Gaung lomba masak anak-anak yang semula khusus ditujukan bagi anak-anak di Taman Bacaan Alquran (TPA) kini sudah merebak ke seantero lapisan masyarakat dusun Cikeusik Desa Mancagar kecamatan Lebakwangi Kabupaten Kuningan.
Ide kegiatan yang dicetuskan oleh sekelompok alumni Akademi Gizi tahun 1971 dan 1972 ini muncul didorong oleh beberapa hal. Pertama dalam rangka ikut memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 juli 2025. Juga ikut serta mewujudkan Visi persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) yang ikut serta mendukung pemerintah mewujudkan generasi emas tahun 2045. Di tingkat daerah khususnya Provinsi Jawa Barat juga mendukung kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menghimbau anak-anak sekolah untuk membawa bekal Sehat dan Bergizi ke sekolah dari rumah masing-masing.
Kegiatan ini dirancang bersama beberapa tokoh Masyarakat, Tokoh agama dan Pemerintah Desa Mancagar serta didukung oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persagi Kabupaten Kuningan bersama tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas (TPG) Lebakwangi. Kegiatan yang semula dirancang khusus untuk anak-anak Taman Pendidikan Alquran (TPA) di Dusun Cikeusik, kemudian disepakati bersama untuk diperluas mencakup semua anak usia kelas 5 Sekolah Dasar (SD) dan SMP yang ada di Dusun Cikeusik.
Tanggal 26 dan 27 Juli 2025 mendatang ditetapkan sebagai tanggal pelaksanaan lomba masak anak-anak khususnya menyiapkan menu bekal anak-anak ke sekolah sebagaimana dianjurkan oleh Gubernur Jawa Barat “Bapa Aing” Kang Dedi Mulyadi. Ide ini kemudian disambut baik oleh pemerintah desa setempat dan beberapa tokoh Masyarakat serta tokoh agama di Dusun Cikeusik.
Mengapa alumni Akademisi Gizi tahun 71-72 ikut mendorong ide anak-anak membawa bekal makanan sehat bergizi ke sekolah? Ini didasarkan pada beberapa alasan. Pertama makanan yang disiapkan di rumah lebih terjamin kebersihan dan keamanannya. Kedua makanan yang disiapkan oleh Ibu di rumah tentu dimasak dengan penuh cinta kasih terhadap anak-anak. Ibu akan menyiapkan makanan terbaik untuk anaknya dengan harapan anak-anak sehat dan cerdas serta bersemangat belajar di sekolah. Tak dapat disangkal banyak orang-orang sampai dewasa tetap merindukan masakan sang bundanya yang selalu disiapkan di rumah karena terjadi “Bounding” keterikatan batin antara ibu dan anak.
Selain itu dari sisi ekonomi akan mengurangi jajan anak di sekolah. Menghindari makanan-makanan jajanan yang diolah dengan cara yang kurang higienis serta menggunakan bahan-bahan tinggi lemak gula dan garam maupun pengawet dan pewarna. Uang yang biasa dibekalkan dapat diarahkan untuk hal lain yang lebih bermanfaat seperti ditabungkan. Hal ini mendidik anak-anak untuk memiliki Pola makan yang sehat dan bergizi serta kebiasaan berhemat.
Kegiatan ini pun diharapkan dapat menggerakkan kepedulian Pemerintah Desa dalam menerapkan kewenangan yang diberikan lewat regulasi undang-undang tentang desa yang mengatur dan mengurus kewenangan lokal berskala desa di mana kesehatan masyarakat menjadi salah satu kewenangan Pemerintah Desa.
Lewat kegiatan lomba masak ini juga diharapkan menjadi pemicu untuk melakukan hal-hal serupa guna mendorong dan menciptakan pola Makan sehat dan bergizi bagi anak-anak sekaligus menggerakkan orang tua untuk lebih memperhatikan pola makan anak yang baik dan menghindari jenis makanan kekinian yang dikenal dengan makanan ultra proses (Ulta Prosessed FoodUPF). Namun juga disadari bahwa upaya ini bukanlah hal yang mudah karena banyak aspek yang terkait di dalamnya termasuk selera, dunia bisnis kuliner yang semakin marak berkembang bahkan budaya dan adat istiadat serta kebiasaan makan di dalam keluarga. Hal ini memerlukan perhatian dan keseriusan yang seksama.
Juga diharapkan impian ini menjadi sesuatu yang membentik berbagai pihak yang peduli terhadap kualitas generasi penerus di masa datang, untuk mengembangkan kegiatan serupa pada tingkat yang lebih tinggi sekaligus himbauan kepada Persagi untuk dapat mengambil langkah-langkah pada tingkat nasional maupun daerah. Banyak momentum hari-hari besar nasional yang dapat dimanfaatkan semisal Hari Ibu pada tanggal 22 Desember, Hari Kesehatan Nasional pada tanggal 12 Desember maupun Hari Gizi Nasional pada tanggal 25 Januari. Persatuan Ahli Gizi di setiap tingkatan dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah maupun dunia usaha dan dunia industri sertta pihak-pihak lain yang peduli dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai generasi emas yang akan mengisi Indonesia Emas di tahun 2045 ke depan.
Mens sana in corpore sano dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat kesemuanya dapat didukung dengan Svastaharena Perbaikan Kesehatan melalui makanan. (Abraham Raubun. B.Sc, S.Ikom)