Tetap Bersyukur di Masa Isolasi Mandiri

Sumber gambar : Ayojakarta.com

Setelah saya mengikuti test Swab Antigen pada 15 Januari 2021 yang lalu yang menyimpulkan bahwa saya positif Covid-19, maka dokter segera membuat surat rekomendasi kepada tim surveilant puskesmas dekat tempat tinggal saya untuk melakukan test Swab PCR (Polymerase Chain Reaction) terhadap saya. Test Swab PCR ini untuk lebih memastikan tingkat akurasi kebenaran dari test Swab antigen sebelumnya.

Sesuai jadwal yang ditentukan, maka pada hari senin 18 Januari 2021 saya mengikuti test Swab PCR. Selanjutnya, hasil pemeriksaan test PCR diketahui 2 hari kemudian, yaitu pada hari Rabu, 20 Januari 2021. Hasil test kali ini tidak berbeda dengan hasil test sebelumnya, dan saya dinyatakan positif telah terpapar Covid-19.

Sejak dinyatakan positif Covid-19 pada 20 Januari 2021, maka mulai saat itu saya diharuskan melakukan isolasi mandiri. Sebenarnya saya ditawarkan antara  2 pilihan, yaitu dirujuk ke rumah sakit atau isolasi mandiri di rumah. Isolasi mandiri saya pilih, karena saya merasa gejala yang ada sifatnya ringan atau maksimal sedang.

Sebenarnya pada hari pertama mengetahui bahwa saya positif Covid-19 dan harus isolasi mandiri, pikiran saya sedikit terganggu dengan bayang-bayang buruk akibat saya harus isolasi mandiri. Kondisi fisik yang tadinya mulai pulih, sedikit melemah kembali akibat terbawa pikiran. Beruntunglah saya memiliki istri yang selalu memberi motivasi , dan juga rekan-rekan kerja yang senantiasa menyemangati.

Selama masa isolasi, saya masih merasakan kondisi kesehatan belum benar-benar pulih. Seluruh gejala penyerta dari Covid-19 sudah tidak saya rasakan, kecuali satu hal saja. Saya masih merasa cepat lelah ketika melakukan suatu aktifitas, padahal selera makan saya sudah normal. Di samping itu, saya juga merasa sedikit jenuh karena gerak saya terbatas, bahkan hanya seputar kamar tidur dan kamar mandi saja.

Namun beberapa hari setelahnya, saya menyadari bahwa saya harus tetap bersyukur kepada Allah SWT. Banyak hal yang patut saya syukuri selama isolasi mandiri ini. Di antaranya adalah :

  1. Gejala Covid-19 yang saya rasakan termasuk ringan, sehingga saya masih dapat melakukan sebagian aktifitas saya. Aktifitas utama saya adalah mengajar dan menulis. Mengajar dapat saya lakukan dari rumah secara daring melalui berbagai plat form aplikasi pembelajaran, seperti : Zoom Cloud Meeting, WhatApps, YouTube, dan aplikasi e-learning sekolah. Sedangkan aktifitas menulis tetap dapat saya lakukan, yaitu dengan cara menulis artikel ringan seputar pengalaman sehari-hari yang saya alami untuk kemudian saya posting di website https://terbitkanbukugratis.id/ dan juga di website https://www.kompasiana.com/.
  2. Pasokan logistik yang cukup. Alhamdulillah ketersedian logistik selama masa isolasi mandiri termasuk cukup, hal ini disebabkan oleh banyaknya bantuan yang datang, baik dari sanak saudara, para sahabat, ketua RT, maupun dari tempat bekerja. Setiap hari, selalu ada saja yang datang mengantarkan sarapan pagi untuk saya sekeluarga, bahkan ada yang mengantarkan sayur mayur dan bahan makanan pokok untuk kebutuhan kami sekeluarga.

Selain itu, selama masa isolasi mandiri, saya juga masih dapat mengirimkan buku-buku karya saya ke beberapa pemesan. Tentunya yang mengirimkan ke kurir bukan saya langsung, tetapi saya meminta bantuan keponakan saya untuk mengirimkannya ke kurir. Alamat pengiriman buku selama masa isolasi ini adalah sekitar Jakarta, Depok, Bekasi, dan Karawang. Perlu diketahui, saya baru menerbitkan 3 judul buku, yaitu : “Mencerdaskan Putra Bangsa di Tengah Badai Pandemi”, “Mengejar Bayang-Bayang Sejati”, dan Membumikan Nilai-Nilai Dasar Islam”.

Ada satu hal yang menjadi catatan saya terkait pengalaman menjadi seorang yang pernah terpapar Covid-19. Bahwa di antara sekian banyak usaha pencegahan penularan Covid-19 seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, ternyata yang tidak kalah penting adalah meningkatkan antibodi tubuh. Untuk meningkatkan antibodi tubuh dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, tidur yang cukup, berolah raga teratur, dan senantiasa memiliki sugesti positif. Saya termasuk orang yang disiplin dalam melakukan protokol kesehatan seperti 3 M, namun kurang disiplin dalam hal makan dan istirahat. Akibatnya, ketika kurang istirahat dan asupan nutrisi kurang mencukupi, maka yang terjadi adalah imunitas tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit.

Akhirnya, semua yang telah terjadi harus tetap disyukuri sebagai bentuk karunia dari Allah SWT. Untuk kemudian semuanya dikembalikan kepada Allah SWT, karena pada hakikatnya semua adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita berharap kepada Allah SWT, semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir, dan aktifitas dapat berjalan kembali normal seperti biasanya. Aamiin Ya Robbal ‘alamiin. ***

 

Tinggalkan Balasan