatkan diri seseorang pada kerangka berpikir yang baik guna memilih solusi yang lebih baik dalam mengatasi masalah. Wawasan yang positif mendorong keberanian menghadapi masalah dan mengambil Tindakan yang tepat sebelum masalah tersebut merebak kemana-mana menimbulkan masalah yang lebih besar.

Kemampuan melihat suatu situasi pada setiap orang sangat variatif., meski ada yang mengatakan ”lihat saja apa yang ada mau lihat” lalu bersikaplah dengan wajar. Juga teori ”Harapan sukses tinggi” (High expectancy Success) mengatakan semakin banyak mengharapkan dari suatu situasi yang terjadi, makin banyak sukses yang akan diraih dengan sendirinya.
Sikap memegang peran penting dalam kepribadian seseorang. Kepribadian sendiri sering diartikan sebagai bauran unik dari ciri-ciri fisik dan mental. Ketika membaurkan karakter-karakter fisik semisal mata indah yang bersinar, senyum manis yang menarik sosok tubuh yang semampai atau ideal dan sebagainya lalu mengombinasikannya dengan karakteristik mental seperti kebijaksanaan, toleransi, ketekunan, rajin dansebagainya kesemuanya memunculkan kepribadian seseorang. Sikap menjadi lebih penting dari karakteristik fisik dan mental dalam suatu kepribadian.

Sikap positif yang kuat dapat memperkuat ciri-ciri kepribadian. Sebaliknya sikap yang negative dapat menyamarkan karakteristik-karakteristik yang pada dasarnya menarik, bahkan menyirnakannya. Karenanya seseorang yang mempunyai sikap positif dapat mengubah kepribadian yang membosankan menjadi menarik. Sikap yang positif dapat membuat seseorang yang cantik atau tampan menjadi lebih cantik dan tampan. Bahkan sifat-sifat yang menarik pada seseorang yang selama ini tersembunyi atau tidak menonjol akan menarik orang memperhatikannya.
Terjerumus kedalam sikap negatif akan menghilangkan banyak energi dan menghambat diri sendiri seakan hidupnya tak berarti lagi. Pikiran terasa tersumbat dan buntu. Namun sikap yang positif akan memicu semangat. Kreativitas pun akan muncul karena membantu berpikir dengan bebas dengan energi yang seakan tak ada habis-habisnya. Karena itu seseorang yang selalu bersikap positif dikatakan memiliki ketangguhan (serendipitous) mampu bertahan dalam setiap keadaan yang menekan. Biasanya orang yang memiliki sikap positif dapat memandang sesuatu dengan riang, bahkan sedikit ”jail” sehingga membuat suasana meriah.

Dalam dunia kerja pun sikap ini sangat menentukan apakah seseorang bertahan lama dalam lingkungan kerjanya. Tidak dapat dipungkiri bagi banyak orang pekerjaan bukanlah sesuatu yang disukai. Rekan kerja yang bersikap positif membuat pekerjaan terasa lebih dapat dinikmati. Semangat kelompok dapat timbul dengan adanya anggota-anggota yang bersikap positif dan ini sangat dibutuhkan oleh para atasan dalam memimpin bawahannya. Bekerja ditengah-tengah orang yang bersikap positif waktu kerja yang biasanya terasa sangat panjang menjadi tidak terasi. Itulah beberapa keampuhan sikap positif.
Sikap positif merupakan kunci keberhasilan dalam setiap organisasi karena tidak ada hal lain yang lebih membantu dengan efektif selain sikap yang positif. Jaringan kerja akan meluas karena sikap positif akan seperti magnit menarik orang untuk bekerjasama dalam suasana yang akrab. Kendatipun seseorang telah memiliki sikap positif, tetap harus melakukan pembaharuan secara terus menerus. Hal ini mengingat begitu banyaknya terpaan yang menerjang sikap positif ini seperti kejutan lingkungan yang tak terduga, masalah citra pribadi lewat penampilan diri apah berat badan yang berlebih, model pakaian yang dikenakan serasa tidak sesuai atau serasi. Ada pula arus negative yang memberondong perasaan pribadi lewat media sosial yang mampir di benak dan banyak lagi.

Lalu bagaimana ketika mengalami terpaan arus negatif ini? Seringkali rasa humor menjadi penting dan sangat memengaruhi seseorang untuk bersikap positif. Rasa humor dapat menjadi solusi membalikkan keadaan yang mengecewakan menjadi yang menyenangkan. Makin banyak mengembangkan sikap humor dapat makin meningkatkan sikap positif. Sebagai contoh ada yang dinamakan ”Teknik Membalik Piring” yang sering diterapkan untuk meningkatkan sikap positif. Bila sikap negatif datang merasuk dengan segera membalik masalah dan mencari humor apapun yang ada dibalik masalah itu. Ambil contoh ketika mengendarai mobil dan pada satu titik harus memutar balik, ternyata kelewatan. Akibatnya harus menempuh jarak yang lebih jauh untuk memutar balik arah. Humor yang mungkin dapat menghibur adalah celetukan ”Ah…gak apa-apa, kebetulan bisa melihat pemandangan lain di depan…..” atau bahkan menertawakan diri sendiri atas kesalahan tidak memutar balik di putaran yang seharusnya.
Patut diakui menumbuhkan sikap positif itu perlu membiasakan diri setiap saat dan bukan sesuatu yang mustahil untuk tidak dapat ditumbuhkan dalam diri setiap orang. Karena itu”be positive” akan membuat jalan hidup yang ditempuh dari hari-kehari penuh dengan energi dan menyenangkan. (Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom)

Tinggalkan Balasan