MERINGKAS PESAN YANG BERBELIT

Terbaru57 Dilihat

Terkadang dalam suatu forum atau percakapan dengan seseorang, ada yang berbicara menyampaikan pendapat atau pemikirannya dengan menggunakan kalimat yang panjang. Juga tidak jarang menggunakan kalimat yang berbunga-bunga. Tentu saja terkesan berbelit-belit, maksud dan isi pesannya tidak mudah untuk dipahami. Dalam hal demikian tidak tertutup kemungkinan ketika merespon dan menanggapinya kurang tepat atau tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh orang yang menyampaikannya.

Bagaimana menyikapinya jika menghadapi hal demikian. Ada satu teknik yang dapat dan sering digunakan baik dalam percakapan atau pun membuat suatu tulisan. Ini merupakan suatu pengungkapan kembali dari penuturan yang disampaikan menggunakan kalimat baru tanpa mengubah artinya. Dengan kata lain informasi atau ide disajikan kembali dalam tuturan menggunakan kalimat sendiri yang berbeda, tetapi makna aslinya tetap dipertahankan. Teknik ini disebut paraphrasing serapan dari bahasa Latin ”paraphrasis” (Paraphse) artinya cara ekspresi tambahan. Paraphrase ini sangat berguna untuk membuat tulisan seseorang bebas dari pelanggaran hak cipta ataupun dari plagiarisme.

Sering dilakukan untuk mengungkap kembali informasi yang dibaca atau menanyakan dan menegaskan kembali apa yang disampaikan lawan bicara agar arti atau maknanya menjadi lebih jelas. Ini ditujukan agar isi pesan, pendapat ataupun gagasan yang disampaikan lebih mudah dimengerti. Melakukan parafrase mampu membantu menyebarluaskan kembali informasi sumber dengan bahasa yang mudah agar dapat dimengerti oleh banyak orang. Namun Parafrase bukan sekadar mengulang atau mengulang-ulang apa yang telah dikatakan lawan bicara. Melainkan menangkap inti dari apa yang dikatakan. Ketika telah menangkap apa yang dikatakan, sering kali respon yang akan diberikan oleh lawan bicara adalah mengiyakan atau menyetujui isi pesan dalam parafrase yang disampaikan. Jika pernyataan pembicara panjang, cobalah untuk meringkasnya dalam parafrase. Salah satu hal yang disarankan adalah merubah kalimat asli yang berbentuk aktif menjadi pasif.

Semisal membuat paraphare dalam suatu tulian yang berbunyi: ”Jerapah menyukai daun Akasia dan jerami dan mereka dapat mengonsumsi 75 pon makanan sehari. Parafrase: ” Karena sukanya, lebih dari 37.5 Kg daun akasia dan jerami dapat dilahap Jerapah sehari” atau ”Jerapah sangat suka daun akasia dan jerami, 37.5 Kg dilahapnya dalam sehari. Contoh lain dalam suatu perckapan ada pernyataan sebagai berikut: ”Perusahaan saya sekarang ini sedang sulit mendapatkan uang untuk membiayai para karyawan”. Mungkin kalimat ini dapat dijadikan parafrase :” Jadi tantangan perusahaan banyak dan berdampak pada karyawan ya pak”. Tentu hal ini akan disetujui dan akan terlihat dalam bahasa tubuhnya seperti mengangguk sambil mengiyakan.

Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam membuat paraphase antara lain:
Pertama: dalami materi dengan baik, agar tidak terjadi plagiarisme
Kedua: sebaiknya kalimat aktif dirubah menjadi pasif
Ketiga: gunakan pesamaan makna dalam konteks yang tepat
Keempat: hidari menyalin kalimat secara langsung jika tidak benar-benar perlu agar tidak terjadi duplikasi
Kelima: Hindari fokus pada kata-kata melainkan pada gagasannya
Keenam: Perhatikan dengan seksama kalimat yang susah dipahami, kemudian gabungkan kata-kata kunci menjadi satu kalimat yang mudah dipahami dan tulis berdasarkan pemahaman yang didapat. Jangan lupa untuk tetap menjaga keaslian sumber tulisan atau percakapan dengan memberi penghargaan atau apresiasi kepada lawan bicara atau penulis yang dikutip tulisannya.(Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom)

Tinggalkan Balasan