Pernah mendengar atau bahkan menyicipi menu “Batu Isi Udang Roa”. ”Kertas Rasa Opor Ayam”, Cincin Rasa Kue Gemblong”? Itu menu-menu makanan yang unik memang. Menu-menu unik itu merupakan hasil seni menyiapkan hidangan yang lezat yang disebut Gastronomi Molekuler.
Menu-menu unik itu diartikan sebagai makanan atau hidangan yang disajikan atau ditawarkan dengan cara yang berbeda, kreatif, dan menarik, baik dalam hal penyajian, rasa, atau kombinasi bahan-bahan yang digunakan. Inilah yang didalami gastronomi molekuler sebagai ilmu dan seni menyiapkan makanan secara ilmiah, mulai dari tehnik memasak, kandungan zat gizi hingga cita rasa agar dapat menciptakan hidangan yang lebih menarik , sehat dan inovatif.
Lalu apa bedanya dengan kuliner? Meski sama-sama terkait dengan makanan, referensi menunjukkan gastronomi molekuler berbeda pengertiannya dengan kuliner. Kuliner lebih berfokus pada masakan dan produk makanan. Kuliner mencakup pembuatan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman kepada pelanggan atau pembeli. Suatu bidang yang cukup luas dan menarik tentang segala hal yang berkaitan dengan makanan dan minuman, mulai dari persiapan, memasak, hingga penyajian, serta mencakup aspek seni, ilmu pengetahuan dan budaya serta sosial juga.
Asal kata kuliner diambil dari bahasa Latin ”culinary” atau “culina” yang berarti dapur, tempat memasak makanan. Sejarah mencatat kuliner adalah cerminan dari perubahan sosial, budaya, dan teknologi dalam masyarakat manusia. Dalam perjalanan panjang kuliber, mulai dari zaman kuno hingga masa moderen, terjadi transformasi, inovasi, dan pengaruh yang membentuk cara manusia makan sampai zaman sekarang ini. Dunia kuliner juga terus berkembang. Tren baru bermunculan dalam cara memasak yang inovatif, dan era globalisasi yang diserapi dengan berbagai masakan dari seluruh belahan dunia. Kini kuliner seringkali menjadi sarana berkumpul, berbagi cerita, dan mempererat hunungan antar individu dan Masyarakat. Karena memang makanan dikatakan sebagai bahasa universal yang bisa menyatukan berbagai suku dan bangsa.
Menurut beberapa litaratur Gastronomi Molekuler adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan dan budaya. Disamping itu juga mempelajari seni menyiapkan dan menyajikan makanan, gaya memasak daerah-daerah tertentudan budayanya, serta cara makan yang baik. Kata Gastronomi berasal dari bahasa Yunani kuno gastros yang berati ”perut” dan nomos yang berarti ”pengetahuan” atau ilmu. Banyak catatan menjelaskan ini merupakan teknik memasak yang menggabungkan antara memasak dengan menggunakan ilmu fisika juga kimia. Gastronomi itu lebih menekankan pada aktivitas menikmati kuliner, serta mempelajari sejarah dan budaya setiap makanan.
Bagaimana asal mula munculnya Gastronomi Molekuler ini? Adalah Nicholas Kurti, seorang fisikawan dari Hungaria, pada tahun 1960an mulai melakukan eksperimen memasak dengan pendekatan ilmiah. Kemudian pada tahun 1969an Kurti mempresentasikan hasil eksperimannya yang diberi judul ”The physicist in the Kitchen” yang direkam oleh BBC pada tahun 1992. Kemudian muncul Herve This, seorang fisikawan kimia dari French INRA, ikut bergabung dalam mengembangkan ilmu ini dan bersama-sama dengan Elizabeth Thomas dan Harold Mcgee, mengadakan simposium pertama mengenai Gastronomi Molekuler yang dinamai ”Physical and Molecular Gastronomy” di Erice, Italia.
Tentang makanan tentu setiap orang punya selera dan pengalaman masing-masing. Karena dalam setiap suapan, di dalamnya terkandung cerita dan kenangan yang melekat erat dalam ingatan. Karenanya penting untuk menghargai setiap momen makan sebagai satu kesempatan untuk menikmati hidangan dengan sepenuh hati dan penuh dengan rasa syukur jepada Sang Pemberi hidup. (Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom)