Kata Rene Descartes, filsuf Perancis dalam bahasa Latin “Cogito Ergo Sum” yang intinya pernyataan bahwa keberadaan seseorang adalah bukti dari kemampuannya untuk berpikir.
Referensi mencatat berpikir itu satu proses mental dalam menggunakan akal budi. Untuk apa berpikir? Pastinya untuk mempertimbangkan, memahami, menganalisis, memecahkan masalah, serta mengambil keputusan.
Tentu saja dalam kehidupan keseharian seseorang diharapkan selalu berpikir sehat. Berpikir sehat berarti menggunakan daya pikir dengan hati yang bersih tanpa disertai iri dan dengki.
Dengan kata lain berpikir positif yaitu berpikir dengan ciri-cirinya antara lain ada kesadaran diri, rasa ingin tahu, keterbukaan, logika, dan kreativitas .
Setidaknya ada beberapa jenis atau tipe pemikir.yang berbeda dengan gayanya sendiri-sendiri. Ada pemikir sintesisis, idealis, pragmatis, analis, dan realis.
Para pemikir sintetis penuh kreativitas dan keingintahuan. Selalu suka mengulik ide, pandangan, dan kemungkinan yang berbeda dari berbagai sudut pandang.
Sang idealis selalu menetapkan dan bekerja untuk mencapai tujuan besar. “Think big” itu hal yang selalu dinginkannya. Memasang standar tinggi dan mengharapkan orang lain melakukan hal yang sama.
Lain halnya dengan seorang Pragmatis. Pendekatannya logis dalam memecahkan masalah. Berfokus pada hasil langsung, bukan pada efek jangka panjang.
Seorang Analis lebih tertarik pada fakta dan titik data. SOPnya jelas untuk melakukan semua hal.
Sedangkan para realis adalah pemecah masalah yang handal. Masalah dihadapi secara langsung dan merasa tertantang oleh hal sehari-hari yang bersifat tanda tanya bahkan misterius. Filosofi bertanya dan mempertanyakan diterapkan senantiasa.
Dalam kenyataan hidup jika hanya berpikir saja tentu tidaklah cukup. Satunya pikiran, perkataan dan perbuatan harus diwujudnyatakan. “Servio Ergo Sum” adalah “aku melayani maka aku ada”. Itu perlu melengkapi dan lekat mendampingi “Cogito Ergo Sum ” Jadi –aku berpikir maka aku ada, dan aku bertindak untuk melayani harus menjadi cita – cita yang senantiasa diwujudnyatakan pada sesama.(Abraham Raubun. B.Sc, S.Ikom)